Laman

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Rabu, Desember 28, 2011

Mengenali Diri Sebagai Manusia

Sesungguhnya manusia
diciptakan oleh Allah SWT adalah
paling sempurna dibandingkan
dengan mahluk yang lainya.
Tetapi kita sendiri sebagai
manusia “sering kali” lupa, tidak tahu atau tidak kenal akan diri
kita sendiri sebagai manusia.
Potensi positif yang ada dalam
diri manusia menjadikannya
sebagai hamba yang Bertaqwa,
sebaliknya di sisi potensi negative mampu menjadikan
manusia menjadi lebih rendah
dari makhluk yang gak punya
akal sekalipun.
Untuk itu marilah kita ingatkan
diri kita ini sebagai manusia,
Siapa diri kita ini? Dari mana
asalnya? Mau kemana nantinya?
Dan yang paling penting adalah
bagaimana kita menempuh kehidupan didunia ini supaya
selamat mengarungi hidup didunia
dan akhirat nanti.
Sobat, jika kita mau kembali
Kitab Al-Qur’an ternyata telah
tertulis berbagai ayat yang
menyatakan bagaimana manusia
itu sebenarnya. Diantaranya,
Manusia itu adalah :

Pertama, Lemah ْ
ﻢُﻜْﻨَﻋ َﻒِّﻔَﺨُﻳ ْﻥَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﺪﻳِﺮُﻳ ﺎًﻔﻴِﻌَﺿ ُﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َﻖِﻠُﺧَﻭ
Allah hendak memberikan
keringanan kepadamu, dan
manusia dijadikan bersifat lemah.
(QS.An-Nissa : 28)

Ketahuilah bahwa manusia
sangatlah lemah, tidak bisa hidup
sendiri. Saling membutuhkan dan
ketergantungan dengan yang
lain

Kedua, Suka Tergesa ُ
ﻩَﺀﺎَﻋُﺩ ِّﺮَّﺸﻟﺎِﺑ ُﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ ُﻉْﺪَﻳَﻭ ﻻﻮُﺠَﻋ ُﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َﻥﺎَﻛَﻭ ِﺮْﻴَﺨْﻟﺎِﺑ
Dan manusia mendoa untuk
kejahatan sebagaimana ia
mendoa untuk kebaikan. dan
adalah manusia bersifat tergesa-
gesa. (QS.Al-Isra’ : 11)

Ketidaksabaran manusia jelaslah
terbukti, semuanya ingin terjadi
instant. Ihtiar baru sepertiga
ingin lekas mendapat hasil.
Terkadang sesuatu hal yang
menarik hati, menjadikan lupa akal sehat dan logika. Itulah
Manusia.

Ketiga, Senang Membantah ﺍَﺫِﺈَﻓ ٍﺔَﻔْﻄُﻧ ْﻦِﻣ َﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َﻖَﻠَﺧ ٌﻦﻴِﺒُﻣ ٌﻢﻴِﺼَﺧ َﻮُﻫ Dia telah menciptakan manusia
dari mani, tiba-tiba ia menjadi
pembantah yang nyata. (QS. An-
Nahl : 4)

Keempat, Suka Berlebih-
lebihan ُّ
ﺮُّﻀﻟﺍ َﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َّﺲَﻣ ﺍَﺫِﺇَﻭ ْﻭَﺃ ﺍًﺪِﻋﺎَﻗ ْﻭَﺃ ِﻪِﺒْﻨَﺠِﻟ ﺎَﻧﺎَﻋَﺩ َّﺮَﻣ ُﻩَّﺮُﺿ ُﻪْﻨَﻋ ﺎَﻨْﻔَﺸَﻛ ﺎَّﻤَﻠَﻓ ﺎًﻤِﺋﺎَﻗ ُﻪَّﺴَﻣ ٍّﺮُﺿ ﻰَﻟِﺇ ﺎَﻨُﻋْﺪَﻳ ْﻢَﻟ ْﻥَﺄَﻛ ﺎَﻣ َﻦﻴِﻓِﺮْﺴُﻤْﻠِﻟ َﻦِّﻳُﺯ َﻚِﻟَﺬَﻛ َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ
Dan apabila manusia ditimpa
bahaya Dia berdoa kepada Kami
dalam Keadaan berbaring, duduk
atau berdiri, tetapi setelah Kami
hilangkan bahaya itu
daripadanya, Dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-
olah Dia tidak pernah berdoa
kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang
telah menimpanya. Begitulah
orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa
yang selalu mereka kerjakan. ﻰَﻐْﻄَﻴَﻟ َﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َّﻥِﺇ ﻼَﻛ Ketahuilah! Sesungguhnya
manusia benar-benar melampaui
batas, (QS.Al-Alaq : 6)

Kelima, Lalai dan Pelupa ُﺮُﺛﺎَﻜَّﺘﻟﺍ ُﻢُﻛﺎَﻬْﻟَﺃ Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu. (QS.At-
Takaatsur : 1) ﺎَﻋَﺩ ٌّﺮُﺿ َﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َّﺲَﻣ ﺍَﺫِﺇَﻭ ُﻪَﻟَّﻮَﺧ ﺍَﺫِﺇ َّﻢُﺛ ِﻪْﻴَﻟِﺇ ﺎًﺒﻴِﻨُﻣ ُﻪَّﺑَﺭ ﻮُﻋْﺪَﻳ َﻥﺎَﻛ ﺎَﻣ َﻲِﺴَﻧ ُﻪْﻨِﻣ ًﺔَﻤْﻌِﻧ ِﻪَّﻠِﻟ َﻞَﻌَﺟَﻭ ُﻞْﺒَﻗ ْﻦِﻣ ِﻪْﻴَﻟِﺇ ْﻞُﻗ ِﻪِﻠﻴِﺒَﺳ ْﻦَﻋ َّﻞِﻀُﻴِﻟ ﺍًﺩﺍَﺪْﻧَﺃ ْﻦِﻣ َﻚَّﻧِﺇ ﻼﻴِﻠَﻗ َﻙِﺮْﻔُﻜِﺑ ْﻊَّﺘَﻤَﺗ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ِﺏﺎَﺤْﺻَﺃ Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudharatan, Dia memohon
(pertolongan) kepada Tuhannya
dengan kembali kepada-Nya;
kemudian apabila Tuhan
memberikan nikmat-Nya kepadanya LUPALAH Dia akan
kemudharatan yang pernah Dia
berdoa (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu,
dan Dia mengada-adakan
sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan-Nya. Katakanlah:
“Bersenang-senanglah dengan
kekafiranmu itu Sementara
waktu; Sesungguhnya kamu
Termasuk penghuni neraka”
Keenam, Suka Berkeluh
Kesah ﺎًﻋﻭُﺰَﺟ ُّﺮَّﺸﻟﺍ ُﻪَّﺴَﻣ ﺍَﺫِﺇ Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah, (QS. Al-Ma’arij :
20) Ketujuh, Cenderung Kikir َﻦِﺋﺍَﺰَﺧ َﻥﻮُﻜِﻠْﻤَﺗ ْﻢُﺘْﻧَﺃ ْﻮَﻟ ْﻞُﻗ ْﻢُﺘْﻜَﺴْﻣﻷ ﺍًﺫِﺇ ﻲِّﺑَﺭ ِﺔَﻤْﺣَﺭ ُﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َﻥﺎَﻛَﻭ ِﻕﺎَﻔْﻧﻹﺍ َﺔَﻴْﺸَﺧ ﺍًﺭﻮُﺘَﻗ Katakanlah: “Kalau seandainya
kamu menguasai
perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat
Tuhanku, niscaya
perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut
membelanjakannya”. dan adalah
manusia itu sangat kikir. (QS. Al-
Isra’ : 100) Kedelapan, Suka Mengkufuri
Nikmat ﺍًﺀْﺰُﺟ ِﻩِﺩﺎَﺒِﻋ ْﻦِﻣ ُﻪَﻟ ﺍﻮُﻠَﻌَﺟَﻭ ٌﻦﻴِﺒُﻣ ٌﺭﻮُﻔَﻜَﻟ َﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َّﻥِﺇ Dan mereka menjadikan
sebahagian dari hamba-hamba-
Nya sebagai bahagian daripada-
Nya[1349]. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar
pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (QS. Az-
Zukhruf : 15) ٌﺩﻮُﻨَﻜَﻟ ِﻪِّﺑَﺮِﻟ َﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ َّﻥِﺇ Sesungguhnya manusia itu
sangat ingkar, tidak berterima
kasih kepada Tuhannya,
(QS.Al-’Aadiyaat : 6) Kesembilan, Senang
Berangan-angan ْﻢُﻜَﻌَﻣ ْﻦُﻜَﻧ ْﻢَﻟَﺃ ْﻢُﻬَﻧﻭُﺩﺎَﻨُﻳ ْﻢُﺘْﻨَﺘَﻓ ْﻢُﻜَّﻨِﻜَﻟَﻭ ﻰَﻠَﺑ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ْﻢُﺘْﺒَﺗْﺭﺍَﻭ ْﻢُﺘْﺼَّﺑَﺮَﺗَﻭ ْﻢُﻜَﺴُﻔْﻧَﺃ َﺀﺎَﺟ ﻰَّﺘَﺣ ُّﻲِﻧﺎَﻣﻷﺍ ُﻢُﻜْﺗَّﺮَﻏَﻭ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ ْﻢُﻛَّﺮَﻏَﻭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮْﻣَﺃ ُﺭﻭُﺮَﻐْﻟﺍ Orang-orang munafik itu
memanggil mereka (orang-orang
mukmin) seraya berkata:
“Bukankah Kami dahulu
bersama-sama dengan kamu?”
mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu
sendiri dan menunggu
(kehancuran Kami) dan kamu
ragu- ragu serta ditipu oleh
angan-angan kosong sehingga
datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah
oleh (syaitan) yang Amat penipu.
(QS.Al-Hadid : 72) Sepuluh, Dzalim dan Bodoh ﻰَﻠَﻋ َﺔَﻧﺎَﻣﻷﺍ ﺎَﻨْﺿَﺮَﻋ ﺎَّﻧِﺇ ِﻝﺎَﺒِﺠْﻟﺍَﻭ ِﺽْﺭﻷﺍَﻭ ِﺕﺍَﻭﺎَﻤَّﺴﻟﺍ َﻦْﻘَﻔْﺷَﺃَﻭ ﺎَﻬَﻨْﻠِﻤْﺤَﻳ ْﻥَﺃ َﻦْﻴَﺑَﺄَﻓ َﻥﺎَﻛ ُﻪَّﻧِﺇ ُﻥﺎَﺴْﻧﻹﺍ ﺎَﻬَﻠَﻤَﺣَﻭ ﺎَﻬْﻨِﻣ ﻻﻮُﻬَﺟ ﺎًﻣﻮُﻠَﻇ Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat[1233]
kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu Amat
zalim dan Amat bodoh, (QS.Al-
Ahzab : 72) Itulah sifat-sifat yang ada dalam
diri kita, harus diwaspadai. Begitu
banyak sifat buruk yang melekat
kepada diri manusia. Allah Maha
Adil dan Tidak menyulitkan
hamba-Nya, Islam adalah solusi untuk mengatur manusia agar
bisa mengarungi ujian di dunia
dan menggapai kebahagiaan di
akherat

Alhamdulillah, mari kita syukuri
nikmat iman dan Islam ini dengan
cara : Tetap taat kepada Allah
Walaupun kondisi sesulit
apapun
Tetap belajar terus dengan
mengkaji AlQur’an dan
Assunah Selalu memperbaiki diri dan
tidak menunda pertobatan
Menjaga keimanan dengan
tetap dalam kebersamaan
dan jamaah Manusia memang lemah dan
banyak kekurangan tetapi
dengan bersatu akan menjadi
kuat sehingga bisa selamat dunia
dan akherat. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim,
dari Abu Musa Al Asy’ari, dari
Nabi, beliau bersabda, ُّﺪُﺸَﻳ ِﻥﺎَﻴْﻨُﺒْﻟﺎَﻛ ِﻦِﻣْﺆُﻤْﻠِﻟ ُﻦِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ َﻦْﻴَﺑ َﻚَّﺒَﺷ َّﻢُﺛ ﺎًﻀْﻌَﺑ ُﻪُﻀْﻌَﺑ ِﻪِﻌِﺑﺎَﺻَﺃ Seorang mukmin terhadap orang
mukmin yang lain seperti satu
bangunan, sebagian mereka
menguatkan sebagian yang lain,
dan beliau menjalin antara jari-
jarinya. ﺎًﻌﻴِﻤَﺟ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻞْﺒَﺤِﺑ ﺍﻮُﻤِﺼَﺘْﻋﺍَﻭ َﺖَﻤْﻌِﻧ ﺍﻭُﺮُﻛْﺫﺍَﻭ ﺍﻮُﻗَّﺮَﻔَﺗ َﻻَﻭ ًﺀﺁَﺪْﻋَﺃ ْﻢُﺘﻨُﻛ ْﺫِﺇ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ِﻪﻠﻟﺍ ﻢُﺘْﺤَﺒْﺻَﺄَﻓ ْﻢُﻜِﺑﻮُﻠُﻗ َﻦْﻴَﺑ َﻒَّﻟَﺄَﻓ ﺎًﻧﺍَﻮْﺧِﺇ ِﻪِﺘَﻤْﻌِﻨِﺑ Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat
Allah orang-orang yang
bersaudara. (QS.Ali Imran:103) Semoga Bermanfaat

Minggu, Juni 05, 2011

hidup di tengah era globalisasi pornografi

Segala puji bagi Allah, shalawat
dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan seluruh pengikutnya
yang selalu setia mengikuti peyunjuknya. Jaman Globalisasi, jaman yang
menyadarkan manusia bahwa
bumi benar-benar sesuatu yang
sangat kecil dibandingkan alam
raya. Namun ditengah-tengah
nikmat Allah yang demikian besar semakin banyak manusia yang
makin tidak sadar apa dan
kenapa mereka hidup di dunia
dan apa sebenarnya mereka
dihidupkan dan untuk tugas apa
mereka itu ada dan hidup. . Mengapa kamu kafir kepada
Allah, padahal kamu tadinya
mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kamu
dimatikan dan dihidupkan-
Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu di
kembalikan. (QS. 2:28) .
Globalisasi dapat berdampak
positip bagi mereka yang
mempunyai pendirian dan
pegangan yang kokoh dalam
beragama Islam, sebaliknya globalisasi akan menjadi sesuatu
yang sangat merugikan bagi
mereka yang masih berjiwa labil
dan bodoh dalam mengisi
kehidupan. Bila kita telah memakai kacamata pandang yang benar, maka akan mengetahui akan tujuan hidup yang haqiqi, yaitu melihat tanda- tanda keagungan Allah disegenap penjuru alam ciptaan Allah, dan kemudian rajin untuk bertasbih, tunduk taat, bersujud, mengagungkan Allah SWT. Allah Tuhan yang Maha Pencipta telah menciptakan beragam jenis aneka rupa-rupa macam jenis ciptaan dengan segala hal-hal yang bisa dipahami dan keanehan-kenehan yang kadang perlu perenungan untuk memahaminya. Unjung perenungan pada diri
seseorang adalah munculnya
rasa kagum kepada Allahu Akbar
Tuhan Semesta Alam, Tuhan yang
Maha Pencipta, dan kemudian
bersikap tunduk patuh kepada Segala hukum yang telah Allah
tetapkan, dan sekaligus
berusaha keras untuk memahami
Petunjuk-petunjuk Allah yang
Allah sampaikan lewat Kitab Suci
Al-Qur’ an dan Sunnah yang semuanya itu diberikan kepada
Rasulullah Muhammad SAW.
. Allah berfirman:”Turunlah kamu berdua dari surga
bersama-sama, sebagian
kamu menjadi musuh
sebahagian yang lain. Maka
jika datang kepadamu
petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, ia tidak akan
seat dan ia tidak akan
celaka. (QS. 20:123) Dan barangsiapa yang
berpaling dari peringatan-
Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta”. (QS. 20:124) . Dalam catatan sejarah telah
terbukti dengan bukti yang tidak
akan dapat dilupakan oleh umat
manusia, ketika manusia
memunculkan ajaran-ajaran
keangkuhan kepada Allah, maka kemudian terjadilah musibah
besar dan sangat-sangat besar.
Ketika manusia menonjol-
nonjolkan ajaran atheisme dan
komunisme di akhir abad 18,
maka generasi berikutnya memanen musibah sangat-sangat
besar di awal hingga
pertengahan abad 19, yaitu
terjadinya perang dunia satu
dan perang dunia dua yang
membuat kerugian yang sangat- sangat besar bagi peradaban
umat manusia. Demikian pula Euphoria Jaman
Globalisasi disaat ini, Era
Globalisasi diawali kira-kira th
1980, atau di penghujung akhir
abad sembilan belas. Apa yang
menonjol dari era Globalisasi adalah Era Teknologi Digital, Era
tehnologi Biner ( 0 dan 1), yang
dapat menghasilkan loncatan
supercepat dari segala teknologi
yang sebelumnya, apalagi di
dalam teknologi informasi (IT). Euphoria Zaman Globalisasi harus direspon oleh umat Islam dengan respon yang cepat pula, bila tidak direspon dengan cepat maka akan berakibat buruk pula dimasa-masa berikutnya. Kebebasan manusia untuk mengungkapkanapa saja yang dimiliki oleh manusia telah disebar di jaman Global. Pertukaran berbagai macam pola
pikir, filsafat hidup, budaya,
aktifitas dan perilaku dari yang
terjelek hingga yang terbaik
nampak mengemuka di berbagai
macam jenis media. Yang sangat mencengangkan tentunya adalah tersebarnya berbagai macam budaya-budaya yang dilarang oleh Agama. Yang bila dilakukan dapat merusak tatanan moral dan tatanan budaya luhur dan mulia umat manusia, bahkan merusak keadaban manusia Sudah sangat-sangat jelas
bahwa segala larangan yang
Allah sampaikan didalam kitab
suci Al-Qur’ an adalah sesuatu yang bila benar-benar dihindari,
akan menghasilkan kelestarian
ketinggian moral dan
keselamatan manusia. Dan juga
yang Allah perintahkan, adalah
segala sesuatu yang menjadikan manusia semakin kokoh didalam
kedudukannya sebagai makhluq
yang diberi kedudukan mulia oleh
Allah Tuhan Semesta Alam. Seorang Anggota DPR dari partai
Yang Terhormat telah tergelincir
dan telah masuk dalam
perbincangan luas tentang kasus
melihat perbuatan pornografi di
saat sidang Paripurna, menunjukkan peristiwa gunung
es yang pasti dibawahnya ada
yang jauh lebih besar dari itu.
Dan sebenarnya permasalahan
utama adalah kerusakan moral,
kerusakan jiwa manusia, dan manusia perlu tahu bahwa
manusia dimurkai oleh Allah dan
dijauhkan dari Allah disebabkan
diawali oleh pelanggaran tentang
pornografi
. Dan Allah berfirman):”Hai Adam bertempat tinggallah
kamu dan istrimu di surga
serta makanlah olehmu
berdua (buah-buahan)
dimana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon
ini, lalu menjadilah kamu
berdua termasuk orang-
orang yang zalim”. (QS. 7:19) Maka syaitan membisikkan
pikiran jahat kepada
keduanya untuk
menampakkan kepada
keduanya apa yang
tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan
berkata:”Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati
pohon ini, melainkan supaya
kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi
orang yang kekal (dalam
surga)”. (QS. 7:20) Dan dia (syaitan)
bersumpah kepada
keduanya:”Sesungguhnya saya adalah termasuk
orang yang memberi
nasehat kepada kamu
berdua”, (QS. 7:21) Maka syaitan membujuk
keduanya (untuk makan
memakan buah itu) dengan
tipu daya. Tatkala
keduanya telah merasai
buah kayu itu, nampaklah baginya aurat-auratnya,
dan mulailah keduanya
menutupi dengan daun-daun
surga. Kemudian Tuhan
mereka menyeru
mereka:”Bukankah Aku telah melarang kamu
berdua dari pohon kayu itu
dan Aku katakan
kepadamu:”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi kamu
berdua” (QS. 7:22) Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah
menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau
tidak mengampuni kami dan
memberi rahmat kepada
kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang
merugi”. (QS. 7:23) Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebahagian
kamu menjadi musuh bagi
sebahagian yang lain. Dan
kamu mempunyai tempat
kediaman dan kesenangan
(tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu
yang telah ditentukan”. (QS. 7:24) Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di di
bumi itu kamu mati, dan
dari bumi itu (pula) kamu
akan dibangkitkan. (QS.
7:25) Hai anak Adam,
sesungguhnya Kami telah
menurunkan pakaian untuk
menutupi ‘ auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian
taqwa itulah yang baik.
Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-
tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
selalu ingat. (QS. 7:26) Hai anak Adam, janganlah
sekali-kali kamu dapat
ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu
bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari
keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada
keduanya ‘ auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya
melihat kamu dari suatu
tempat yang kamu tidak
bisa melihat mereka.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan
itu pemimpin-pemimpin bagi
orang-orang yang tidak
beriman. (QS. 7:27) .
Kejatuhan Moral Umat manusia
dari ulahnya dengan pornografi
bukan sekedar sebuah kejadian
eksak yang bisa dinalar dengan
aqal saja, namun sebuah kejadian kepastian ILAHI, bila manusia
telah melanggar larangan Allah
dengan pornografi pasti mereka
akan tidak mampu lagi menjadi
makhluq mulia yang didekatkan
kepada Allah. Orang yang dijauhkan dari Allah Tuhan semesta alam, Orang yang telah jatuh moralnya, dan rendah kedudukannya, maka orang tersebut akan dengan ringan melepaskan agamanya, atau lebih suka menjadi orang kafir, atau menjadi orang musyrik atau menjadi orang mujrim atau bahkan berani dengan ungkapan-ungkapan nyata-nyata menentang Allah Tuhan semesta Alam. Banyak kejadian yang berakhir fatal yang dimulai dari dosa-dosa yang disebabkan oleh pornografi. Setelah manusia jauh dari Allah
maka berikutnya manusia akan
semakin kuat untuk berbuat
yang semakin parah dalam
kerusakan, hilangnya iman dan
taqwa membawanya kepada kejahatan-kejahatan besar yang
berikutnya, berani belajar dan
menggunakan ilmu sihir, berani
membuat menipuan-penipuan
besar, berani melakukan
kejahatan-kejahatan besar, dst- dst
. Demi Allah, sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-
rasul Kami kepada umat-
umat sebelum kamu, tetapi
syaitan menjadikan umat-
umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang
buruk), maka syaitan
menjadi pemimpin mereka di
hari itu dan bagi mereka
azab yang pedih. (QS. 16:63) Barangsiapa yang berpaling
dari pengajaran (Tuhan)
Yang Maha Pemurah (al-
Qur’ an), Kami adakan baginya syaitan (yang
menyesatkan) maka syaitan
itulah yang menjadi teman
yang selalu menyertainya.
(QS. 43:36)
Dan sesungguhnya syaitan- syaitan itu benar-benar
menghalangi mereka dari
jalan yang benar dan
mereka menyangka bahwa
mereka mendapat petunjuk.
(QS. 43:37) . Respon cepat yang harus dimiliki
oleh umat Islam di zaman ini yang
paling dominan adalah bersumber
dari Euphoria Globalisasi
PORNOGRAFI, yang membawa
moral umat manusia semakin cepat melorot jatuh ke tingkat
bawah. Kemerosotan moral yang
demikian parah maka berikutnya
disusul dengan penderitaan dan
penderitaan. Penderitaan jiwa,
baik individu atau juga khalayak. Kejadian-kejadian Pornografi telah membuat manusia jauh dari Allah, tidak lagi mampu mereguk lezatnya iman dan taqwa, sehingga manusia dengan bersemangat berebut kelezatan- kelezatan yang lain, dan kelezatan yang instant untuk diperebutkan adalah kelezatan tahta, harta dan nafsu syahwat, dan kelezatan materiil dunia, saling beradu kekuatan untuk memperebutkan kenikmatan materiil dunia. Bila penyakit jiwa ini semakin
parah , walaupun dosa makin
bertumpuk-tumpuk, manusia
sudah semakin sulit dicegah
untuk berbuat merusak diri, dan
semakin sulit diajak untuk keluar dari kebiasaan buruk yang
membinasakan, sebagaimana
pecandu narkoba yang telah
tenggelam dalam kecanduan
yang kian parah. Jaman Era pornografi
seharusnya segera di akhiri
dengan kesadaran orang-orang
yang masih punya daya tahan
dan kesadaran akan bahaya
pornografi. Dan Harus segera mengajak umat manusia untuk
meninggalkan dan menjauhi serta
memberantas pornogarfi. Dan jalan pintas untuk keluar
dari lingkaran setan tersebut
adalah peran para pemegang
kekuatan dan kekuasaan untuk
menyembuhkan masyarakat dari
penyakit pornografi, sebagaimana mereka sangat
peduli dengan pencegahan dan
penyembuhan berbagai macam
penyakit yang biasa
menghinggapi raga manusia
seperti penyakit darah tinggi, penyakit jantung, penyakit
kanker, pengakit diabetes, dll
karena penyakit akibat pornografi berakibat buruk yang lebih parah dan lebih kekal kesusahan dan penderitaannya. Manusia-manusia pecandu
pornografi perlu segera
disadarkan bahwa apa yang
mereka lakukan itu sesuatu yang
menjadikan mereka mendapat
hukuman dijauhkan dari Allah Tuhan semesta Alam, baik di
dunia dan di akherat. Semoga umat manusia segera
sadar akan bahayanya dan
segera membebaskan diri
pornografi. Mengajilah-
mengajilah-mengajilah dengan
tekun, semoga Allah memberi kekuatan kepada manusia untuk
terbebas dari godaan pornografi.
….. Wallahu a’ lam.

mengingatkan diri dengan azab allah


Segala puji hanya bagi Allah,
shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan kepada
seluruh pengikut beliau yang senantiasa mengikuti jalan
petunjuknya. Segala puji hanya bagi Allah,
manusia adalah makhluq ciptaan
Allah yang paling spesifik yang
Allah ciptakan untuk hidup dan
menghuni alam dunia ini dengan
tujuan yang sama dengan makluq-makhluq yang lain yaitu
untuk selalu beribadah dan
bertasbih kepada Allah. . Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-
Ku. (QS. 51:56) Semua yang berada di
langit dan yang berada di
bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran
Allah). Dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 57:1)
Kepunyaan-Nyalah kerajaan
langit dan bumi.Dia
menghidupkan dan
mematikan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 57:2) . Allah SWT telah memberikan
kelengkapan baik dalam diri
manusia maupun petunjuk-
petunjuk yang harus diketahui
oleh manusia, sehingga manusia
akan selalu hidup berada pada jalan yang lurus. . Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (QS. 16:78) Dan Dialah yang telah
menciptakan bagi kamu
sekalian, pendengaran,
penglihatan dan hati. Amat
sedikitlah kamu bersyukur.
(QS. 23:78) . Allah pula yang mengutus para
Nabi dan rasul untuk
mengingatkan manusia agar
manusia selalu berjalan di jalan
yang lurus sesuai dengan yang
dikehendaki Allah SWT. Dengan segala indra-indra, aqal dan
hatinya manusia diperintah untuk
selalu belajar dan
menyempurnakan diri dalam
memahami kehendak Allah dan
menta’ ati Allah SWT . Sebagaimana Kami telah
mengutus kepadamu Rasul
di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-
Kitab dan Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu
apa yang belum kamu
ketahui. (QS. 2:151) Dan Kami turunkan (al-
Qur’ an itu dengan sebenar-benarnya dan al-
Qur’ an telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan
Kami tidak mengutus kamu,
melainkan sebagai pembawa
berita gembira dan pemberi
peringatan. (QS. 17:105) . Allah SWT, menciptakan manusia
agar selalu berbuat yang baik-
baik dan benar dan semua
ukuran kebenaran dan kebaikan
itu untuk di zaman hari ini
semuanya telah tercantum di dalam Al-Qur’ an dan As-Sunnah. Setiap orang yang masuk Islam
telah masuk Islam dengan
bersyahadat, bersaksi bahwa
tidak ada ilah (sesembahan)
selain Allah Tuhan Semesta Alam
dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Konsekwensi
syahadat adalah setiap orang
Islam wajib memperdalam
pemahaman penghayatan dan
pengamalan Al-Qur’ an dan As- Sunnah. Kemudian menata diri
dengan menjalankan segala
perintah Allah dan menjauhi
segala larangan Allah. Bila seseorang hanya
bersyahadat saja padahal telah
diberi umur panjang namun
kecintaannya kepada Allah dan
Rasulnya tidak ada, dan tidak
mau menyempurnakan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan Islam, dan
mencukupkan diri dengan
pengakuan maka Allah SWT
menyatakan orang-orang yang
demikian sebagaimana dalam firmannya yang artinya . Orang-orang Arab Badwi
itu, lebih sangat kekafiran
dan kemunafikannya, dan
lebih wajar tidak
mengetahui hukum-hukum
yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS. 9:97) . Allah mencela dengan celaan
yang sangat kepada orang-
orang yang mengaku islam
namun tidak pernah terbentik di
hatinya untuk menyempurnakan
mengamalkan Islam sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah
kepada mereka. Allah Tuhan yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, namun
Allah sangat murka kepada
manusia-manusia yang terus
menerus hidup di dalam
kebodohan dan kezaliman. . Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat
kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan
amat bodoh, (QS. 33:72) sehingga Allah mengazab
orang-orang munafik laki-
laki dan perempuan dan
orang-orang musyrikin laki-
laki dan perempuan; dan
sehingga Allah menerima taubat orang-orang
mu’ min laki-laki dan perempuan. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS.
33:73) . Kemurkaan Allah akan Allah
timpakan kepada orang-orang
suka dalam kondisi zalim dan
bodoh , yang tidak mau
meningkatkan kwalitas kebaikan
dirinya dengan tekun belajar kepada petunjuk-petunjuk Allah
Al-Qur’ an dan As-Sunnah. Allah telah memberi peringatan-
peringatan kepada manusia yang
menyimpang hidupnya dengan
berbagai macam kesulitan dan
kekacauan agar manusia kembali
bertekun kepada hukum-hukum kebenaran Allah . Dan Allah telah membuat
suatu perumpamaan
(dengan) sebuah negeri
yang dahulunya aman lagi
tenteram, rezkinya datang
kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat,
tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat
Allah; karena itu Allah
merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa
yang selalu mereka
perbuat. (QS. 16:112) Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus (rasul-
rasul) kepada umat-umat
yang sebelum kamu,
kemudian Kami siksa mereka
dengan (menimpakan) kesengsaraan dan
kemelaratan, supaya
mereka bermohon (kepada
Allah) dengan tunduk
merendahkan diri. (QS. 6:42)
Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada
Allah) dengan tunduk
merendahkan diri ketika
datang siksaan Kami kepada
mereka, bahkan hati
mereka telah menjadi keras dan syaitanpun
menampakkan kepada
mereka kebagusan apa
yang selalu mereka
kerjakan. (QS. 6:43) Dan sesungguhnya Kami
telah pernah menimpakan
azab kepada mereka, maka
mereka tidak tunduk
kepada Tuhan mereka, dan
(juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan
merendahkan diri. (QS.
23:76)
Hingga apabila Kami
bukakan untuk mereka
suatu pintu yang ada azab yang amat sangat (di
waktu itulah) tiba-tiba
mereka menjadi putus-asa.
(QS. 23:77) . Segala puji bagi Allah,Allah Tuhan
semesta Alam menghendaki
manusia untuk hidup dengan
tujuan yang sangat utama, yaitu
hidup selalu dekat kepada Allah
Tuhan Yang Maha Suci, Maha Tinggi dan Maha Mulia, selalu
dalam ketundukan, kepatuhan
mengikuti jalan-jalan kesucian,
ketinggian dan kemuliaan. Jika manusia enggan menempuh
jalan-jalan kesucian, ketinggian
dan kemuliaan maka manusia
akan hidup di dunia ini
menghadapi berbagai macam
kesulitan yang bertubi-tubi, itu semua adalah siksa di dunia dan
di akherat mereka akan kembali
kepada Allah dengan siksa yang
lebih keras dan lebih kekal
. Sebenarnya, mereka telah
mendustakan kebenaran tatkala
kebenaran itu datang kepada
mereka, maka mereka berada
dalam kadaan kacau balau. (QS.
50:5) Kabarkanlah kepada orang-
orang munafik bahwa
mereka akan mendapat
siksaan yang pedih. (QS.
4:138) merekalah orang-orang
yang kafir sebenar-
benarnya. Kami telah
menyediakan untuk orang-
orang yang kafir itu
siksaan yang menghinakan. (QS. 4:151) Maka tatkala mereka
melupakan apa yang
diperingatkan kepada
mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang
dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada
orang-orang yang zalim
siksaan yang keras,
disebabkan mereka selalu
berbuat fasik. (QS. 7:165) Dan adapun orang-orang
yang fasik (kafir), maka
tempat mereka adalah
neraka, setiap kali mereka
hendak keluar daripadanya,
mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan
kepada mereka:”Rasakanlah siksa neraka yang dahulu
kamu mendustakannya”. (QS. 32:20) .
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan Semesta Alam yang telah menghidupkan kita di dunia ini dengan tujuan yang sangat- sangat-sangat-sangat-sangat- sangat-sangat mulia, namun banyak umat manusia yang mengabaikan rambu-rambu petunjuk Allah, sehingga kemudian mereka hidup tanpa tuntunan Allah, dan kemudian jatuh terjerembab kedalam kedurhakaan dan kemudian menuai siksaan yang pedih di dunia dan di akherat. Kita berlindung kepada Allah agar kita tidak menjadi orang-orang yang demikian. Wallahu a’ lam.

Rabu, Mei 18, 2011

RENUNGAN KEMATIAN

Adakah orang yang mendebat kematian dan sakaratul maut? Adakah orang yang mendebat kubur dan azabnya? Adakah orang yang mampu menunda kematiannya dari waktu yang telah ditentukan? Mengapa manusia takabur padahal kelak akan dimakan ulat? Mengapa manusia melampaui batas padahal di dalam tanah kelak akan terbujur? Mengapa berandai- andai, padahal kita mengetahui kematian akan datang secara tiba-tiba? “Sesungguhnya kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi. Allah Subhanahu wata’ ala berfirman, artinya, “Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS: Qaaf: 19) Adalah salah bila seseorang yang
mengira bahwa kematian itu
hanya ke-fana-an semata dan
ketidak-adaan secara total yang
tidak ada kehidupan,
perhitungan, hari dikumpulkan, kebangkitan, surga atau neraka
padanya!! Sebab andaikata
demikian, tentulah tidak ada
hikmah dari penciptaan dan
wujud kita. Tentulah manusia
semua sama saja setelah kematian dan dapat beristirahat
lega; mukmin dan kafir sama,
pembunuh dan terbunuh sama, si
penzhalim dan yang terzhalimi
sama, pelaku keta’ atan dan maksiat sama, penzina dan si
rajin shalat sama, pelaku
perbuatan keji dan ahli takwa
sama. Pandangan tersebut hanyalah
bersumber dari pemahaman
kaum atheis yang mereka itu
lebih buruk dari binatang sekali
pun. Yang mengatakan seperti ini
hanyalah orang yang telah tidak punya rasa malu dan menggelari
dirinya sebagai orang yang
bodoh dan ‘ gila.’ (Baca: QS: At- Taghabun:7, QS: Yaasiin: 78-79) Kematian adalah terputusnya
hubungan ruh dengan badan,
kemudian ruh berpindah dari
satu tempat ke tempat yang
lain, dan seluruh lembaran amal
ditutup, pintu taubat dan pemberian tempo pun terputus. Nabi shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya Alloh menerima taubat seorang hamba selama
belum sekarat.” (HR: At-Turmu- dzi dan Ibn Majah, dishahihkan Al-
Hakim dan Ibn Hibban) Kematian Merupakan
Musibah Paling Besar!! Kematian merupakan musibah
paling besar, karena itu Alloh
Subhanahu Wa Ta’ ala menamakannya dengan ‘ musibah maut’ (QS: Al-Maidah:106). Bila seorang hamba ahli keta’ atan didatangi maut, ia menyesal
mengapa tidak menambah amalan
shalihnya, sedangkan bila
seorang hamba ahli maksiat
didatangi maut, ia menyesali atas
perbuatan melampaui batas yang dilakukannya dan berkeinginan
dapat dikembalikan ke dunia lagi,
sehingga dapat bertaubat
kepada Alloh Subhanahu Wa
Ta’ ala dan memulai amal shalih. Namun! Itu semua adalah mustahil
dan tidak akan terjadi!! (Baca: QS:
Fushshilat: 24, QS: Al-Mu’ minun: 99-100) Ingatlah Penghancur Segala
Kenikmatan!! Nabi shallallahu ‘ alaihi wasallam menganjurkan agar banyak
mengingat kematian. Beliau
bersabda, yang artinya:
“Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (maut)
” (HR: At-Tirmidzi, hasan menurutnya). Imam Al-Qurthubi
rahimahulloh berkata, “Para ulama kita mengatakan, ucapan
beliau, “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan”, merupakan ucapan ringkas tapi
padat, menghimpun makna
peringatan dan amat mendalam
penyampaian wejangannya.
Sebab, orang yang benar-benar
mengingat kematian, pasti akan mengurangi kenikmatan yang
dirasakannya saat itu,
mencegahnya untuk bercita-cita
mendapatkannya di masa yang
akan datang serta membuatnya
menghindar dari mengangankannya, sekalipun hal
itu masih memungkinkannya. Namun jiwa yang beku dan hati
yang lalai selalu memerlukan
wejangan yang lebih lama dari
para penyuluh dan untaian kata-
kata yang meluluhkan sebab bila
tidak, sebenarnya ucapan beliau tersebut dan firman Alloh
Subhanahu Wa Ta’ ala dalam surat Ali ‘ Imran ayat 185, (artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”) sudah cukup bagi pendengar dan
pemerhati-nya.!!” Siapa Orang Yang Paling
Cerdik? Ibnu Umar radhiyallahu ‘ anhuma pernah berkata, “Aku pernah menghadap Rasululloh shallallahu
‘ alaihi wasallam sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu
salah seorang dari kaum Anshor
berdiri seraya berkata, “Wahai Nabi Alloh, siapakah manusia yang
paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak
mengingat kematian dan paling
siap menghadapinya. Mereka
itulah manusia-manusia cerdas;
mereka pergi (mati) dengan
harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR: Ath-Thabrani, dishahihkan al-Mundziri) Faedah Mengingat Kematian Di antara faedah mengingat
kematian adalah: Mendorong diri untuk bersiap-siap menghadapi kematian sebelum datangnya. Memperpendek angan-angan untuk berlama-lama tinggal di dunia yang fana ini, karena panjang angan-angan merupakan sebab paling besar lahirnya kelalaian. Menjauhkan diri dari cinta dunia dan rela dengan yang sedikit. Menyugesti keinginan pada akhirat dan mengajak untuk berbuat ta’ at. Meringankan seorang hamba dalam menghadapi cobaan dunia. Mencegah kerakusan dan ketamak-an terhadap kenikmatan duniawi. Mendorong untuk bertaubat dan mengevaluasi kesalahan masa lalu. Melunakkan hati, membuat mata menangis, memotivasi keinginan mempelajari agama dan mengusir keinginan hawa nafsu. Mengajak bersikap rendah hati (tawadhu’) , tidak sombong, dan berlaku zhalim. Mendorong sikap toleransi, me-ma’ afkan teman dan menerima alasan orang lain.

Sabtu, Januari 15, 2011

CIRI LELAKI DAN WANITA AHLI NERAKA

Benarkah Lelaki Selamat
Dari Azab Neraka..? Kalau dilihat secara renungan
makrifat, terdapat satu hadis
Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menceritakan
pengalaman baginda bertemu
Allah SWT di Sidratul Muntaha
malam Israk Mikraj, di mana Allah
SWT telah memperlihatkan
kepadanya keadaan wanita yang kebanyakan mereka dihumban
dalam api neraka lantaran
beberapa kesalahan semasa
berada di dunia. Namun ia bukan bermakna bahawa orang lelaki terselamat
daripada panas api neraka dan
dimasukkan dalam syurga Allah
yang penuh dengan pelbagai
nikmat yang luar biasa, yang
terkadang tidak tergambar oleh akal fikiran manusia semasa
hidup di dunia. Justeru, apabila kita lihat
beberapa istilah dalam al-Quran,
menggambarkan kepada kita
bahawa orang lelaki juga tidak kurang menjadi
penghuni neraka. Ini berdasarkan keterangan al-
Quran seperti istilah ‘Ashabun Nar’ (ahli neraka), al- Kafirun, al-Fasiqun, al-
Munafiqun, az-Zolimun dan juga istilah yang disebut oleh
baginda Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam seperti golongan ‘dayus’, peminum arak dan anak-anak derhaka. Apa yang menarik perhatian
dalam isu yang ingin dibangkitkan
di sini ialah golongan dayus
seperti yang ditegaskan dalam
sebuah hadis baginda. Ramai
daripada kalangan umat Islam hari ini tidak menyedari bahawa
mereka boleh termasuk golongan
yang dayus dan tempat golongan
ini di akhirat tidak lain adalah
neraka. Siapa Golongan Dayus..? Mengapa neraka bagi golongan
dayus? Golongan dayus ini sama
ada seorang ayah yang
membiarkan anak-anak gadis
mereka keluar rumah tanpa
mengenakan pakaian yang menutup aurat dengan sempurna
begitu juga seorang suami yang
membiarkan isterinya
mendedahkan aurat seperti
tidak memakai tudung kepala
hingga di bawah perhiasan mereka. Termasuklah membiarkan
pembantu rumah di kalangan
wanita asing yang dibiarkan
tidak menutup aurat, maka
suami tadi tidak berhak masuk
syurga kerana membiarkan isteri dan pembantu rumahnya tidak
menutup aurat seperti yang
ditegaskan oleh al-Quran. Peristiwa wanita ke neraka
pada malam Mikraj Sayidina Ali Karamallahuwajhah
berkata: “Saya dengan Fatimah pergi menghadap Rasulullah
Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kami dapati beliau sedang
menangis, lalu kami bertanya
kepadanya, apakah yang
menyebabkan ayahanda
menangis, ya Rasulullah?” Baginda Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Pada malam aku diisrak hingga ke langit, di sana aku
melihat perempuan dalam
keadaan amat dahsyat.
Dengan sebab itu aku
menangis mengenangkan
azab yang diterima mereka.” Saidina Ali Karamallahuwajhah
bertanya: “Apakah yang ayahanda lihat di sana?” Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otak
kepalanya menggelegak. Aku
lihat perempuan digantung
lidahnya, tangannya diikat
ke belakang dan timah cair
dicurah ke dalam halkumnya (tekak).
“Aku lihat perempuan yang digantung kedua-dua
kakinya terikat, tangannya
diikat ke ubun-ubunnya,
didatangkan ular dan kala.
Aku lihat perempuan yang
memakan dagingnya sendiri, di bawahnya dinyalakan api
neraka. Aku lihat perempuan
mukanya hitam dan
memakan tali perutnya
sendiri. “Aku lihat perempuan yang telinga pekak dan
matanya buta, diisikan ke
dalam peti yang diperbuat
daripada api neraka,
otaknya keluar daripada
lubang hidung, badan bau busuk kerana penyakit
kusta dan sopak. “Aku lihat perempuan yang kepalanya seperti babi,
badannya seperti himar
dengan pelbagai
kesengsaraan dihadapinya.
Aku lihat perempuan yang
rupanya seperti anjing, kala dan ular masuk ke
kemaluannya, mulut dan
pelepasnya (punggung).
Malaikat memukulnya dengan
corong api neraka.” Fatimah pun bertanya kepada
ayahandanya: “Ayahanda yang dikasihi, beritakanlah kepada
anakanda, apakah kesalahan
yang dilakukan oleh
perempuan itu?” Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Fatimah, adapun perempuan tergantung rambutnya itu
adalah perempuan yang
tidak menutup rambut
daripada bukan muhrimnya.
Perempuan tergantung
lidahnya ialah perempuan yang menggunakan lidahnya
untuk memaki dan menyakiti
hati suaminya. “Perempuan yang digantung susunya adalah perempuan
yang menyusukan anak
orang lain tanpa izin
suaminya. Perempuan kedua-
dua kakinya tergantung itu
ialah perempuan yang keluar dari rumahnya tanpa izin
suaminya. “Perempuan tidak mahu mandi daripada suci haid dan
nifas ialah perempuan yang
memakan badannya sendiri,
juga kerana ia berhias untuk
lelaki bukan suaminya dan
suka mengumpat orang. “Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan
gunting api neraka kerana ia
memperkenalkan dirinya
kepada orang asing,
bersolek dan berhias supaya
kecantikannya dilihat lelaki lain. “Perempuan diikat kedua kakinya dan tangannya ke
atas ubun-ubunnya,
disuakan ular dan kala
kepadanya kerana ia boleh
sembahyang tetapi tidak
mengerjakannya dan tidak mandi janabah. “Perempuan kepalanya seperti babi dan badannya
seperti himar ialah ahli
pengumpat dan pendusta.
Perempuan rupanya seperti
anjing ialah perempuan yang
suka membuat fitnah dan membenci suaminya. Seterusnya Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Perempuan menyakit hati suami dengan lidahnya pada
hari kiamat nanti Allah
jadikan lidahnya sepanjang
70 hasta kemudian diikat di
belakang tengkoknya.” Abu Bakar as-Sidiq mengatakan,
aku dengar Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Perempuan menggunakan lidah untuk menyakiti hati
suaminya ia akan dilaknat
dan kemurkaan Allah.” Usamah bin Zaid menceritakan,
bahawa Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Aku berdiri di atas syurga, kebanyakan yang masuk ke
dalamnya adalah golongan
miskin dan orang kaya
tertahan di luar pintu
syurga kerana dihisab. Selain
daripada itu ahli neraka diperintahkan masuk ke
dalam neraka, dan aku
berdiri di atas pintu neraka,
aku lihat kebanyakan yang
masuk ke dalam neraka
adalah perempuan.” Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang
bermaksud: “Aku lihat api neraka, tidak pernah aku melihatnya
seperti hari ini, kerana ada
pemandangan yang dahsyat
di dalamnya aku saksikan
kebanyakan ahli neraka
adalah perempuan.” Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya, “Mengapa ya Rasulullah?” Baginda Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Perempuan mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan
ihsannya, Jika engkau
membuat baik kepadanya
seberapa banyak pun dia
belum berpuas hati dan
cukup.” (Hadis riwayat Bukhari)
Namun ia bukan bermakna
bahawa orang lelaki terselamat
daripada panas api neraka dan
dimasukkan dalam syurga Allah
yang penuh dengan pelbagai
nikmat yang luar biasa, yang terkadang tidak tergambar oleh
akal fikiran manusia semasa
hidup di dunia. Justeru, apabila kita lihat
beberapa istilah dalam al-Quran,
menggambarkan kepada kita
bahawa orang lelaki juga tidak
kurang menjadi penghuni neraka.
Ini berdasarkan keterangan al- Quran seperti istilah ‘Ashabun Nar’ (ahli neraka), al-Kafirun, al- Fasiqun, al-Munafiqun, az-Zolimun
dan juga istilah yang disebut
oleh baginda Rasulullah s.a.w.
seperti golongan ‘dayus’, peminum arak dan anak-anak
derhaka. Apa yang menarik perhatian
dalam isu yang ingin dibangkitkan
di sini ialah golongan dayus
seperti yang ditegaskan dalam
sebuah hadis baginda. Ramai
daripada kalangan umat Islam hari ini tidak menyedari bahawa
mereka boleh termasuk golongan
yang dayus dan tempat
golongan ini di akhirat tidak lain
adalah neraka. Mengapa neraka bagi golongan
dayus? Golongan dayus ini sama
ada seorang ayah yang
membiarkan anak-anak gadis
mereka keluar rumah tanpa
mengenakan pakaian yang menutup aurat dengan
sempurna begitu juga seorang
suami yang membiarkan isterinya
mendedahkan aurat seperti
tidak memakai tudung kepala
hingga di bawah perhiasan mereka. Termasuklah membiarkan
pembantu rumah di kalangan
wanita asing yang dibiarkan
tidak menutup aurat, maka
suami tadi tidak berhak masuk
syurga kerana membiarkan isteri dan pembantu rumahnya tidak
menutup aurat seperti yang
ditegaskan oleh al-Quran.

Rabu, Desember 29, 2010

audisi al-muthaffifin

Siapapun kita manusia pada
dasarnya punya keinginan untuk
curang. Meminta lebih kalau
diberi orang. Dan cenderung
mengurangi apabila memberi ke
orang lain. Ada yang protes? Ya, begitulah. Bayangkan kita masih
anak-anak berumur 8 tahun.
Bayangkan ibu kita membagi kue
brownies kepada semua
anaknya, termasuk kita dan tak
lepas saudara kita tentunya. Ibu berusaha membagi dengan adil,
karena setiap anak memang
berbeda kadarnya. Bayangkan
kita bukan anak pertama. Tentu
ada sedikit rasa ngiri kenapa
kakak tertua mendapat yang paling besar. Sementara kita
tidak melirik bahwa adik pun
bagiannya yang lebih kecil. Yang
kita tahu,”Kok aku cuman dapet sedikit? Gak adil… ..!“. Masa berputar dan waktu
berlalu. Kita pun beranjak
dewasa dengan perkembangan
psikologi yang mengiringi.
Perkembangan psikologi tidaklah
sama pada setiap orang. Ada yang cepat menjadi dewasa.
Bahkan tidak sedikit yang telat
menjadi dewasa. Banyak kita
temui orang tua yang kekanak-
kanakan, kitakah itu? Perkembangan psikologi sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dan
orang-orang sekitar. Dengan
bertambahnya usia, akal pun
semakin berkembang. Akal yang
berkembang itu menjadi sebuah dilemma, bisa bermanfaat atau
sebaliknya. Membinasakan. Kembali ke persoalan curang.
Ketika anak-anak, ketika
berontak kita hanya bisa diam
membisu menerima keputusan
sang ibu. Lebih dari itu, paling-
paling nangis atau ngambek. Saat dewasa, source yang dimiliki
bertambah, akal yang
berkembang dan fisik yang
semakin kuat. Implikasi dari
perkembangan kedua hal
tersebut bisa kita lihat di kehidupan sehari-hari. Sebuah SMA di Malang nekat
memalsukan nilai rapor muridnya
yang hendak mendaftar program
penelusuran bakat dan minat
untuk bisa kuliah di Universitas
Brawijaya, universitas kenamaan di kota Bentoel. “Mau kemana mas?“, tanya seorang tukang becak pada
sesosok pemuda yang tampak
kebingungan di terminal
tirtonadi, Solo. “Pasar Legi, pak“, pemuda itu menjawab. “20 ribu aja mas. Kan lewat Gemblegan dulu. Ayo saya anter.
Udah murah ni…!“ tukang becak itu membujuk sambil menipu. Tak perlulah ke Gemblegan dulu
dari terminal Tirtonadi kalau mau
ke Pasar Legi. Satu lagi bentuk
kecurangan. Mengulur waktu masuk kerja,
bagi yang karyawan, dan
tentunya sering curi start
pulang kerja. Lantas tiap tahun
menuntut kenaikan gaji. Sungguh
ini adalah bentuk kecurangan komunal, berjamaah. Pedagang
pun tidak luput dari praktik ini.
“Wah, gak boleh mas. Kulakannya aja gak dapet segitu! Bisa rugi
saya!“. Begitu seruan yang sering kita dengar dalam sebuah
fragmen tawar menawar antara
calon pembeli dengan sang
empunya dagangan. Menipukah
ini? Curangkah ini? *** “Ke mana Pak?” Tanya seorang penjual jasa taksi padaku. “Deket Bang, cuman cimone situ aja“,jawabku sedikit meramahkan diri. Karena aku tahu, orang
yang menawarkan jasa itu tak
lebih adalah preman bandara. “100 ribu aja. Udah murah ni“, orang itu menawarkan harga
taksi tembak atau borongan
yang bagiku adalah harga
banting. Perasaan calon
penumpang yang dibanting habis-
habisan. “Gocap!” aku hanya menjawab singkat. “Wah, gak boleh Pak. Ijin masuk aja 20 ribu. Itu kalo “Taksi Biru” gak ada yang mau, semuanya
lewat Cengkareng, tambah tol
bisa nyampe 150 ribu. 100 ribu
uda murah ni!” calo itu masih berharap aku iba padanya.
Namun sayang, aku sudah
mengenal medan. Jarak 8 km
tidak pantas dihargai 100 ribu
naik taksi. Akhirnya akupun dapet “Taksi Biru” yang tanpa calo, tanpa menipu, dan service lebih santun.
Tidak lebih dari 50 ribu. Jasa
parkir bandara hanya 10 ribu.
Sungguh, calo di bandara tadi
sudah melakukan 6 kebodohan.
Kebodohan pertama, tidak mau menggunakan argo meter.
Kedua, memalsukan trayek taksi
lain dengan menipu calon
penumpang. Ketiga, memalsukan
ongkos taksi lain. Keempat,
memalsukan ongkos jasa parker di bandara. Kelima, berniat
menipu calon penumpang. Dan
keenam, dia tidak sadar dia
sudah menjadi golongan Al-
Muthaffifin. Sungguh sebuah
penipuan besar-besaran. *** Dalam kancah politik, partai-
partai mengumbar janji. Saya
akan… .. Saya akan… . Saya akan… .. Sementara bangsa dan rakyat
negeri mayoritas muslim ini lebih
membutuhkan kerja nyata, riil.
Kita semua lebih membutuhkan
bukti, bukan janji. Janji-janji
partai politik gadungan itu memang diniatkan hanya untuk
memanen jutaan dana kampanye.
Dan… menipu para calon pemilihnya. Tidak lebih. Dan
sayangnya, belum banyak partai
politik yang benar-benar tulus
melayani negeri. Kau yang
berjanji… kau yang mengingkari… kau yang mulai… kau yang mengakhiri… . Semua contoh kasus di atas
berawal dari rasa tidak puas
dengan apa yang ada padanya.
Apa yang sudah Allah karuniakan
padanya. Fisik yang sehat,
oksigen gratis setiap hari, cukup makan, tidaklah cukup membuka
mata hati orang-orang
bermental Muthaffifin. “Masih kurang ni… .!” Begitulah mindset mereka, Al-Muthaffifin. *** Akibat salah asuhan Tak perlulah kita semua
memicingkan mata melihat
sadisnya watak manusia
muthaffifin di atas. Tak perlulah
kita khawatir apakah diri kita
bagian dari mereka. Cukuplah Allah dan Rasulnya menjadi
panutan setiap helaan nafas.
Menjadi titian setiap langkah.
Menjadi Suri untuk diteladani.
Cukuplah Al-Quran dan As-
Sunnah menuntun kita menjadi pribadi yang sholeh dan Ihsan.
Sholeh karena perangai kita
tidak untuk menyakiti orang lain.
Ihsan karena yakin setiap
perbuatan diawasi oleh Sang
Pemilik alam, Allahu Akbar. Wal ihsan an ta’ budallaha ka annaka taroohu, fa in lam takun taroohu
fa innahu yarooka. Sebagai muslim, setiap kita
bertanggung jawab mendidik
generasi militan dalam
menjalankan ajaran suci Islam.
Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di
belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. [QS. an-Nisa' (4) : 9]. Mendidik kejujuran dan menjauhi
karakter muthaffifin termasuk
dalam kepribadian muslim sejati
yang digariskan. Orang-orang itu
tak mungkin mau menipu kalau
tidak khawatir tidak bisa makan. Orang-orang itu tak mungkin
menipu kalau mereka yakin
dengan janji Allah dengan setiap
perkataan yang benar. Lantas bagaimanakah dengan
calo di atas? Perlu kita kasihan
pada mereka. Kasihan karena
mereka masih mau menipu.
Kasihan karena mereka tidak
diajarkan nilai-nilai kejujuran. Kasihan karena mereka belum
saatnya mengenal kebenaran
hakiki. Kasihan karena keluarga
mereka makan dari yang tidak
halal, hasil menipu. Kasihan
karena mereka adalah penganut paham yang haram aja susah
apalagi dapetin yang halal.
Mungkin inikah masa yang
digambarkan oleh Rasulullah SAW
itu? Wahai sadaraku, persiapkan
generasi muslim yang militan.
Berkarakter kuat.
Berkepribadian memikat. Tidak
mudah tertipu dengan tipu
muslihat. Perkenalkanlah pada wajah-wajah surga itu
kebenaran hakiki. Kenalkanlah
pada anak-anak kita kejujuran.
Kenalkanlah akan janji Allah akan
ketaqwaan. Janganlah
meninggalkan generasi lemah akibat kesalahan kita mengasuh
mereka. Mungkin, tidak mendidik
anak-anak dengan nilai-nilai Islam
juga termasuk dengan tindakan
curang, muthaffif. Lantas, tertarikkah kita menjadi
Al-Muthaffif? Kecelakaan besarlah bagi Al-
Muthaffifin (orang-orang yang
curang). Yaitu orang-orang yang
apabila menerima takaran dari
orang lain mereka minta dipenuhi.
Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang
lain, mereka mengurangi.
Tidakkah orang-orang itu
menyangka, bahwa
sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan. [Q.S. Al- Muthaffifin :1-4]