Laman

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label akhirat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label akhirat. Tampilkan semua postingan

Rabu, Mei 18, 2011

RENUNGAN KEMATIAN

Adakah orang yang mendebat kematian dan sakaratul maut? Adakah orang yang mendebat kubur dan azabnya? Adakah orang yang mampu menunda kematiannya dari waktu yang telah ditentukan? Mengapa manusia takabur padahal kelak akan dimakan ulat? Mengapa manusia melampaui batas padahal di dalam tanah kelak akan terbujur? Mengapa berandai- andai, padahal kita mengetahui kematian akan datang secara tiba-tiba? “Sesungguhnya kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi. Allah Subhanahu wata’ ala berfirman, artinya, “Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS: Qaaf: 19) Adalah salah bila seseorang yang
mengira bahwa kematian itu
hanya ke-fana-an semata dan
ketidak-adaan secara total yang
tidak ada kehidupan,
perhitungan, hari dikumpulkan, kebangkitan, surga atau neraka
padanya!! Sebab andaikata
demikian, tentulah tidak ada
hikmah dari penciptaan dan
wujud kita. Tentulah manusia
semua sama saja setelah kematian dan dapat beristirahat
lega; mukmin dan kafir sama,
pembunuh dan terbunuh sama, si
penzhalim dan yang terzhalimi
sama, pelaku keta’ atan dan maksiat sama, penzina dan si
rajin shalat sama, pelaku
perbuatan keji dan ahli takwa
sama. Pandangan tersebut hanyalah
bersumber dari pemahaman
kaum atheis yang mereka itu
lebih buruk dari binatang sekali
pun. Yang mengatakan seperti ini
hanyalah orang yang telah tidak punya rasa malu dan menggelari
dirinya sebagai orang yang
bodoh dan ‘ gila.’ (Baca: QS: At- Taghabun:7, QS: Yaasiin: 78-79) Kematian adalah terputusnya
hubungan ruh dengan badan,
kemudian ruh berpindah dari
satu tempat ke tempat yang
lain, dan seluruh lembaran amal
ditutup, pintu taubat dan pemberian tempo pun terputus. Nabi shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya Alloh menerima taubat seorang hamba selama
belum sekarat.” (HR: At-Turmu- dzi dan Ibn Majah, dishahihkan Al-
Hakim dan Ibn Hibban) Kematian Merupakan
Musibah Paling Besar!! Kematian merupakan musibah
paling besar, karena itu Alloh
Subhanahu Wa Ta’ ala menamakannya dengan ‘ musibah maut’ (QS: Al-Maidah:106). Bila seorang hamba ahli keta’ atan didatangi maut, ia menyesal
mengapa tidak menambah amalan
shalihnya, sedangkan bila
seorang hamba ahli maksiat
didatangi maut, ia menyesali atas
perbuatan melampaui batas yang dilakukannya dan berkeinginan
dapat dikembalikan ke dunia lagi,
sehingga dapat bertaubat
kepada Alloh Subhanahu Wa
Ta’ ala dan memulai amal shalih. Namun! Itu semua adalah mustahil
dan tidak akan terjadi!! (Baca: QS:
Fushshilat: 24, QS: Al-Mu’ minun: 99-100) Ingatlah Penghancur Segala
Kenikmatan!! Nabi shallallahu ‘ alaihi wasallam menganjurkan agar banyak
mengingat kematian. Beliau
bersabda, yang artinya:
“Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (maut)
” (HR: At-Tirmidzi, hasan menurutnya). Imam Al-Qurthubi
rahimahulloh berkata, “Para ulama kita mengatakan, ucapan
beliau, “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan”, merupakan ucapan ringkas tapi
padat, menghimpun makna
peringatan dan amat mendalam
penyampaian wejangannya.
Sebab, orang yang benar-benar
mengingat kematian, pasti akan mengurangi kenikmatan yang
dirasakannya saat itu,
mencegahnya untuk bercita-cita
mendapatkannya di masa yang
akan datang serta membuatnya
menghindar dari mengangankannya, sekalipun hal
itu masih memungkinkannya. Namun jiwa yang beku dan hati
yang lalai selalu memerlukan
wejangan yang lebih lama dari
para penyuluh dan untaian kata-
kata yang meluluhkan sebab bila
tidak, sebenarnya ucapan beliau tersebut dan firman Alloh
Subhanahu Wa Ta’ ala dalam surat Ali ‘ Imran ayat 185, (artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”) sudah cukup bagi pendengar dan
pemerhati-nya.!!” Siapa Orang Yang Paling
Cerdik? Ibnu Umar radhiyallahu ‘ anhuma pernah berkata, “Aku pernah menghadap Rasululloh shallallahu
‘ alaihi wasallam sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu
salah seorang dari kaum Anshor
berdiri seraya berkata, “Wahai Nabi Alloh, siapakah manusia yang
paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak
mengingat kematian dan paling
siap menghadapinya. Mereka
itulah manusia-manusia cerdas;
mereka pergi (mati) dengan
harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR: Ath-Thabrani, dishahihkan al-Mundziri) Faedah Mengingat Kematian Di antara faedah mengingat
kematian adalah: Mendorong diri untuk bersiap-siap menghadapi kematian sebelum datangnya. Memperpendek angan-angan untuk berlama-lama tinggal di dunia yang fana ini, karena panjang angan-angan merupakan sebab paling besar lahirnya kelalaian. Menjauhkan diri dari cinta dunia dan rela dengan yang sedikit. Menyugesti keinginan pada akhirat dan mengajak untuk berbuat ta’ at. Meringankan seorang hamba dalam menghadapi cobaan dunia. Mencegah kerakusan dan ketamak-an terhadap kenikmatan duniawi. Mendorong untuk bertaubat dan mengevaluasi kesalahan masa lalu. Melunakkan hati, membuat mata menangis, memotivasi keinginan mempelajari agama dan mengusir keinginan hawa nafsu. Mengajak bersikap rendah hati (tawadhu’) , tidak sombong, dan berlaku zhalim. Mendorong sikap toleransi, me-ma’ afkan teman dan menerima alasan orang lain.