Laman

Entri Populer

Selasa, Desember 28, 2010

meracik prestasi amal

Sobat, keimanan yang yang
sudah kita proklamirkan tidaklah
hanya penghias bibir dan
sekedar label tanda pengenal.
Allah swt berjanji memberikan
testing berupa ujian dan ajakan, apakah kita benar-benar
mempunyai iman yang
berkualitas. َبِسَحَأ ُساَّنلا ْنَأ اوُكَرْتُي ْنَأ اوُلوُقَي اَّنَمآ ْمُهَو ال َنوُنَتْفُي ) ٢ ( ْدَقَلَو اَّنَتَف َنيِذَّلا ْنِم ْمِهِلْبَق َّنَمَلْعَيَلَف ُهَّللا َنيِذَّلا اوُقَدَص َّنَمَلْعَيَلَو َنيِبِذاَكْلا Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS.29:2-3) Allah swt memberikan hadiah
yang amat sangat tiada duanya
disaat nanti. Suatu waktu yang
tidak bisa mengelak, tidak bisa
kembali ke dunia dan hanya
pertolongan Allah-lah yang berlaku, just it!. Hadiah tersebut
adalah ridho kepada makhluk
untuk melenggang masuk ke
dalam jannah (syurga).
Sebaliknya, bagi yang mempunyai
iman palsu akan berkumpul di suatu tempat hina yakni neraka. Sobat, kita baru saja diingatkan
tahun baru hijriyah. So,
berkurang sudah jatah umur
kita..marilah kita renungi. Apakah
yang sudah kita lakukan sampai
detik ini, hidup sia-siakah? Hidup tanpa kesungguhan dalam
beramal shaleh-kah? Ataukah
beribadah dengan seenaknya
sendiri? Ataukah telah berusaha
menekuni amal-amal sehingga
berprestasi di mata Allah swt? Sobat pasti ingat dengan
sahabat Bilal Ra, yang senantiasa
shalat sunnah setiap kali selesai
berwudhu sehingga suara
terompahnya sudah dikabarkan
“terdengar” di surga oleh Nabi SAW. Atau Abu Dzar yang
senantiasa menjaga wasiat Nabi
SAW selama hidup untuk tidak
meninggalkan 3 hal: 2 rakaat
sunnah Dhuha, puasa 3 hari
dalam sebulan dan shalat witir sebelum tidur. Dan juga kisah-
kisah shahih lain yang terjadi
pada suatu generasi terbaik,
yakni generasi para shabat
Rasulullah SAW. Dan tentunya
sebagai pengikut menjadi kita wajib untuk mencontoh dan
mengobarkan motivasi untuk
mengikuti jejaknya. Masih ingatkah kisah 3 orang
istimewa yang berteduh di goa,
kemudian atas kehendak Allah
swt pintunya menjadi tertutup
batu dan tidak bisa dibuka
kembali. Berkat prestasi dalam amalan mereka, Allah swt berikan
solusi dan bantuan langsung.
Simak hadist berikut : اَنَثَّدَح ُديِعَس ُنْب يِبَأ َمَيْرَم اَنَثَّدَح ُليِعاَمْسِإ ُنْب َميِهاَرْبِإ ِنْب َةَبْقُع َلاَق يِنَرَبْخَأ ٌعِفاَن ْنَع ِنْبا َرَمُع َيِضَر ُهَّللا اَمُهْنَع ْنَع ِلوُسَر ِهَّللا ىَّلَص ُهَّللا ِهْيَلَع َمَّلَسَو َلاَق اَمَنْيَب ُةَثاَلَث ٍرَفَن َنْوَشاَمَتَي ْمُهَذَخَأ ُرَطَمْلا اوُلاَمَف ىَلِإ ٍراَغ يِف ِلَبَجْلا ْتَّطَحْناَف ىَلَع ِمَف ْمِهِراَغ ٌةَرْخَص ْنِم ِلَبَجْلا ْتَقَبْطَأَف ْمِهْيَلَع َلاَقَف ْمُهُضْعَب ٍضْعَبِل اوُرُظْنا اًلاَمْعَأ اَهوُمُتْلِمَع ِهَّلِل ًةَحِلاَص اوُعْداَف َهَّللا اَهِب ُهَّلَعَل اَهُجُرْفَي َلاَقَف ْمُهُدَحَأ َّمُهَّللا ُهَّنِإ َناَك يِل ِناَدِلاَو ِناَخْيَش ِناَريِبَك يِلَو ٌةَيْبِص ٌراَغِص ُتْنُك ىَعْرَأ ْمِهْيَلَع اَذِإَف ُتْحُر ْمِهْيَلَع ُتْبَلَحَف ُتْأَدَب َّيَدِلاَوِب اَمِهيِقْسَأ َلْبَق يِدَلَو ُهَّنِإَو َءاَن َيِب ُرَجَّشلا اَمَف ُتْيَتَأ ىَّتَح ُتْيَسْمَأ اَمُهُتْدَجَوَف ْدَق اَماَن ُتْبَلَحَف اَمَك ُتْنُك ُبُلْحَأ ُتْئِجَف ِباَلِحْلاِب ُتْمُقَف َدْنِع اَمِهِسوُءُر ُهَرْكَأ ْنَأ اَمُهَظِقوُأ ْنِم اَمِهِمْوَن ُهَرْكَأَو ْنَأ َأَدْبَأ ِةَيْبِّصلاِب اَمُهَلْبَق ُةَيْبِّصلاَو َنْوَغاَضَتَي َدْنِع َّيَمَدَق ْمَلَف ْلَزَي َكِلَذ يِبْأَد ْمُهَبْأَدَو ىَّتَح َعَلَط ُرْجَفْلا ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَنَل ًةَجْرُف ىَرَن اَهْنِم َءاَمَّسلا َجَرَفَف ُهَّللا ْمُهَل ًةَجْرُف ىَّتَح َنْوَرَي اَهْنِم َءاَمَّسلا َلاَقَو يِناَّثلا َّمُهَّللا ُهَّنِإ ْتَناَك يِل ُةَنْبا ٍّمَع اَهُّبِحُأ ِّدَشَأَك اَم ُّبِحُي ُلاَجِّرلا َءاَسِّنلا ُتْبَلَطَف اَهْيَلِإ اَهَسْفَن ْتَبَأَف ىَّتَح اَهَيِتآ ِةَئاِمِب ٍراَنيِد ُتْيَعَسَف ىَّتَح ُتْعَمَج َةَئاِم ٍراَنيِد اَهُتيِقَلَف اَهِب اَّمَلَف ُتْدَعَق َنْيَب اَهْيَلْجِر ْتَلاَق اَي َدْبَع ِهَّللا ِقَّتا َهَّللا اَلَو ْحَتْفَت َمَتاَخْلا ُتْمُقَف اَهْنَع َّمُهَّللا ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ْدَق ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَنَل اَهْنِم َجَرَفَف ْمُهَل ًةَجْرُف َلاَقَو ُرَخآْلا َّمُهَّللا يِّنِإ ُتْنُك ُتْرَجْأَتْسا اًريِجَأ ِقَرَفِب ٍّزُرَأ اَّمَلَف ىَضَق ُهَلَمَع َلاَق يِنِطْعَأ يِّقَح ُتْضَرَعَف ِهْيَلَع ُهَّقَح ُهَكَرَتَف َبِغَرَو ُهْنَع ْمَلَف ْلَزَأ ُهُعَرْزَأ ىَّتَح ُتْعَمَج ُهْنِم اًرَقَب اَهَيِعاَرَو يِنَءاَجَف َلاَقَف ِقَّتا َهَّللا اَلَو يِنْمِلْظَت يِنِطْعَأَو يِّقَح ُتْلُقَف ْبَهْذا ىَلِإ َكِلَذ ِرَقَبْلا اَهيِعاَرَو َلاَقَف ِقَّتا َهَّللا اَلَو ْأَزْهَت يِب ُتْلُقَف يِّنِإ اَل ُأَزْهَأ َكِب ْذُخَف َكِلَذ َرَقَبْلا اَهَيِعاَرَو ُهَذَخَأَف َقَلَطْناَف اَهِب ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَم َيِقَب َجَرَفَف ُهَّللا ْمُهْنَع “Telah menceritakan kepada kami Sa’ id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Isma’ il bin Ibrahim bin ‘ Uqbah dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku Nafi’ dari Ibnu Umar radliallahu ‘ anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam beliau bersabda: “Suatu ketika 3 orang laki-laki sedang
berjalan, tiba-tiba hujan turun
hingga mereka berlindung ke
dalam suatu gua yang terdapat
di gunung. Tanpa diduga
sebelumnya, ada sebongkah batu besar jatuh menutup mulut goa
dan mengurung mereka di
dalamnya. Kemudian salah
seorang dari mereka berkata
kepada temannya yang lain;
‘ lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya
karena mengharap ridla Allah
semata. Setelah itu, berdoa dan
memohonlah pertolongan kepada
Allah dengan perantaraan amal
shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan
kesulitan kalian. Kemudian salah seorang dari
mereka berkata; ‘ Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai
dua orang tua yang sudah lanjut
usia. Selain itu, saya juga
mempunyai seorang istri dan
beberapa orang anak yang masih
kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak.
Apabila pulang dari menggembala,
saya pun segera memerah susu
dan saya dahulukan untuk kedua
orang tua saya. Lalu saya
berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya
sebelum saya berikan kepada
anak-anak saya. Pada suatu
ketika, tempat penggembalaan
saya jauh, hingga saya baru
pulang pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua
saya sedang tertidur pulas. Lalu,
seperti biasa, saya segera
memerah susu. Saya berdiri di
dekat keduanya karena tidak
mau membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi, saya juga
tidak ingin memberikan air susu
tersebut kepada anak-anak
saya sebelum diminum oleh kedua
orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya,
telah berkerumun di
telapak kaki saya untuk
meminta minum karena rasa
lapar yang sangat. Keadaan
tersebut saya dan anak- anak saya jalankan dengan
sepenuh hati hingga terbit
fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan
perbuatan tersebut hanya untuk
mengharap ridla-Mu, maka
bukakanlah celah untuk kami
hingga kami dapat melihat langit!
‘ Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga
mereka dapat melihat langit. Orang yang kedua dari mereka
berdiri sambil berkata; ‘ Ya Allah, dulu saya mempunyai seorang
sepupu perempuan (anak
perempuan paman) yang saya
cintai sebagaimana cintanya
kaum laki-laki yang menggebu-
gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika saya pernah
mengajaknya untuk berbuat
mesum, tetapi ia menolak hingga
saya dapat memberinya uang
seratus dinar. Setelah bersusah
payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun
mampu memberikan uang
tersebut kepadanya. Ketika saya
berada diantara kedua pahanya
(telah siap untuk menggaulinya),
tiba-tiba ia berkata; ‘ Hai hamba Allah, takutlah
kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin
(menggauliku) kecuali setelah
menjadi hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya
Allah, sesungguhnya Engkau pun
tahu bahwa saya melakukan hal
itu hanya untuk mengharapkan
ridhla-Mu. Oleh karena itu,
bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ‘ Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang
lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata;
‘ Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang
untuk mengerjakan sawah saya
dengan cara bagi hasil. Ketika ia
telah menyelesaikan
pekerjaannya, ia pun berkata;
‘ Berikanlah hak saya kepada saya! ‘ Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya
tersebut hingga ia merasa
sangat jengkel. Setelah itu, saya
pun menanami sawah saya
sendiri hingga hasilnya dapat
saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji
beberapa penggembalanya.
Selang berapa lama kemudian,
orang yang haknya dahulu tidak
saya berikan datang kepada
saya dan berkata; ‘ Takutlah kamu kepada Allah dan
janganlah berbuat zhalim
terhadap hak orang lain! ‘ Lalu saya berkata kepada orang
tersebut; ‘ Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para
penggembalanya itu dan ambillah
semuanya untukmu! ‘ Orang tersebut menjawab; ‘ Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu
mengolok-olok saya! ‘ Kemudian saya katakan lagi kepadanya;
‘ Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena
itu, ambillah semua sapi itu
beserta para pengggembalanya
untukmu! ‘ Akhirnya orang tersebut memahaminya dan
membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya
Engkau telah mengetahui
bahwa apa yang telah saya
lakukan dahulu adalah
hanya untuk mencari ridla-
Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum
terbuka! ‘ Akhirnya Allah pun membukakan sisanya untuk
mereka.” (HR. Bukhari) Sobat, bagaimana dengan kita?
Sudahkah kita berusaha meraih
amalan-amalan prestatif. Meraih
prestasi pastilah memerlukan
perjuangan, pengorbanan,
ketekunan dan keikhlasan. Mulailah dengan menebarkan
salam, berpuasa sunnah, shalat
sunnah, memberi makan kepada
orang yang membutuhkan,
berani mencegah kemungkaran
dan shalat malam ketika orang lain tidur nyenyak dan amal
shalih lainnya. Marilah kita buktikan iman
kepada Allah swt dengan
memberikan prestasi dalam
beramal shalih. Tidak hanya
sekedar penggugur kewajiban
atau setengah hati dalam menekuninya. Tunjuk dan nilai
dirimu, jangan menilai orang lain.
Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar: