Laman

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label sombong. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sombong. Tampilkan semua postingan

Minggu, April 03, 2011

SOMBONG MENJADI SEBAB KEKAFIRAN

Sombong adalah sifat yang sangat dikutuk oleh Allah, hingga
Nabi Muhammad SAW bersabda : ﻪﻧﺍ ﺽﺭ ﻡﻼﺳ ﻦﺑ ﻪﻠﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﻋ ﺔﻣﺰﺣ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻕﻮﺴﻟﺍ ﻰﻓ ﺮﻣ ﻪﻟ ﻞﻴﻘﻓ ﺐﻄﺣ ﻦﻣ : ﻚﻠﻤﺤﻳ ﺎﻣ ﺍﺬﻫ ﻰﻠﻋ ، ﻪﻠﻟﺍ ﻙﺎﻨﻏﺍ ﺪﻗ ﻭ ﻝﺎﻗ ؟ﺍﺬﻫ ﻦﻋ : ﻥﺍ ﺕﺩﺭﺍ ﺮﺒﻜﻟﺍ ﻊﻓﺩﺍ ، ﻝﻮﺳﺭ ﺖﻌﻤﺳ ﻝﻮﻘﻳ ﺹ ﻪﻠﻟﺍ : ﺔﻨﺠﻟﺍ ﻞﺧﺪﻳ ﻻ ﺮﺒﻛ ﻦﻣ ﺔﻟﺩﺮﺧ ﻪﺒﻠـﻗ ﻰﻓ ﻦﻣ . ﻰﻓ ﻦﺴﺣ ﺩﺎﻨﺳﺈﺑ ﻰﻧﺍﺮﺒﻄﻟﺍ ﺐﻴﻫﺮﺘﻟﺍ ﻭ ﺐﻴﻏﺮﺘﻟﺍ Dari Abdullah bin Salam RA
bahwasanya ia pernah berjalan
di pasar dengan membawa seikat
kayu bakar. Lalu ada orang
bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan engkau berbuat
demikian, padahal Allah telah
mencukupkan kamu dari semua
ini ?”. Ia menjawab: Saya ingin menghilangkan kesombongan,
karena aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di
dalam hatinya ada sebesar
biji sawi dari sombong”. (HR. Thabarani dengan sanad Hasan,
dalam Targhib wat Tarhib) Oleh karena itu seharusnya
setiap orang mu’ min harus berusaha sungguh-sungguh
menjauhi sifat sombong dari
dirinya. Adapun pengertian sombong
menurut sabda Rasulullah SAW
adalah, “Al-Kibru bathorul haqqi wa ghomtun naas”. (Sombong itu menolak kebenaran dan
merendahkan orang lain).
Biasanya beberapa hal yang bisa
menyebabkan kesombongan
seseoranng antara lain karena
kekayaan, karena pendidikan, karena asal-usul, dan masih
banyak lagi. Orang kaya biasanya
merasa dirinya lebih mulia
daripada orang miskin.
Orang yang berpendidikan
tinggi merasa lebih mulia
daripada orang yang berpendidikan rendah.
Demikian pula seorang
pejabat merasa dirinya
lebih mulia daripada rakyat
biasa. Bahkan sampai anak-
anaknya pun terbawa perasaan yang demikian itu.
Lebih celaka lagi,
membanggakan asal-usul/
keturunan. Perasan ini bisa
menjadikan penyebab
kekafiran sebagaimana iblis, dia menjadi kufur, tidak
mau sujud kepada Adam. Ketika ditanya oleh Allah, “Apa yang menghalangi kamu untuk
bersujud (kepada Adam) ketika
Aku menyuruhmu ?”. Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan
saya dari api, sedangkan dia
Engkau ciptakan dari tanah”. QS. Al-A’ raaf : 12. ﺫﺇ ﺪﺠﺴﺗ ﻻﺃ ﻚﻌﻨﻣ ﺎﻣ ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻣ ﺮﻴﺧ ﺎﻧﺃ ﻝﺎﻗ ﻚﺗﺮﻣﺃ ﻦﻣ ﻪﺘﻘﻠﺧﻭ ﺭﺎﻧ ﻦﻣ ﻲﻨﺘﻘﻠﺧ ﻦﻴﻃ Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu aku
menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api
sedang Dia Engkau ciptakan dari
tanah”. Sifat Iblis inilah yang banyak
diwarisi oleh manusia. Karena
dirinya merasa lebih mulia, maka
menolak/menganggap remeh
apapun yang datang dari orang
yang dianggap lebih rendah dari dirinya, sekalipun yang
didatangkan itu adalah suatu
kebenaran. Bani Israil mengkufuri kenabian
Nabi Muhammad SAW walaupun
mereka mengetahui secara pasti
bahwa Muhammad adalah Nabi
dan utusan Allah, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Allah dalam QS. Al-Baqarah : 146 ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻢﻫﺎﻨﻴﺗﺁ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﻥﻮﻓﺮﻌﻳ ﺎﻤﻛ ﻪﻧﻮﻓﺮﻌﻳ ﻢﻬﻨﻣ ﺎﻘﻳﺮﻓ ﻥﺇﻭ ﻢﻫﺀﺎﻨﺑﺃ ﻥﻮﻤﻠﻌﻳ ﻢﻫﻭ ﻖﺤﻟﺍ ﻥﻮﻤﺘﻜﻴﻟ Orang-orang (Yahudi dan
Nasrani) yang telah Kami beri Al
kitab (Taurat dan Injil) Mengenal
Muhammad seperti mereka
Mengenal anak-anaknya sendiri.
dan Sesungguhnya sebahagian diantara mereka
Menyembunyikan kebenaran,
Padahal mereka mengetahui. Mengapa mereka kufur kepada
Nabi Muhammad SAW ? Karena
mereka merasa dirinya menjadi
kekasih-kekasih Allah dan yang
dimuliakan oleh Allah, sedangkan
Muhammad dari keturunan bangsa yang rendah (bangsa
‘ Arab), menurut anggapan mereka, padahal mereka tahu
betul kalau Muhammad adalah
utusan Allah. Dalam kenyataan kehidupan ini
banyak orang yang mengabaikan
sesuatu yang disampaikan oleh
orang lain hanya karena
perbedaan latar belakang
pendidikan dan sebagainya, sekalipun yang disampaikan itu
suatu kebenaran, mereka tolak
karena merasa penyampainya
lebih rendah pendidikannya dari
pada dirinya. Rasulullah SAW mengajarkan
kepada kita, sekalipun yang
menyampaikan itu budak yang
hidungnya rumpung, kalau yang
disampaikan itu sesuatu
kebenaran, wajib didengar dan ditha’ ati. Rasulullah juga berpesan, “Undhur maa qoola walaa tandhur man qoola”. (Perhatikanlah apa yang
dikatakan, dan jangan
memperhatikan siapa yang
menyampaikan). Dari itu semua Islam mengajarkan
“Jangan berlaku sombong apabila Allah memberikan suatu kelebihan
pada dirinya dari pada orang
lain, karena pada hakikatnya
kemuliaan yang di sisi Allah
adalah bukan karena kelebihan-
kelebihan yang sifatnya meteriil/ duniawi, tetapi kemuliaan itu
terletak pada ketaqwaannya
kepada Allah. “Inna akromaku ‘ indalloohi atqookum: (Sesungguhnya orang yang
paling mulia di sisi Allah adalah
orang yang paling bertaqwa
diantara kalian). [QS. Al-Hujurat :
13] ﻦﻣ ﻢﻛﺎﻨﻘﻠﺧ ﺎﻧﺇ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﺃ ﺎﻳ ﺎﺑﻮﻌﺷ ﻢﻛﺎﻨﻠﻌﺟﻭ ﻰﺜﻧﺃﻭ ﺮﻛﺫ ﻥﺇ ﺍﻮﻓﺭﺎﻌﺘﻟ ﻞﺋﺎﺒﻗﻭ ﻥﺇ ﻢﻛﺎﻘﺗﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﺪﻨﻋ ﻢﻜﻣﺮﻛﺃ ﺮﻴﺒﺧ ﻢﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ Hai manusia, Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal. Demikian semoga kita dijauhkan
oleh Allah dari sifat sombong
yang akan menyeret kita kepada
kekafiran, dan kita diberikan
sifat tawadldlu’ yang akan membimbing kita kepada
kebenaran. Aamiin.