Laman

Entri Populer

Selasa, Desember 28, 2010

wujudkan cinta dengan nasehat

Sebuah Niat baik jika tidak
dibarengi dengan cara yang baik,
seringkali malah memberikan hasil
terbalik. Tidak Ada Manusia
Sempurna, selalu ada kelemahan
dan kekurangannya. Setiap manusia mesti mempunyai
kesalahan dan sebaik-baik
mereka adalah yang bertaubat
kepada Allah, menyadari akan
kesalahannya, lalu menyesal dan
bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.” (QS. Al-Ma’ idah : 2) Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam
kerugian kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi
kesabaran. (QS. Al ‘ Ashr ) “Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran,
maka hendaklah ia merubahnya
dengan tangannya, jika tidak
bisa maka dengan lisannya, dan
jika tidak bisa juga maka dengan
hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.” (HR.Muslim) “Agama adalah nasehat.” Ditanyakan kepada beliau,
“Kepada siapa ya Rasulullah?” beliau jawab, “Kepada Allah, kitabNya, RasulNya, pemimpin
kaum muslimin dan kaum muslimin
lainnya.” (HR.Muslim) “addiinu nashihat” - agama adalah nasehat. Nasehat adalah suatu realisasi cinta
sesama muslim, membimbingnya
kepada kebaikan, menunjukinya
kepada kebenaran,
mengingatkannya bila lupa dan
menjadikannya seorang saudara. Nasehat adalah memberitahu
sesama muslim secara bijak
antara yang menasehati dan
yang di nasehati. Dan nasehat
adalah tidak mencari
kesalahannya, apabila ia salah di tutupi aibnya. Itulah nasehat
yang akan mempererat tali
ukhwah dan memperkokoh
bangunan iman. Rasulullah bersabda:” Seorang mukmin bagi mukmin lainnya
adalah bagaikan sebuah
bangunan yang saling
menguatkan antara satu dengan
lainnya”(HR. Bukhari dan Muslim) Bagaimana cara menasehati
sesama Muslim? 1. Lakukan dengan lembut “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu…” (QS.Ali Imran : 159) Jika memberi nasehat kepada
orang sesama muslim maka
pedomannya adalah dengan
perkataan yang lembut .
Memperhati kan betul-betul yang
kita keluarkan dari lisan. Berusaha mengetahui situasi dan
kondisi. Tanpa harus
mengundurkan dalam
memberikan nasehat. Jangan
sampai isi nasehat yang kita
berikan benar tetapi karena tidak tepat dalam cara
menyampaikan. Bisa jadi bukan
kesadaran diri yang didapat
tetapi sebuah penolakan. 2. Jangan
mempermalukannya Andai masih ada waktu. Apabila
engkau menasehatinya secara
rahasia dengan empat mata
maka akan sangat membekas
pada dirinya, dan dia tahu bahwa
engkau pemberi nasehat, tetapi apabila engkau bicarakan dia
dihadapan orang banyak maka
besar kemungkinan bangkit
kesombongannya . Kemudian menyebabkan ia
berbuat dosa dengan tidak
menerima nasehat, dan mungkin
pula ia menyangka bahwa
engkau hanya ingin balas dendam
dan mendeskreditkan untuk menjatuhkan kedudukannya di
mata sekitarnya. Sehingga ia
enggan menerima isi nasehat
tersebut, tetapi apabila
dilakukan secara rahasia antara
kamu dan dia. Maka nasehatmu itu amat berarti bagi dia, dan dia
akan menerimanya darimu.
InsyaAllah 3. Kapan nasehat harus
keras dan kapan jangan
ditunda? Dalam sebuah hadist shahih
Muslim. Dari Jabir bahwasanya ia
berkata, ”Sulaik al Ghathafani datang (ke masjid) hari Jum”ah dan Rasulullah SAW sedang duduk
di atas mimbar, maka Sulaik
langsung duduk tanpa shalat
terlebih dahulu, maka Rasulullah
SAW bertanya kepadanya,
”Apakah engaku telah melaksanakan sholat dua
rakaat?” Ia berkata, ”Belum” Maka beliau SAW memerintahkan
kepadanya, ”Bangunlah dan shalatlah dua rakaat”.” Yang demikian ini bukanlah
sedang mempermalukan atau
menyiarkan kesalahan orang
tersebut, karena saat itu adalah
waktu yang tepat untuk
menasehatinya, apabila dibiarkan maka akan terlewatkan. Kita harus tahu apakah ini harus
saat ini atau bisa ditunda. Kalau
saudara kita akan terjerumus
dalam kesesatan yang nyata,
maka rasanya tidak perlu
menunggu untuk memberikan peringatan/nasehat. Atau ketika saudara kita ini
punya tipikal memang harus
dikerasi. Maka jika jalan lembut
mental, maka sikap keras adalah
lebih baik. Gunakan selalu
pertimbangan prioritas dan situasi terkini. 4. STOP! Mencari kesalahan
dan hindari berprasangka
buruk ” Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka.
sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa.
janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain. janganlah
kamu menggunjing sebagian yang lain. sukakah kamu memakan
daging saudaranya yang sudah
mati?Tentu kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah
kepada ALLAH. Sesungguhnya
ALLAH Maha Penerima taubah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Hujurat : 2) Dalam ayat ini terkandung
perintah untuk menjauhi
kebanyakan prasangka, karena
sebagian tindakan prasangka
ada yang merupakan dosa. Dalam
ayat ini juga ada larangan untuk berbuat tajassus ( mencari
kesalahan atau kejelekan orang
lain) yang biasanya adalah efek
dari prasangka buruk. So hindari
sifat perilaku diatas. Bagi yang dinasehati… Berpikir positiflah kepada usaha
kebaikan dari saudara anda.
Jangan kau keraskan hatimu,
karena akan mementahkan
suara-suara kebaikan itu.
Berbuat kesalahan adalah manusiawi, dan yang paling baik
adalah manusia berdosa yang
bersegera menuju ampunan Allah
SWT. Ungkapkan rasa terimakasih. Jika
anda merasa sudah benar,
diskusikan dengan baik, saling
menghormati dan menghargai.
Jangan-jangan yang kita sangka
ini sudah benar ternyata belum. Begitupun sebaliknya. Ya Allah dekatkanlah hamba ini
dengan orang-orang yang
senang memberikan nasehat..

Tidak ada komentar: