Laman

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label remaja muslim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label remaja muslim. Tampilkan semua postingan

Minggu, Mei 01, 2011

NASEHAT UNTUK REMAJA MUSLIM

Kami persembahkan nasehat
ini untuk saudara-saudara
kami terkhusus para
pemuda dan remaja muslim.
Mudah-mudahan nasehat ini
dapat membuka mata hati mereka sehingga mereka
lebih tahu tentang siapa
dirinya sebenarnya, apa
kewajiban yang harus
mereka tunaikan sebagai
seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa
muda ini tidak sepantasnya
untuk diisi dengan perkara
yang bisa melalaikan
mereka dari mengingat
Allah subhanahu wata’ ala sebagai penciptanya, agar
mereka tidak terus-
menerus bergelimang ke
dalam kehidupan dunia yang
fana dan lupa akan negeri
akhirat yang kekal abadi. Wahai para pemuda muslim,
tidakkah kalian
menginginkan kehidupan
yang bahagia selamanya?
Tidakkah kalian
menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu
wata’ ala yang luasnya seluas langit dan bumi? Ketahuilah, jannah Allah
subhanahu wata’ ala itu diraih dengan usaha yang
sungguh-sungguh dalam
beramal. Jannah itu
disediakan untuk orang-
orang yang bertaqwa yang
mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah
sementara, mereka merasa
bahwa gemerlapnya
kehidupan dunia ini akan
menipu umat manusia dan
menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di
negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ ala berfirman (artinya) : “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu.” (Ali ‘ Imran: 185) Untuk Apa Kita Hidup di Dunia? Wahai para pemuda,
ketahuilah, sungguh Allah
subhanahu wata’ ala telah menciptakan kita bukan
tanpa adanya tujuan. Bukan
pula memberikan kita
kesempatan untuk
bersenang-senang saja,
tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia. Allah
subhanahu wata’ ala berfirman (artinya) : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan
agar mereka beribadah
kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56) Beribadah kepada Allah
subhanahu wata’ ala dengan menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi
semua larangan-Nya. Itulah
tugas utama yang harus
dijalankan oleh setiap
hamba Allah. Dalam beribadah, kita
dituntut untuk ikhlas dalam
menjalankannya. Yaitu
dengan beribadah semata-
mata hanya mengharapkan
ridha dan pahala dari Allah subhanahu wata’ ala. Jangan beribadah karena
terpaksa, atau karena
gengsi terhadap orang-
orang di sekitar kita.
Apalagi beribadah dalam
rangka agar dikatakan bahwa kita adalah orang-
orang yang alim, kita
adalah orang-orang shalih
atau bentuk pujian dan
sanjungan yang lain. Umurmu Tidak Akan Lama Lagi Wahai para pemuda, jangan
sekali-kali terlintas di
benak kalian: beribadah
nanti saja kalau sudah tua,
atau mumpung masih muda,
gunakan untuk foya-foya. Ketahuilah, itu semua
merupakan rayuan setan
yang mengajak kita untuk
menjadi teman mereka di An
Nar (neraka). Tahukah kalian, kapan
kalian akan dipanggil oleh
Allah subhanahu wata’ ala, berapa lama lagi kalian
akan hidup di dunia ini?
Jawabannya adalah
sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ ala (artinya): “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa
yang akan dilakukannya
besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Luqman: 34) Wahai para pemuda,
bertaqwalah kalian kepada
Allah subhanahu wata’ ala. Mungkin hari ini kalian
sedang berada di tengah-
tengah orang-orang yang
sedang tertawa, berpesta,
dan hura-hura menyambut
tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat
kepada Allah subhanahu
wata’ ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah
berada di tengah-tengah
orang-orang yang sedang
menangis menyaksikan
jasad-jasad kalian
dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan
menyesakkan. Betapa celaka dan ruginya
kita, apabila kita belum
sempat beramal shalih.
Padahal, pada saat itu
amalan diri kita sajalah
yang akan menjadi pendamping kita ketika
menghadap Allah subhanahu
wata’ ala. Nabi shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda: “Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya,
hartanya, dan amalannya.
Dua dari tiga hal tersebut
akan kembali dan tinggal
satu saja (yang
mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali,
dan tinggal amalannya
(yang akan mengiringinya)
.” (Muttafaqun ‘ Alaihi) Wahai para pemuda,
takutlah kalian kepada
adzab Allah subhanahu
wata’ ala. Sudah siapkah kalian dengan timbangan
amal yang pasti akan kalian
hadapi nanti. Sudah
cukupkah amal yang kalian
lakukan selama ini untuk
menambah berat timbangan amal kebaikan. Betapa sengsaranya kita,
ketika ternyata bobot
timbangan kebaikan kita
lebih ringan daripada
timbangan kejelekan.
Ingatlah akan firman Allah subhanahu wata’ ala (artinya) : “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, maka dia
berada dalam kehidupan
yang memuaskan. Dan
adapun orang-orang yang
ringan timbangan (kebaikan)nya, maka
tempat kembalinya adalah
neraka Hawiyah. Tahukah
kamu apakah neraka
Hawiyah itu? (Yaitu) api
yang sangat panas.” (Al Qari’ ah: 6-11) Bersegeralah dalam Beramal Wahai para pemuda,
bersegeralah untuk beramal
kebajikan, dirikanlah shalat
dengan sungguh-sungguh,
ikhlas dan sesuai tuntunan
Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam. Karena shalat
adalah yang pertama kali
akan dihisab nanti pada
hari kiamat, sebagaimana
sabdanya: “Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia
dihisab dengannya di hari
kiamat adalah shalat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu
Dawud, Ibnu Majah dan
Ahmad. Lafazh hadits
riwayat Abu Dawud no.733) Bagi laki-laki, hendaknya
dengan berjama’ ah di masjid. Banyaklah berdzikir
dan mengingat Allah
subhanahu wata’ ala. Bacalah Al Qur’ an, karena sesungguhnya ia akan
memberikan syafaat bagi
pembacanya pada hari
kiamat nanti. Banyaklah bertaubat
kepada Allah subhanahu
wata’ ala. Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang
telah kalian lakukan selama
ini. Mudah-mudahan dengan
bertaubat, Allah subhanahu
wata’ ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan
memberi pahala yang
dengannya kalian akan
memperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat. Wahai para pemuda,
banyak-banyaklah beramal
shalih, pasti Allah
subhanahu wata’ ala akan memberi kalian kehidupan
yang bahagia, dunia dan
akhirat. Allah subhanahu
wata’ ala berfirman (artinya) : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih,
baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan
beriman, maka
sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An Nahl: 97) Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu? Pertanyaan inilah yang
akan diajukan kepada
setiap hamba Allah
subhanahu wata’ ala pada hari kiamat nanti.
Sebagaimana yang
diberitakan oleh Rasulullah
shallallahu ‘ alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya: “Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada
hari kiamat nanti di
hadapan Rabbnya sampai
ditanya tentang lima
perkara: umurnya untuk
apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa
dihabiskan, hartanya dari
mana dia dapatkan dan
dibelanjakan untuk apa
harta tersebut, dan
sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia
ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340) Sekarang cobalah
mengoreksi diri kalian
sendiri, sudahkah kalian
mengisi masa muda kalian
untuk hal-hal yang
bermanfaat yang mendatangkan keridhaan
Allah subhanahu wata’ ala? Ataukah kalian isi masa
muda kalian dengan
perbuatan maksiat yang
mendatangkan kemurkaan-
Nya? Kalau kalian masih saja
mengisi waktu muda kalian
untuk bersenang-senang
dan lupa kepada Allah
subhanahu wata’ ala, maka jawaban apa yang bisa
kalian ucapkan di hadapan
Allah subhanahu wata’ ala Sang Penguasa Hari
Pembalasan? Tidakkah
kalian takut akan ancaman
Allah subhanahu wata’ ala terhadap orang yang
banyak berbuat dosa dan
maksiat? Padahal Allah
subhanahu wata’ ala telah mengancam pelaku
kejahatan dalam firman-Nya
(artinya): “Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
niscaya akan diberi
pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak
mendapat pelindung dan
tidak (pula) penolong baginya selain dari
Allah.” (An Nisa’ : 123) Bukanlah masa tua yang
akan ditanyakan oleh Allah
subhanahu wata’ ala. Oleh karena itu, pergunakanlah
kesempatan di masa muda
kalian ini untuk kebaikan. Ingat-ingatlah selalu bahwa
setiap amal yang kalian
lakukan akan
dipertanggungjawabkan
kelak di hadapan Allah
subhanahu wata’ ala. Jauhi Perbuatan Maksiat Apa yang menyebabkan
Adam dan Hawwa
dikeluarkan dari Al Jannah
(surga)? Tidak lain adalah
kemaksiatan mereka berdua
kepada Allah subhanahu wata’ ala. Mereka melanggar larangan Allah
subhanahu wata’ ala karena mendekati sebuah pohon di
Al Jannah, mereka terbujuk
oleh rayuan iblis yang
mengajak mereka untuk
bermaksiat kepada Allah
subhanahu wata’ ala. Wahai para pemuda,
senantiasa iblis, setan, dan
bala tentaranya berupaya
untuk mengajak umat
manusia seluruhnya agar
mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ ala, mereka mengajak umat
manusia seluruhnya untuk
menjadi temannya di
neraka. Sebagaimana yang
Allah subhanahu wata’ ala jelaskan dalam firman-Nya
(yang artinya): “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka
jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya
setan-setan itu mengajak
golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala.” (Fathir: 6) Setiap amalan kejelekan
dan maksiat yang engkau
lakukan, walaupun kecil
pasti akan dicatat dan
diperhitungkan di sisi Allah
subhanahu wata’ ala. Pasti engkau akan melihat akibat
buruk dari apa yang telah
engkau lakukan itu. Allah
subhanahu wata’ ala berfirman (yang artinya): “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sekecil apapun, niscaya dia
akan melihat (balasan)
nya.” (Az Zalzalah: Setan juga menghendaki
dengan kemaksiatan ini,
umat manusia menjadi
terpecah belah dan saling
bermusuhan. Jangan dikira
bahwa ketika engkau bersama teman-temanmu
melakukan kemaksiatan
kepada Allah subhanahu
wata’ ala, itu merupakan wujud solidaritas dan
kekompakan di antara
kalian. Sekali-kali tidak,
justru cepat atau lambat,
teman yang engkau cintai
menjadi musuh yang paling engkau benci. Allah
subhanahu wata’ ala berfirman (artinya) : “Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara
kamu karena (meminum)
khamr dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat,
maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan
perbuatan itu).” (Al Maidah: 91) Demikianlah setan
menjadikan perbuatan
maksiat yang dilakukan
manusia sebagai sarana
untuk memecah belah dan
menimbulkan permusuhan di antara mereka. Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu Wahai para pemuda, setelah
kalian mengetahui bahwa
tugas utama kalian hidup di
dunia ini adalah untuk
beribadah kepada Allah
subhanahu wata’ ala semata, maka sekarang
ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ ala hanya menerima amalan ibadah
yang dikerjakan dengan
benar. Untuk itulah wajib
atas kalian untuk belajar
dan menuntut ilmu agama,
mengenal Allah subhanahu wata’ ala, mengenal Rasul- Nya shallallahu ‘ alaihi wasallam, dan mengenal
agama Islam ini, mengenal
mana yang halal dan mana
yang haram, mana yang haq
(benar) dan mana yang
bathil (salah), serta mana yang sunnah dan mana
yang bid’ ah. Dengan ilmu agama, kalian
akan terbimbing dalam
beribadah kepada Allah
subhanahu wata’ ala, sehingga ibadah yang kalian
lakukan benar-benar
diterima di sisi Allah
subhanahu wata’ ala. Betapa banyak orang yang
beramal kebajikan tetapi
ternyata amalannya tidak
diterima di sisi Allah
subhanahu wata’ ala, karena amalannya tidak
dibangun di atas ilmu agama
yang benar. Oleh karena itu, wahai para
pemuda muslim, pada
kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada
kalian untuk banyak
mempelajari ilmu agama, duduk di majelis-majelis
ilmu, mendengarkan Al
Qur’ an dan hadits serta nasehat dan penjelasan
para ulama. Jangan
sibukkan diri kalian dengan
hal-hal yang kurang
bermanfaat bagi diri kalian,
terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah
subhanahu wata’ ala. Ketahuilah, menuntut ilmu
agama merupakan
kewajiban bagi setiap
muslim, maka barangsiapa
yang meninggalkannya dia
akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan
menyebabkan kecelakaan
bagi pelakunya. “Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi
setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224) Akhir Kata Semoga nasehat yang
sedikit ini bisa memberikan
manfaat yang banyak
kepada kita semua.
Sesungguhnya nasehat itu
merupakan perkara yang sangat penting dalam
agama ini, bahkan saling
memberikan nasehat
merupakan salah satu sifat
orang-orang yang
dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah
subhanahu wata’ ala firmankan dalam surat Al
‘ Ashr (artinya): “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal
shalih dan nasehat-
menasehati dalam kebenaran dan nasehat-
menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (Al ‘ Ashr: 1-3) Wallahu ta‘ ala a’ lam bishshowab.