Laman

Entri Populer

Selasa, Desember 28, 2010

indahnya hidup dalam aturan allah

Imam Thabrani dalam kitab
Jami`ul Awshat, Abu Nu`aim di
dalam kitab Al-Hilyah dan juga Al-
Hakim di dalam Kitab
Mustadroknya meriwayatkan,
Dari Ali RA, ia berkata : telah bersabda Rosululloh SAW : “Jibril mendatangiku dan berkata : Ya
Muhammad hiduplah sesukamu
karena engkau akan
mati,cintailah siapa yang kamu
mau karena engkau akan
meninggalkannya, beramallah sesukamu karena engkau akan
dibalas dan ketahuilah bahwa
kemulyaan seorang mu`min pada
qiyamul-lail dan Izzahnya pada
kemandiriannya “ Atas nama kebebasan pula,
banyak orang terjerumus dalam
kehidupan hedonis. “Hidup semau saya, yang penting
seneng, jangan ikut campur
urusan orang!”. Ada pula slogan anak muda sekarang, “kecil dimanja, muda foya- foya, tua kaya raya, mati
masuk sorga”..wenak to? Atas nama HAM, dan menganggap
Al-Qur’ an tidak komplit dan tidak sesuai jaman. Padahal ngerti
kitab itupun tidak. Hanya ikut
dan lebih percaya pemikiran
barat yang menyimpang.
Menganggap semua yang dari
sama lebih joss, lebih modern, lebih maju, lebih ilmiah dan
sebagainya. Begitulah jiwa yang
kerdil. Islam Menghargai Kebebasan Islam juga menghargai
kebebasan, dalam arti yang
sebenar-benarnya. Kebebasan
berpendapat, kebebasan
berekspresi, kebebasan dalam
mengelola harta kekayaan, kebebasan menjalankan
kehidupan dan lain sebagainya.
Namun kebebasan yang dimaksud
dalam Islam tentu saja
kebebasan dalam standar aturan
yang BENAR. Dan dipastikan bukan karena kesepakatan
kebanyakan orang. Sebagaimana kebebasan dalam
hukum positif manusia, bukan
kebebasan tidak tak terbatas,
namun kebebasan yang tidak
boleh melanggar kebebasan dan
hak orang lain. Jadi kebebasan itu ada batas bukanlah tanpa
batas. Hadis diatas, sungguh sangat
dalam maknanya dalam frame
kebebasan manusia dalam Islam. Hiduplah sesukamu, namun
ingat suatu saat kita akan mati. Ada empat ayat yang senada
yang mengingatkan kebodohan
orang-orang yang tenggelam di
dunia, lupa akan dunia
berikutnya. اَمَو ُةاَيَحْلا اَيْنُّدلا الِإ ٌبِعَل ٌوْهَلَو ُراَّدلَلَو ُةَرِخآلا ٌرْيَخ َنيِذَّلِل َنوُقَّتَي الَفَأ َنوُلِقْعَت dan Tiadalah kehidupan dunia ini,
selain dari main-main dan senda
gurau belaka[468]. dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang
bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS.6:32) [468] Maksudnya: kesenangan-
kesenangan duniawi itu hanya
sebentar dan tidak kekal.
janganlah orang terperdaya
dengan kesenangan-kesenangan
dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. اَمَّنِإ ُةاَيَحْلا اَيْنُّدلا ٌبِعَل ٌوْهَلَو ْنِإَو اوُنِمْؤُت اوُقَّتَتَو ْمُكِتْؤُي ْمُكَروُجُأ الَو ْمُكْلَأْسَي ْمُكَلاَوْمَأ Sesungguhnya kehidupan dunia
hanyalah permainan dan senda
gurau. dan jika kamu beriman
dan bertakwa, Allah akan
memberikan pahala keppadamu
dan Dia tidak akan memint harta-hartamu. (QS.47:36) اَمَو ِهِذَه ُةاَيَحْلا اَيْنُّدلا الِإ ٌوْهَل ٌبِعَلَو َّنِإَو َراَّدلا َةَرِخآلا َيِهَل ُناَوَيَحْلا ْوَل اوُناَك َنوُمَلْعَي dan Tiadalah kehidupan dunia ini
melainkan senda gurau dan main-
main. dan Sesungguhnya akhirat
Itulah yang sebenarnya
kehidupan, kalau mereka
mengetahui. (QS.29 :64) Hidup Di Dunia adalah
Sementara Manusia diberikan kebebasan
untuk menempuh kehidupannya.
Manusia dipersilahkan hidup
didunia dengan caranya masing-
masing. Namun ada prinsip yang
