Laman

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label menghapal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label menghapal. Tampilkan semua postingan

Minggu, Juni 26, 2011

pahami jangan hanya banyak menghafal seperti burung beo


Al A'raf : 179 Dan sesungguhnya Kami
jadikan untuk isi neraka
Jahannam kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka
mempunyaihati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyaimata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyaitelinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu bagaikan binatang ternak,
bahkan merekalebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yanglalai. Bismillaah, adakah yang tidak
tahu seperti apakah burung
beo itu? saya kira semuanya
hampir pernah tahu dan
bahkan melihat wujud dari
burung beo. Namun, alangkah lebih baiknya jikalau saya coba
memberikan pengulangan agar
kita memiliki kesamaan
persepsi. Merujuk kepada
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi III, kata "beo" dijelaskan sebagai berikut : beo /béo/ n burung berbulu
hitam berkilau yg dapat dilatih
menirukan bunyi (kata-kata,
nyanyian, dsb); Graculla
religiosa; mem·beo v berbuat seperti
burung beo dengan meniru
saja perkataan (ucapan) orang
lain (tanpa memahami
maksudnya); pem·beo n orang yang suka
membeo atau mengikuti
(menirukan) perkataan orang
lain Bagaimana? Sekarang kita,
Insya Allaah telah memiliki
pengetahuan yang sama
tentang burung beo. Lantas
apa yang sebenarnya ingin
dibahas berkaitan dengan ayat di muka tulisan ini? Sahabat pembaca sekalian,
banyak kini kita lihat bahwa
umat lebih mirip dan bersikap
layaknya burung beo. Mereka
banyak menghafal, baik ayat-
ayat Al-Qur'an, Hadist, dan berbagai fatwa para ulama.
Apakah itu salah? Tentu saja
tidak salah, malah banyak pula
sunnah yang menganjurkan
kita sebagai umat Muhammad
untuk menghafal, khususnya menghafal Al-Qur'an. Hanya
saja, apakah menghafal itu
lebih utama dibandingkan
dengan memahami? Haruskah
menghafal dulu barulah kita
memahami? Kalau saya bicara hafalan,
saya jadi ingat masa sekolah
dulu, waktu itu kebanyakan
dari kami berusaha menghafal
materi pelajaran, sebab
dengan begitu biasanya pas ujian bisa ingat. Dan, terus
terang hanya hafal demi
mencapai kepuasaan nilai
bagus, ngerti mah kagak,
istilahnya. Apakah kita mau
seperti itu? Bukankah kita ini makhluk yang berakal?
Janganlah kita ibarat burung
beo yang begitu fasih dalam
meniru dan mudah dalam
menghafal, namun begitu, ia
sendiri tidak paham apa sebenarnya yang tengah ia
ucapkan. Apakah itu yang
dimaksud denganulul albab? Sebenarnya, saya ingin
mengajak kita semua untuk
jangan takut ketinggalan
dalam hal menghafal apa saja
yang ada dalam agama kita ini;
Islam yang kita cintai sampai mati. Sebab, agama ini mudah,
tidak sulit, dan sempurna,
semua bisa menghafalnya,
namun belum tentu bisa
memahaminya. Maka, mulailah
belajar memahami, sebagaimana muallaf yang
mana mereka itu belajar
perlahan sambil memahami
agar hati mereka benar-benar
paham dan teguh. Begitulah
kita dalam belajar agama ini, dan alangkah indahnya jika
generasi muda Islam sejak di
PAUD misalnya, diberikan tidak
hanya "menghafal" tapi juga
diupayakan agar mereka
paham, setelah paham langsung dilaksanakan. Bagi
yang tidak paham namun hafal,
terlihat jelas kok, biasanya
hanya membeo tapi tidak
mengamalkannya! Jadi,
belajarlah dengan usaha agar kita paham, yang dengan
kepahaman tersebut kita
amalkan, dan dalam proses
pengamalan itu secara tidak
langsung kita sedang
menghafalnya kok. Janganlah kita yang memiliki
akal ini, sebagaimana bahasa
Al-Qur'an, bagai binatang
ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Sebab kita lalai dalam
memahami dan mengamalkan apa yang kita pahami! Semoga
Allah menjauhkan kita dari hal
demikian-amiin. saudaraku seaqidah, kita
harus benar-benar
menggunakan anugerah yang
hanya diberikan kepada kita
saja, tidak terdapat pada flora
dan fauna, atau jin dan malaikat. Hanya kita yang
diberikan kelebihan tersebut.
Dan dalam hal ini, Ia Maha
Berkehendak, tapi kita pun
diberikan keleluasaan untuk
berkehendak. Sebagaimana sering kita dengar, hidup
adalah pilihan. Kalau boleh saya
tambahkan, hidup adalah
pilihan yang Allah telah
memberikan berbagai pilihan
dengan kejelasan "untung- rugi"-nya. Akan tetapi, di sini,
sebagaimana kita ketahui
dalam sebuah hadits, bahwa
agama ini adalah nasihat, dan
hanya mereka yang saling
menasehati sajalah yang beruntung [baca : QS. Al Ashr],
maka sudah kewajiban saya
untuk menasehati kepada diri
saya sendiri dan pembaca
sekalian, agar berhati-hati
dalam melangkah, takutlah wahai jiwa yang hanya
"membeo" alias tidak mau
memahami akan dikuncinya hati
kalian, sebagaimana Allah
berfirman : Al Hajj : 46 maka apakah mereka tidak
berjalan di muka bumi, lalu
mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai
telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada. Ar Ruum : 59 Demikianlah Allah mengunci mati
hati orang-orang yang tidak
(mau) memahami. Janganlah tergesa-gesa agar
kita bisa menguasai segala
tentang ilmu agama ini. Tapi
perlahan, dengan upaya
mempelajari, memikirkan, dan
memahami sampai benar-benar paham, lantai mengamalkannya.
Sebab bagaimana pun, kita
harus beramal dengan ilmu
(dalil) yang benar. Maka,
belajarlah untuk paham bukan
untuk sekadar hafal! Hanya orang berakal yang bisa
memahami dan mengambil
pelajaran dari apa yang ia
pahami [baca : QS. 3 :7], Maka
sudah semestinya, kita
menggunakan akal kita. Namun, ketika kita menemui sesuatu
yang kurang masuk akal dalam
Al-Qur'an, atau yang biasanya
kerap ditemui hal yang kurang
masuk akal ialah dalam hadits,
maka itu bukan karena tidak masuk akal, tapi kitanyalah
yang kurang akal jadinya
seakan tidak masuk akal!
Agama ini untuk seluruh
manusia dan mudah sekali
dipahami jika saya mereka mau menggunakan hati dan akalnya
secara seimbang, dan
mengharapkan keridhaan Allah
dan menjauhi motif selain dari-
Nya. Demikianlah, maka pilihanya
hanya dua, jadi muslim yang
hanya memboe atau muslim
yang sejati? yang tidak
membeo! Kalau pesan saya,
kepada diri sendiri dan semuanya, jangan hanya
membeo! Wa Allaahu A'lam, semoga Allaah
memberikan kemudahan
kepada kita untuk mengerti
akan agama-Nya ini....