Laman

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan

Selasa, Desember 28, 2010

ADA APA DENGAN CINTA ???

Berbicara soal cinta, pasti sangat
erat kaitannya dengan dua insan
turunan Adam dan Hawa yang
tengah dihantam oleh perasaan
yang menggelora. Tidak heran,
para pujangga cinta terjebak dalam kungkungan panah
asmara. Sebagian
menganggapnya sebagai cinta
sejati!. Sebuah Cinta untuk
pertama dan terakhir kalinya,
hingga sosoknya seolah tak bisa tergantikan oleh siapapun dan
sampai kapanpun (katanya).
Wewwww, sangat ironis bukan? Atas nama cinta, tak sedikit para
pujangga cinta rela mengorbankan dirinya untuk sang pujaan hati, bahkan sampai
yang dilarang agama pun rela
dilakukan. Tidak hanya itu, lebih
tragis lagi adalah ketika yang
dicinta telah pergi, ia bahkan
rela bila harus mengakhiri hidup demi sang kekasih. Yups!, inilah fakta dari salah
kaprahnya sebagian kaum Adam
dan Hawa dalam memaknai cinta.
Istilah ‘ Pacaran’ diartikan sebagai proses peleburan dan
pembuktian dari makna cinta.
Tentu saja, sebelum menapak ke
taraf ‘ jadian’ (pacaran) diawali dengan sebuah jalan pendekatan.
Mulanya mungkin hanya sekedar
menebar pesona lewat telepon,
sms, chatting, facebook, twitter
dan jalur-jalur lain sebagainya.
Rupanya, pepatah Jawa “witing tresno jalaran soko kulino” dijadikan kambing hitam untuk
menjadikan dua insan turunan
Adam dan Hawa itu semakin
dihinggapi “virus merah jambu”. Singkat cerita, cinta itupun
diungkapkan dan dibalas suka
cita oleh yang bersangkutan.
Mereka pun telah ‘ jadian’ . Berhentikah kemudian? Rasanya,
ada yang kurang jika sebuah
ungkapan perasaan itu hanya
dilabuhkan pada taraf ‘ jadian’ saja. Perlu dicatat, syaitan super
lihai menghasut manusia. Sudah
sejak kali pertama perasaan
cinta itu datang, syaitan sudah
membelenggu manusia dalam tipu
dayanya. Tentu saja, setelah ‘ jadian’ , syaitan akan kian membisiki manusia untuk
melakukan yang lebih menggoda
dari itu. Dan first date pun dijadwalkan di
malam Minggu. Dipilihlah tempat
sepi di sebuah taman di pinggiran
kota. Berhentikah sampai di sini?
Jelas, tidak hanya berhenti
sampai di sini saja. Duduk berdekatan, tangan pun mulai
beraksi. Digenggam erat tangan
halus si pujaan hati. Perlu diketahui, ini hanya untuk
kencan pertama, belum kencan
kedua, ketiga atau bahkan
kesekian kalinya. Bisa dipastikan,
syaitan tidak akan mungkin
membiarkan mereka melakukan itu-itu saja, melainkan lebih dan
lebih… .. Inikah makna cinta itu bagi mereka, para pujangga
cinta? Bagaimana Islam
Memandangnya? Mencintai seseorang yang
berbeda jenis itulah seyogyanya
manusia. Sudah sewajarnya
manusia yang berbeda jenis
tertarik satu dengan yang lain. َنِّيُز ِساَّنلِل ُّبُح ِتاَوَهَّشلا َنِم ِءاَسِّنلا َنيِنَبْلاَو ِريِطاَنَقْلاَو ِةَرَطْنَقُمْلا َنِم ِبَهَّذلا ِةَّضِفْلاَو ِلْيَخْلاَو ِةَمَّوَسُمْلا ِماَعْنألاَو ِثْرَحْلاَو َكِلَذ ُعاَتَم ِةاَيَحْلا اَيْنُّدلا ُهَّللاَو ُهَدْنِع ُنْسُح ِبآَمْلا “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita…” (QS Ali Imran 14) Dalam QS An-Najm 45 Allah juga
menjelaskan, ُهَّنَأَو َقَلَخ ِنْيَجْوَّزلا َرَكَّذلا ىَثْنألاَو “Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-
pasangan pria dan wanita.” Sebaliknya, Allah justru melarang
manusia yang tidak merasakan
cinta pada seseorang yang lawan
jenis dan mengalihkan perasaan
cinta itu pada kaum sejenis.
Bahkan, dalam QS An-Naml 55 Allah menanyai mereka yang
mencintai sejenis, ْمُكَّنِئَأ َنوُتْأَتَل َلاَجِّرلا ًةَوْهَش ْنِم ِنوُد ِءاَسِّنلا ْلَب ْمُتْنَأ ٌمْوَق َنوُلَهْجَت “Mengapa kamu mendatangi laki- laki untuk (memenuhi) nafsu (mu)
, bukan (mendatangi) wanita?
Sebenarnya kamu adalah kaum
yang tidak mengetahui (akibat
perbuatanmu).” Dan Allah pun melaknat mereka
sebagaimana dijelaskan pada
ayat 58, اَنْرَطْمَأَو ْمِهْيَلَع اًرَطَم َءاَسَف ُرَطَم َنيِرَذْنُمْلا “Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat
buruklah hujan yang ditimpakan
atas orang-orang yang diberi
peringatan itu.” Lalu, apa salahnya bila insan
dunia mencintai seseorang yang
dicintainya? Umumnya, perasaan cinta ditorehkan
dalam sebuah ikatan
hubungan yang
bertentangan dengan
syariat Islam. Menjalin hubungan dalam hal ini pacaran, sebagai tahap penjajagan
hubungan sebelum menapak ke
gerbang pernikahan. Jelaslah, pacaran dalam Islam
tidak dituntunkan. Dalam Al-
Qur’ an saja Allah memerintahkan kepada laki-laki dan wanita yang
beriman untuk menundukkan
pandangannya (lihat QS An-Nuur
30-31). Rasulullah Saw bersabda, ْنَع ىِبَا َةَماَمُا ْنَع ِلْوُسَر ِهللا ص َلاَق : ْمُكاَّيِا َو َةَوْلَخلْا ِءاَسّنلاِب َو ىِذَّلا ىِسْفَن ِهِدَيِب ، اَم َالَخ ٌلُجَر َو ٌةَأَرْما َّالِا َلَخَد ُناَطْيَّشلا اَمُهَنْيَب ، َو ُمَحْزَيَل ٌلُجَر اًرْيِزْنِخ اًخّطَلَتُم ٍنْيِطِب ْوَا ٍةَأْمَح ٌرْيَخ ُهَل ْنِم ْنَا َمَحْزَي ُهُبِكْنَم َبِكْنَم ٍةَأَرْما َال ُّلِحَت ُهَل . ىناربطلا ىف ريبكلا Dari Abu Umamah, dari Rasulullah
SAW, beliau bersabda,
“Jauhkanlah kalian dari bersepi- sepi dengan wanita. Demi Tuhan
yang jiwaku di tangan-Nya,
tidaklah seorang laki-laki
berduaan dengan seorang
wanita, melainkan syaithan
masuk diantara mereka. Dan sungguh, seorang laki-laki
bersentuhan dengan seekor babi
yang berlumuran dengan lumpur
adalah lebih baik daripada ia
bersentuhan bahu dengan bahu
wanita yang tidak halal baginya“. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz
8, hal. 205, no. 7830, dla'if
karena dalam sanadnya ada
perawi 'Ali bin Yazid, dan
'Ubaidillah bin Zahr] Lalu, bagaimana bisa
menggenggam tangan si pujaan
hati sedang Rasulullah Saw
bersabda, ْنَال َنَعْطُي ىِف ِسْأَر ْمُكِدَحَا ٍطَيْخِمِب ْنِم ٍدْيِدَح ٌرْيَخ ُهَل ْنِم ْنَا َّسَمَي ًةَأَرْما َال ُّلِحَت ُهَل . ىناربطلا Ditikam seorang daripada kamu
di kepalanya dengan jarum dari
besi itu, adalah lebih baik
daripada ia menyentuh seorang
wanita yang tidak halal baginya.
[HSR. Thabrani] Pacaran, meski belum sampai
melakukan zina, adalah
merupakan bentuk hubungan
yang tidak halal yang bisa
mendekatkan pada zina. Sedang
Allah melarang para hamba-Nya mendekati zina. الَو اوُبَرْقَت اَنِّزلا ُهَّنِإ َناَك ًةَشِحاَف َءاَسَو اليِبَس “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang
keji. dan suatu jalan yang
buruk.” (QS Al Israa’ 32) Mendekati zina saja sudah
dilarang, apalagi sampai
melakukan zina. Nau’ udzubillah min dzalik. Lalu, apa yang harus
kita lakukan sebagai seorang
muslim dan muslimah dalam hal
memaknai cinta? Memilihnya karena
Mencintai-Nya Tentu saja, Islam sangat menjaga
bagaimana seharusnya laki-laki
dan perempuan yang bukan
muhrim bersikap, termasuk
kaitannya dalam hal bagaimana
memaknai sebuah ketertarikan dengan lawan jenis. Yang jelas,
tidak boleh semena-mena
mengungkapkan perasaan
ketertarikan itu di luar koridor
Islam. Agar orang tak lagi salah
kaprah memaknai cinta, penulis hendak membagikan sebuah pemikiran yang Insya Allah
akan menyelamatkan kita
dari ancaman pergaulan
yang menyesatkan, yakni
soal bagaimana
mengungkapkan perasaan cinta melalui jalan yang
dihalalkan oleh-Nya. Sebelumnya, coba pahami kalimat
berikut ini, “Saya memilihnya karena saya mencintai-
Nya.” Kata ‘ memilih’ dimaksudkan untuk
menghindarkan kita dari jebakan
salah kaprahnya memaknai cinta,
karena sejatinya cinta hanyalah
untuk-Nya semata. Kata ini juga
dimaksudkan untuk tidak melulu beralasan lantaran ada rasa
cinta atau tidak cinta kepada
seseorang ketika hendak
membina mahligai rumah tangga.
Dan dia kita pilih karena kita
mencintai-Nya. Karena mencintai-Nya lah kita akan
memilih pasangan hidup
yang akan mendekatkan
kita pada-Nya, bukan malah
menjauhkan kita dari-Nya. Tentu saja, kalimat tersebut
diungkapkan dalam suatu wadah
yang dibenarkan Islam.
Pengungkapannya pun tidak
langsung diungkapkan kepada
yang bersangkutan, namun harus ada seorang perantara. Dan ketika kita sudah berada
dalam koridor yang dihalalkan,
saat itu barulah kita bisa
mengungkapkannya langsung
kepadanya dalam sebuah kalimat
berikut ini, “Saya mencintaimu karena Allah.” Kata ‘ cinta’ disini hanya sebatas rasa kasih
sayang yang tidak melebihi kadar
kecintaan kita kepada-Nya dan
ini diungkapkan semata-mata
hanya mengharap ridha dari-Nya. Nah, bukankah pengungkapan
cinta yang demikian, itulah cinta yang indah? Cinta diungkapkan melalui jalan yang
dihalalkan oleh-Nya, yakni pernikahan. Dan itu kita lakukan tak lain karena kita
mencintai-Nya, cinta sebenar-
benar cinta. Lain halnya ketika kita semena-
mena mengungkapkan cinta
melalui jalan syaitan. Cinta yang
awalnya biasa menjadi tidak
biasa lagi. Tidak biasa, karena cinta yang dirasa ternyata
telah dibumbui oleh nafsu.
Begitu dalamnya cinta
memasuki relung hati,
membuat para pujangga
cinta ini kian tak terkendali. Dan mereka pun
mendewakan cinta,
meninggalkan Sang Pemilik
Cinta Yang Hakiki. Pesona syaitan menghipnotis
pandangannya hingga mereka
berbangga diri lantaran cinta
yang dirasa adalah cinta sejati.
Ck ck ck… Sekarang tinggal pilih yang mana,
mengungkapkannya dengan jalan
yang dihalalkan Allah atau syaitan? Jika mengikuti Allah, maka Insya Allah akan selamat. Namun jika jalan syaitan yang
kita ikuti, maka neraka menjadi hunian abadi bagi kita kelak.
Naudzubillah… Pertanyaannya sekarang,
bagaimana jika seseorang belum siap melewati gerbang pengungkapan cinta yang
dihalalkan ini? Maka jadilah orang
yang ‘ cerdik’ . ِنَع ِنْبا َرَمُع ضر َلاَق : ُتْيَتَا َّيِبَّنلا ص َرِشاَع ٍةَرْشَع َماَقَف ٌلُجَر َنِم ِراَصْنَالْا َلاَقَف : اَي َّيِبَن ِهللا ، ْنَم ُسَيْكَا ِساَّنلا َو ُمَزْحَا ؟ِساَّنلا َلاَق : ْمُهُرَثْكَا اًرْكِذ ِتْوَمْلِل ، َو ْمُهُرَثْكَا اًداَدْعِتْسِا ِتْوَمْلِل ، َكِئلوُا ُساَيْكَالْا اْوُبَهَذ ِفَرَشِب اَيْنُّدلا َو ِةَماَرَك ِةَرِخآلْا . نبا ىبا ايندلا ىف باتك توملا و ىناربطتلا ىف ريغصلا دانساب نسح ، و ىقهيبلا ىف دهزلا ، و هظفل : َّنَا ًالُجَر َلاَق ِّيِبَّنلِل ص : ُّيَأ َنْيِنِمْؤُملْا ؟ُلَضْفَا َلاَق : ْمُهُنَسْحَا اًقُلُخ . َلاَق : ُّيَاَف نْيِنِمْؤُملْا ؟ُسَيْكَا َلاَق : ْمُهُرَثْكَا ِتْوَمْلِل اًرْكِذ ، َو ْمُهُنَسْحَا اَمِل ُهَدْعَب اًداَدْعِتْسِا ، َكِئلوُا ُساَيْكَالْا . Dari Ibnu ‘ Umar RA ia berkata : Saya datang kepada Nabi SAW,
kami serombongan sebanyak
sepuluh orang. Kemudian ada
seorang laki-laki Anshar
bertanya, “Wahai Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdik
dan paling teguh diantara
manusia ?”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka
dan orang yang paling banyak
mempersiapkan bekal untuk mati.
Mereka itulah orang-orang yang
cerdik, mereka pergi dengan
membawa kemulyaan dunia dan kemulyaan akhirat”. [HR. Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-
Maut. Thabrani di dalam Ash-
Shaghir dengan sanad hasan. Dan
Baihaqi juga meriwayatkan di
dalam kitabuz-Zuhud, dengan
lafadh] : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya
kepada Nabi SAW, “Siapa diantara orang-orang mukmin itu
yang lebih utama ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling baik akhlaqnya diantara
mereka”. Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah diantara orang-orang mukmin
yang paling cerdik ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling banyak ingat mati diantara
mereka, dan orang yang paling
baik persiapannya untuk
kehidupan selanjutnya. Mereka
itulah orang-orang yang cerdik”. Bagaimanapun menjaga dari
sesuatu yang akan menyebabkan
kita terjungkal ke neraka adalah
hal yang harus kita lakukan.
Jangan sampai gelora cinta
menduakan Dia dengan si dia. Dia-lah tujuan kita hidup di dunia
ini. Dia tidak akan pernah pergi
meninggalkan kita sampai
kapanpun. Sedang dia, apa dia
akan selalu ada dalam kehidupan
kita? (frizz) *Didedikasikan untuk adik-adikku
yang kusayangi karena Allah.
Keep istiqomah, bro, sis..!!!