harus dibangun dan disadari, bahwa “kehidupan didunia bukanlah kehidupan abadi”. Banyak orang lupa, banyak
orang terlena banyak orang
tertipu dengan kehidupan dunia
karena sering
melupakankematian. ُّلُك ٍسْفَن ُةَقِئاَذ ِتْوَمْلا ْمُكوُلْبَنَو ِّرَّشلاِب ِرْيَخْلاَو ًةَنْتِف اَنْيَلِإَو َنوُعَجْرُت Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan
dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya). dan
hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. (QS.21:35) Sebagai ummat Islam, kita selalu
diingatkan tentang kematian.
Dunia ini adalah sementara, dunia
ini seperti tempat persinggahan
seorang musafir yang sedang
menempuh perjalanan, kehidupan dunia ini sangat amat sebentar,
sering-seringlah berziarah kubur
sehingga kita ingat mati, begitu
inti beberapa hadist nabi
tentang dunia. Kembali pada hadist diatas tadi,
ketika kita ingat akan mati yang
dapat datang kapanpun Allah
berkehendak, maka , apakah
kita masih ingin hidup sesuka hati
kita, sebebas-bebasnya tanpa menghiraukan aturan-aturan
dari Allah SWT.? Bukankah semua aturan telah
jelas tertulis dalam Al Qur’ an kitab kita dan Al Hadist Rosululloh
SAW? Masihkan kita begitu sombong
untuk hidup seenaknya, atas
nama kebebasan, padahal
mungkin besok, satu jam lagi,
satu menit lagi, bahkan satu
detik lagi kita mungkin akan mati? Islam sebagai agama yang
fitrahpun menghargai kebebasan
untuk mencintai sesuatu yang
ingin kita cintai. Cinta adalah
karunia dari Allah kepada
manusia. Ia merupakan fitrah manusia yang indah. Manusia
boleh mencintai anak, istri,
harta, suka dengan kendaraan
yang mewah, rumah yang bagus,
dan lain sebagainya. َنِّيُز ِساَّنلِل ُّبُح ِتاَوَهَّشلا َنِم ِءاَسِّنلا َنيِنَبْلاَو ِريِطاَنَقْلاَو ِةَرَطْنَقُمْلا َنِم ِبَهَّذلا ِةَّضِفْلاَو ِلْيَخْلاَو ِةَمَّوَسُمْلا ِماَعْنألاَو ِثْرَحْلاَو َكِلَذ ُعاَتَم ِةاَيَحْلا اَيْنُّدلا ُهَّللاَو ُهَدْنِع ُنْسُح ِبآَمْلا dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-
apa yang diingini, Yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan
di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga). (QS.3:14) Makna Cinta Sebenarnya Namun sekali lagi semua ada
batasnya. Cinta dapat
mendorong orang melakukan hal-
hal yang kadang irasional,
bahkan diluar kemampuannya.
Oleh karena itulah , cinta dalam islam diberikan batas aturan. Hadist tadi begitu indah
menberikan batasan. Anda boleh
cinta dengan harta anda yang
begitu berlimpah, namun
setinggi-tingginya cinta anda,
harta itupun akan berpisah dengan anda. Hanya selembar
kain yang akan menemani anda
sampai kedalam kubur. Anda
boleh cinta kepada anak Istri
anda, namu mmereka akan
meninggalkan anda, atau anda yang akan meninggalkan mereka.
Anak, Istri, rumah, harta,
jabatan, semua akan
meninggalkan anda atau akan
anda tinggalkan. ْلُق ْنِإ َناَك ْمُكُؤاَبآ ْمُكُؤاَنْبَأَو ْمُكُناَوْخِإَو ْمُكُجاَوْزَأَو ْمُكُتَريِشَعَو ٌلاَوْمَأَو اَهوُمُتْفَرَتْقا ٌةَراَجِتَو َنْوَشْخَت اَهَداَسَك ُنِكاَسَمَو اَهَنْوَضْرَت َّبَحَأ ْمُكْيَلِإ َنِم ِهَّللا ِهِلوُسَرَو ٍداَهِجَو يِف ِهِليِبَس اوُصَّبَرَتَف ىَّتَح َيِتْأَي ُهَّللا ِهِرْمَأِب ُهَّللاَو ال يِدْهَي َمْوَقْلا َنيِقِساَفْلا Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah
dan RasulNya dan dari berjihad di
jalan nya, Maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan
keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang fasik. (QS.9:24) Cinta pada Allah, adalah cinta
yang sebenarnya tanpa batas.
Seorang yang dicintai dan
mencintai Allah, tidak akan
merasa meninggalkan atau
ditinggalkan. Namun cinta kepada Allah menuntut konsekuensi
untuk selalu meletakkan
kepentingan dari Allah diatas
segalanya. Mengalahkan
kepentingan dunia, mengalahkan
harta, mengalahkan anak dan istri, bahkan mengalahkan diri
kita sendiri. Ketika Allah SWT
menuntut kita atau ketika
sesuatu yang kita cintai
bertentangan dengan syariat
dari Allah, maka orang beriman akan mendahulukan kepentingan
dari Allah, karena cintanya
kepada ALLah. Manusia juga diberikan
kebebasan untuk melakukan
apapun yang dia kehendaki.
Namun, tentu kebebasan untuk
melakukan suatu perbuatan
itupun mempunyai aturan yang jelas. Semua Hal akan Tercatat
dan dibalas Hidup ini sungguh sangat bernilai
bagi kita. Semua yang kita
kerjakan, sedikit apapun,
seremeh apapun, sekecil apapun,
semua ada balasannya. اَمَو ُنوُكَت يِف ٍنْأَش اَمَو وُلْتَت ُهْنِم ْنِم ٍنآْرُق الَو َنوُلَمْعَت ْنِم ٍلَمَع الِإ اَّنُك ْمُكْيَلَع اًدوُهُش ْذِإ َنوُضيِفُت ِهيِف اَمَو ُبُزْعَي ْنَع َكِّبَر ْنِم ِلاَقْثِم ٍةَّرَذ يِف ِضْرألا الَو يِف ِءاَمَّسلا الَو َرَغْصَأ ْنِم َكِلَذ الَو َرَبْكَأ الِإ يِف ٍباَتِك ٍنيِبُم Kamu tidak berada dalam suatu
Keadaan dan tidak membaca
suatu ayat dari Al Quran dan
kamu tidak mengerjakan suatu
pekerjaan, melainkan Kami
menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput
dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di
bumi ataupun di langit. tidak ada
yang lebih kecil dan tidak (pula)
yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat)
dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh). (QS.10:61) Bagi kita, bahkan senyum
menjadi satu amal baik
sebagaimana menyingkirkan aral
dijalanpun bernilai pahala.
Begitupun perbuatan buruk.
Seorang muslim yang bersih hatinya, akan melihat satu
perbuatan buruk sekecil apapun
bagaikan melihat gunung yang
akan menimpanya. Kebebasan dalam berbuat,
bukanlah kebebasan berbuat
seenaknya. Kebebasan berbuat
disertai tanggungjawab dan
beban moral bahwa
sesungguhnya perbuatan kita pastilah ada balasannya. ْنَمَف ْلَمْعَي َلاَقْثِم ٍةَّرَذ اًرْيَخ ُهَرَي - ْنَمَو ْلَمْعَي َلاَقْثِم ٍةَّرَذ اًّرَش ُهَرَي Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya.dan Barangsiapa
yang mengerjakan kejahatan
sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
(QS.99:7-8) Jika semua perbuatan kita,
sekecil apapun, kelihatan atau
tidak kelihatan, baik atau buruk,
selalu dibalas oleh Allah SWT ,
apakah kita masih ingin berbuat
semaunya, tanpa menghiraukan mudharat dan akibatnya? Akhirnya, ada yang perlu kita
renungkan dari hal-hal diatas.
Semua kita pasti akan mati,
sehingga mengapa kita ingin
hidup semau kita, seakan-akan
dunia adalah tujuan akhir kita. Semua yang kita cintai dan
mencintai kitapun akan kita
tinggalkan dan meninggalkan
kita, sehingga mengapa tidak
kita memberi cinta tertinggi kita
kepada Allah SWT. Semua amal perbuatan kita selalu akan ada
balasannya, sehingga mengapa
tidak kita berbuat sebaik-
baiknya agar kehidupan kita
lebih bermakna, dan timbangan
amal baik kita selalu bertambah. Masihkan anda ingin hidup
seenaknya ? Pura-pura merasa tidak akan
mati karena berumur panjang? Sengaja tidak mau mengetahui
aturan hidup yang sudah jelas? Dan pura-pura tidak ada Allah
dan tidak ada kehidupan setelah
mati? Naudzubillah deh..

Tidak ada komentar: