Laman

Entri Populer

Selasa, Desember 28, 2010

tontonan perusak moral

Andaikan ini menandai sebuah
gunung meletus, maka SUPER
SIAGA adalah statusnya. Moral
yang menjadi komponen utama
akhlak bangsa ini sedang
mengalami tantangan yang dahsyat. Selain korupsi dan syirik
adalah perzinahan. Merebaknya video mesum
(porno) yang kini banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dan
generasi muda, sungguh sangat
memprihatinkan. Jika hal ini terus
berlangsung tanpa kendali, maka moral bangsa akan semakin
hancur dan terpuruk. Dan ini
akan berakibat pada kehidupan
lain secara lebih luas. Ekonomi
akan terganggu, pendidikan
terguncang, politik jadi tidak bermoral, budaya dan tradisi
bangsa tercampakkan, serta
nilai-nilai agama akan
terpinggirkan. Allah SWT mengingatkan bahwa
perbuatan zina itu adalah
fahisyah (kejahatan yang
menjijikkan) dan saa’ a sabila (seburuk-buruknya jalan). الَو اوُبَرْقَت اَنِّزلا ُهَّنِإ َناَك ًةَشِحاَف َءاَسَو اليِبَس “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu
adalah perbuatan yang keji, dan
jalan yang buruk.” (QS Al-Isra [17]: 32). Padahal, jelas-jelas Islam telah
melarang melakukan perbuatan
zina. Jangankan melakukannya,
mendekati saja sudah tidak
boleh. Rasulullah SAW juga bersabda,
“Hendaknya kalian menjauhi perbuatan zina, karena akan
mengakibatkan empat hal yang
merusak, yaitu menghilangkan
kewibawaan dan keceriaan
wajah, memutuskan rezeki
(mengakibatkan kefakiran), mengundang kutukan Allah, dan
menyebabkan kekal dalam
neraka.” (HR Thabrani dari Ibn Abbas). Hadist ini sekaligus membantah
pernyataan banyak orang yang
sering menyatakan bahwa salah
satu penyebab perbuatan zina
adalah karena faktor ekonomi
atau kemiskinan. Justru perbuatan zina itulah yang akan
menjerumuskan pelakunya pada
jurang kemiskinan. Dan jika pun
terlihat memiliki harta, itu hanya
bersifat semu dan sementara.
Yang pasti ujungnya akan habis tak berbekas. Karena buruknya perbuatan zina
ini, maka salah satu tanda
perilaku orang-orang yang
termasuk ‘ ibadurrahman adalah meninggalkan perbuatan
tersebut. Sebab, mereka yang
melakukannya, akan
mendapatkan azab Allah, dan
mereka akan kekal di dalam
neraka dalam keadaan terhina. َنيِذَّلاَو ال َنوُعْدَي َعَم ِهَّللا اًهَلِإ َرَخآ الَو َنوُلُتْقَي َسْفَّنلا يِتَّلا َمَّرَح ُهَّللا الِإ ِّقَحْلاِب الَو َنوُنْزَي ْنَمَو ْلَعْفَي َكِلَذ َقْلَي اًماَثَأ ) ٦٨ ( ْفَعاَضُي ُهَل ُباَذَعْلا َمْوَي ِةَماَيِقْلا ْدُلْخَيَو ِهيِف اًناَهُم ) ٦٩ ( الِإ ْنَم َباَت َنَمآَو َلِمَعَو الَمَع اًحِلاَص َكِئَلوُأَف ُلِّدَبُي ُهَّللا ْمِهِتاَئِّيَس ٍتاَنَسَح َناَكَو ُهَّللا اًروُفَغ اًميِحَر ) ٧٠ ( ْنَمَو َباَت َلِمَعَو اًحِلاَص ُهَّنِإَف ُبوُتَي ىَلِإ ِهَّللا اًباَتَم Dan orang-orang yang tidak
menyembah Tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu,
niscaya Dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya), (yakni)
akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu,
dalam Keadaan terhina,kecuali
orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal
saleh; Maka itu kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan orang-orang yang
bertaubat dan mengerjakan amal
saleh, Maka Sesungguhnya Dia
bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
(QS Al-Furqan [25]: 68-71). Karena itu, agar perbuatan zina
ini tidak berlangsung, baik secara
terang-terangan maupun
terselubung, semua komponen
bangsa harus memiliki komitmen
dan kepedulian kuat untuk menghindari dan menjauhkannya. Nilai-nilai agama harus
terinternalisasi secara konsisten
pada pikiran, jiwa, maupun
perilaku masyarakat dan bangsa.
Kepada para pelaku perzinaan
harus dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya agar
dapat menyebabkan efek jera
pada yang lain. ُةَيِناَّزلا يِناَّزلاَو اوُدِلْجاَف َّلُك ٍدِحاَو اَمُهْنِم َةَئِم ٍةَدْلَج اَلَو ْمُكْذُخْأَت اَمِهِب ٌةَفْأَر يِف ِنيِد ِهَّللا ْنِإ ْمُتْنُك َنوُنِمْؤُت ِهَّللاِب ِمْوَيْلاَو ِرِخَآْلا ْدَهْشَيْلَو اَمُهَباَذَع ٌةَفِئاَط َنِم َنيِنِمْؤُمْلا يِناَّزلا اَل ُحِكْنَي اَّلِإ ًةَيِناَز ْوَأ ًةَكِرْشُم ُةَيِناَّزلاَو اَل اَهُحِكْنَي اَّلِإ ٍناَز ْوَأ ٌكِرْشُم َمِّرُحَو َكِلَذ ىَلَع
َنيِنِمْؤُمْلا “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka
deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. Laki-
laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang
berzina, atau perempuan yang
musyrik; dan perempuan yang
berzina tidak dikawini melainkan
oleh laki-laki yang berzina atau
laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas
oran-orang yang mukmin.” (QS. An-Nuur: 2-3) Bahaya Massal karena Zina ْنَع ىِبَا َةَرْكَب َلاَق : َلاَق ُلْوُسَر ِهللا ص : اَم ْنِم ٍبْنَذ ُرَدْجَا ْنَا َلّجَعُي ُهللا ِهِبِحاَصِل َةَبْوُقُعلْا ىِف اَيْنُّدلا َعَم اَم ُرِخَّدَي ُهَل ىِف ِةَرِخآلْا َنِم ِيْغَبلْا َو ِةَعْيِطَق ِمِحَّرلا . نبا هجام Dari Abu Bakrah, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih pantas
untuk disegerakan siksanya oleh
Allah bagi pelakunya di dunia ini
disamping siksanya di akhirat
nanti selain dari perbuatan zina
dan memutuskan shilaturrahim”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1408,
no. 4211] اَذِا َرَهَظ اَنّزلا َو اَبّرلا ىِف ٍةَيْرَق ْدَقَف اْوُّلَحَا ْمِهِسْفَنِب َباَذَع ِهللا . مكاحلا Apabila perbuatan zina dan riba
telah terang-terangan di suatu
negeri, maka penduduk negeri
itu sudah rela terhadap
datangnya adzab Allah pada diri
mereka. [HR. Hakim] اَم ْنِم ٍمْوَق ُلَمْعُي ْمِهْيِف ىِصاَعَملْاِب َّمُث َنْوُرِدْقَي ىَلَع ْنَا اْوُرّيَغُي َّمُث َال اْوُرّيَغُي َّالِا ُكِشْوُي ْنَا ُمُهَّمُعَي ُهللا ُهْنِم ٍباَقِعِب . وبا دواد Tidaklah suatu qaum yang di
tengah-tengah mereka dilakukan
kemakshiyatan, sedang mereka
mampu mencegahnya, tetapi
tidak mau mencegahnya,
melainkan Allah akan menimpakan adzab secara merata kepada
mereka. [HR. Abu Dawud juz 4,
hal. 122] Ya Alloh kuatkan hati dan
bantulah kami melawan perusak-
perusak akhlak Islam. Sehingga
tontonan maksiyat tidak menjadi
tuntunan. Jaga DIRI dan
Keluargamu dengan kesungguhan yang sangat ..jika anda tidak
ingin kecewa.. Wallahu a’ lam.

belajarlah dengan sungguh-sungguh walaupun di anggap aneh

Segala puji bagi Allah, shalawat
dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Dalam hidup
keseharian pernah terjadi, tetapi
tidak terlalu sering di jaman modern ini ditangkap dan
diperkarakan serta
dipenjarakan, orang-orang yang
mengaku dokter atau ahli medis,
kemudian mereka membuka
praktek, ternyata mereka tidak pernah menginjak dan
mengenyam dan lulus dari
pendidikan dokter atau ahli
medis, sehingga praktek
pengobatan yang dilakukan
adalah sebuah keberanian yang luar biasa untuk mengelabuhi
masyarakat untuk mencari
keuntungan materi lewat kedok
pengobatan kedokteran. Pernahkan kita memperhatikan
orang-orang mu’ alaf dan kemudian masuk Islam dan
dengan terang-terangan
menyatakan dirinya menyatakan
sebagai seorang Islam. Mereka
itu kadang telah bertahun-tahun
memendam sebuah keyakinan kuat dalam hatinya bahwa Islam
adalah agama yang benar. Namun
mereka belum mampu
mengungkapkan secara terang-
terangan. Dalam masa
kegundahan tersebut biasanya mereka terus menerus sibuk
menekuni Ajaran Islam, Al-Qur’ an dan As-Sunnah, sehingga
biasanya kegundahan mereka
semakin memuncak, kegundahan
untuk dapat segera secara
terang-terangan menyatakan
dirinya sebagai pemeluk agama Islam walaupun kemudian
dikucilkan oleh masyarakat
mereka. Segala puji hanya bagi Allah,
banyak orang-orang mualaf,
orang-orang yang lahir dari
keluarga non muslim, atas
kehendak Allah SWT, telah
ditunjuki oleh Allah untuk masuk Islam dan menekuni Al-Qur’ an dan As-Sunnah, kemudian
mereka menjadi seorang muslim
yang berkwalitas dan berbobot
dan lebih sempurna cara
beragamanya dibanding orang-
orang yang mengaku Islam yang lahir dari keluarga Islam. Perlu bagi kita setiap keluarga
Muslim menyadari sesadar-
sadarnya, bahwa Islam yang
tersemat di dalam diri kita dan di
dalam anak turun kita adalah
suatu nikmat Allah yang sangat besar dan perlu untuk selalu
ditingkatkan baik, penghayatan
dan pengamalanya sepanjang
perjalanan hidup kita masing-
masing. Al-Islam agama Allah, agama yang
diakui oleh Allah sebagai Agama
Allah sepanjang masa,
sebagaimana dalam firman-Nya
yang artinya
. Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thagut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang
yang mendustakan (rasul-
rasul). (QS. 16:36) Sesungguhnya agama (yang
diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang
telah diberi Al-Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat
Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(QS. 3:19) Barangsiapa mencari agama
selain dari agama Islam,
maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia
diakhirat termasuk orang- orang yang rugi. (QS. 3:85) Dan berjihadlah kamu di
jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya. Dia
telah memilih kamu dan Dia
sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah)
agama orang tuamu Ibrahim.
Dia (Allah) telah menamai
kamu sekalian orang-orang
muslim dari dahulu, dan
(begitu pula) dalam (al- Qur’ an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas
dirimu dan supaya kamu
semua menjadi saksi atau
segenap manusia, maka
dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada
tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah
sebaik-baik Pelindung dan
sebaik-baik Penolong. (QS.
22:78) . Allah sangat menyayangi umat
manusia, agar mereka
menyembah kepada Allah Tuhan
semesta Alam, Tuhan yang Esa
dan tidak menyekutukan Allah
dengan sembahan-sembahan yang lain. Termasuk
mengamalkan syari’ at-syari’ at yang telah dituntunkan dalam
Islam dan meninggalkan syari’ at- syari’ at yang datang dari selain Agama Islam.
. Katakanlah:”Hai orang- orang kafir!” (QS. 109:1) aku tidak akan menyembah
apa yang kamu sembah (QS.
109:2)
Dan kamu bukan penyembah
Ilah yang aku sembah (QS.
109:3) Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa
yang kamu sembah (QS.
109:4)
dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah (QS.
109:5)
Untukmulah agamamu, dan
untukkulah agamaku (QS.
109:6) Dia telah mensyari’ atkan bagi kamu tentang agama
apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama
itu orang yang
dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang
kembali (kepada-Nya). (QS. 42:13) Apakah mereka mempunyai
sembahan-sembahan selain
Allah yang mensyari’ atkan untuk mereka agama yang
tidak diizinkan Allah.
Sekiranya tak ada
ketetapan yang
menentukan (dari Allah)
tentulah mereka telah dibinasakan. Dan
sesungguhnya orang-orang
yang zalim itu akan
memperoleh azab yang
amat pedih. (QS. 42:21) . Sangat-sangat ganjil dan sangat-sangat aneh dan memang menjadi sangat-sangat-sangat aneh, ketika seorang yang mengaku Islam namun tidak pernah mau menekuni ajaran Al- Qur’ an dan As-Sunnah di sepanjang perjalanan hidupnya. Sebagaimana ‘ itibar seorang dokter gadungan yang menjadi
aneh dalam pandangan dokter-
dokter yang sebenarnya. Namun
dalam suasana terbalik, banyak
orang-orang yang awam
menganggab aneh orang-orang yang tekun belajar Al-Qur’ an dan As-Sunnah dan kemudian
konsekwen dalam mengamalkan
Al-Qur’ an dan As-Sunnah maka kemudian mereka mendapat
julukan yang macam-macam,
apakah itu fundamentalis,
ekstremis, fanatik, kebablasan,
dll. dan berbagai macam sebutan
yang dibuat untuk memojokkan dan mengasingkan mereka.
Demikianlah mahalnya nilai
kebenaran yang haqiqi dan
mahalnya harga Surga di sisi
Allah SWT. Dapat kita tanyakan kedalam
hati kita masing-masing,
bagaimana bila seorang dokter
yang telah belajar dengan tekun
di kampus-kampus sampai 15 th,
dan kemudian lulus hingga tingkat spesialis 2, dan kemudian
sangat teliti dan konsekwen
dengan ilmunya dan
mengetrapkan ilmunya dalam
menyembuhkan pasien-
pasiennya, apakah mereka sama dengan orang-orang yang telah
mengaku sebagai dokter yang
ternyata dokter gadungan?? Memang cara beragama masyarakat pada umumnya hingga saat ini masih jauh dari metodologi ilmiah modern. Dalam ilmu modern, bahwa sebuah
pengamalan ilmu itu berdasar
pada sumber-sumber yang kuat
dan benar. Bagaimana jika seseorang
mengaku Islam namun tidak
pernah mau belajar dengan
sunguh-sungguh dengan ilmu Al-
Qur’ an dan As-Sunnah, dan kemudian hanya mengikuti adat
istiadat cara beragama yang
telah membudaya di tengah-
tengah masyarakat, yang tidak
diketahui dengan pasti sumber
asal usulnya ?, Siapakah yang lebih dipercaya? Al-Qur’ an dan As-Sunnah ataukah adat istiadat
yang tidak jelas sumbernya?,
Jangan sampai seorang Islam menyesali diri di akhir hayatnya ketika menabrak dinding jalan buntu yang menjadikan mereka sengsara di akherat . (Pahala dari Allah) itu
bukanlah menurut angan-
anganmu yang kosong dan
tidak (pula) menurut
angan-angan Ahli Kitab.
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
niscaya akan diberi
pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak
mendapat pelindung dan
tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
(QS. 4:123) Katakanlah:”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang
paling merugi
perbuatannya” (QS. 18:103) Yaitu orang-orang yang
telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini,
sedang mereka menyangka
bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. (QS. 18:104) Mereka itu orang-orang
yang kufur terhadap ayat-
ayat Tuhan mereka dan
(kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia,
maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami
tidak mengadakan suatu
penilaian bagi (amalan)
mereka pada hari kiamat.
(QS. 18:105) Pada hari ketika orang-
orang munafik laki-laki dan
perempuan berkata kepada
orang-orang yang beriman:
“Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka):
“Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri
cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka
dinding yang mempunyai
pintu. Di sebelah dalamnya
ada rahmat dan di sebelah
luarnya dari situ ada siksa.
(QS. 57:13) . Semoga Allah menyadarkan
kepada seluruh umat manusia
yang telah mengaku beragama
Islam, agar mereka segera sadar
untuk selalu
mengilmui,menghayati dan mengamalkan dari apa-apa yang
dipelajari dari al-Qur’ an dan as- Sunnah, dan segera berhenti
dari perilaku yang sangat-sangat
ganjil dan sangat-sangat aneh,
mengaku dokter tanpa sekolah
dokter, mengaku orang muslim
tidak pernah menekuni belajar Al-Qur’ an dan as-Sunnah, sungguh suatu keganjilan yang
sangat-sangat-sangat ganjil,
semoga Allah menunjuki kita
semua untuk menjadi manusia
yang mau meninggalkan
keganjilan yang menyesatkan tersebut. Wallahu a’ lam

meracik prestasi amal

Sobat, keimanan yang yang
sudah kita proklamirkan tidaklah
hanya penghias bibir dan
sekedar label tanda pengenal.
Allah swt berjanji memberikan
testing berupa ujian dan ajakan, apakah kita benar-benar
mempunyai iman yang
berkualitas. َبِسَحَأ ُساَّنلا ْنَأ اوُكَرْتُي ْنَأ اوُلوُقَي اَّنَمآ ْمُهَو ال َنوُنَتْفُي ) ٢ ( ْدَقَلَو اَّنَتَف َنيِذَّلا ْنِم ْمِهِلْبَق َّنَمَلْعَيَلَف ُهَّللا َنيِذَّلا اوُقَدَص َّنَمَلْعَيَلَو َنيِبِذاَكْلا Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS.29:2-3) Allah swt memberikan hadiah
yang amat sangat tiada duanya
disaat nanti. Suatu waktu yang
tidak bisa mengelak, tidak bisa
kembali ke dunia dan hanya
pertolongan Allah-lah yang berlaku, just it!. Hadiah tersebut
adalah ridho kepada makhluk
untuk melenggang masuk ke
dalam jannah (syurga).
Sebaliknya, bagi yang mempunyai
iman palsu akan berkumpul di suatu tempat hina yakni neraka. Sobat, kita baru saja diingatkan
tahun baru hijriyah. So,
berkurang sudah jatah umur
kita..marilah kita renungi. Apakah
yang sudah kita lakukan sampai
detik ini, hidup sia-siakah? Hidup tanpa kesungguhan dalam
beramal shaleh-kah? Ataukah
beribadah dengan seenaknya
sendiri? Ataukah telah berusaha
menekuni amal-amal sehingga
berprestasi di mata Allah swt? Sobat pasti ingat dengan
sahabat Bilal Ra, yang senantiasa
shalat sunnah setiap kali selesai
berwudhu sehingga suara
terompahnya sudah dikabarkan
“terdengar” di surga oleh Nabi SAW. Atau Abu Dzar yang
senantiasa menjaga wasiat Nabi
SAW selama hidup untuk tidak
meninggalkan 3 hal: 2 rakaat
sunnah Dhuha, puasa 3 hari
dalam sebulan dan shalat witir sebelum tidur. Dan juga kisah-
kisah shahih lain yang terjadi
pada suatu generasi terbaik,
yakni generasi para shabat
Rasulullah SAW. Dan tentunya
sebagai pengikut menjadi kita wajib untuk mencontoh dan
mengobarkan motivasi untuk
mengikuti jejaknya. Masih ingatkah kisah 3 orang
istimewa yang berteduh di goa,
kemudian atas kehendak Allah
swt pintunya menjadi tertutup
batu dan tidak bisa dibuka
kembali. Berkat prestasi dalam amalan mereka, Allah swt berikan
solusi dan bantuan langsung.
Simak hadist berikut : اَنَثَّدَح ُديِعَس ُنْب يِبَأ َمَيْرَم اَنَثَّدَح ُليِعاَمْسِإ ُنْب َميِهاَرْبِإ ِنْب َةَبْقُع َلاَق يِنَرَبْخَأ ٌعِفاَن ْنَع ِنْبا َرَمُع َيِضَر ُهَّللا اَمُهْنَع ْنَع ِلوُسَر ِهَّللا ىَّلَص ُهَّللا ِهْيَلَع َمَّلَسَو َلاَق اَمَنْيَب ُةَثاَلَث ٍرَفَن َنْوَشاَمَتَي ْمُهَذَخَأ ُرَطَمْلا اوُلاَمَف ىَلِإ ٍراَغ يِف ِلَبَجْلا ْتَّطَحْناَف ىَلَع ِمَف ْمِهِراَغ ٌةَرْخَص ْنِم ِلَبَجْلا ْتَقَبْطَأَف ْمِهْيَلَع َلاَقَف ْمُهُضْعَب ٍضْعَبِل اوُرُظْنا اًلاَمْعَأ اَهوُمُتْلِمَع ِهَّلِل ًةَحِلاَص اوُعْداَف َهَّللا اَهِب ُهَّلَعَل اَهُجُرْفَي َلاَقَف ْمُهُدَحَأ َّمُهَّللا ُهَّنِإ َناَك يِل ِناَدِلاَو ِناَخْيَش ِناَريِبَك يِلَو ٌةَيْبِص ٌراَغِص ُتْنُك ىَعْرَأ ْمِهْيَلَع اَذِإَف ُتْحُر ْمِهْيَلَع ُتْبَلَحَف ُتْأَدَب َّيَدِلاَوِب اَمِهيِقْسَأ َلْبَق يِدَلَو ُهَّنِإَو َءاَن َيِب ُرَجَّشلا اَمَف ُتْيَتَأ ىَّتَح ُتْيَسْمَأ اَمُهُتْدَجَوَف ْدَق اَماَن ُتْبَلَحَف اَمَك ُتْنُك ُبُلْحَأ ُتْئِجَف ِباَلِحْلاِب ُتْمُقَف َدْنِع اَمِهِسوُءُر ُهَرْكَأ ْنَأ اَمُهَظِقوُأ ْنِم اَمِهِمْوَن ُهَرْكَأَو ْنَأ َأَدْبَأ ِةَيْبِّصلاِب اَمُهَلْبَق ُةَيْبِّصلاَو َنْوَغاَضَتَي َدْنِع َّيَمَدَق ْمَلَف ْلَزَي َكِلَذ يِبْأَد ْمُهَبْأَدَو ىَّتَح َعَلَط ُرْجَفْلا ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَنَل ًةَجْرُف ىَرَن اَهْنِم َءاَمَّسلا َجَرَفَف ُهَّللا ْمُهَل ًةَجْرُف ىَّتَح َنْوَرَي اَهْنِم َءاَمَّسلا َلاَقَو يِناَّثلا َّمُهَّللا ُهَّنِإ ْتَناَك يِل ُةَنْبا ٍّمَع اَهُّبِحُأ ِّدَشَأَك اَم ُّبِحُي ُلاَجِّرلا َءاَسِّنلا ُتْبَلَطَف اَهْيَلِإ اَهَسْفَن ْتَبَأَف ىَّتَح اَهَيِتآ ِةَئاِمِب ٍراَنيِد ُتْيَعَسَف ىَّتَح ُتْعَمَج َةَئاِم ٍراَنيِد اَهُتيِقَلَف اَهِب اَّمَلَف ُتْدَعَق َنْيَب اَهْيَلْجِر ْتَلاَق اَي َدْبَع ِهَّللا ِقَّتا َهَّللا اَلَو ْحَتْفَت َمَتاَخْلا ُتْمُقَف اَهْنَع َّمُهَّللا ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ْدَق ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَنَل اَهْنِم َجَرَفَف ْمُهَل ًةَجْرُف َلاَقَو ُرَخآْلا َّمُهَّللا يِّنِإ ُتْنُك ُتْرَجْأَتْسا اًريِجَأ ِقَرَفِب ٍّزُرَأ اَّمَلَف ىَضَق ُهَلَمَع َلاَق يِنِطْعَأ يِّقَح ُتْضَرَعَف ِهْيَلَع ُهَّقَح ُهَكَرَتَف َبِغَرَو ُهْنَع ْمَلَف ْلَزَأ ُهُعَرْزَأ ىَّتَح ُتْعَمَج ُهْنِم اًرَقَب اَهَيِعاَرَو يِنَءاَجَف َلاَقَف ِقَّتا َهَّللا اَلَو يِنْمِلْظَت يِنِطْعَأَو يِّقَح ُتْلُقَف ْبَهْذا ىَلِإ َكِلَذ ِرَقَبْلا اَهيِعاَرَو َلاَقَف ِقَّتا َهَّللا اَلَو ْأَزْهَت يِب ُتْلُقَف يِّنِإ اَل ُأَزْهَأ َكِب ْذُخَف َكِلَذ َرَقَبْلا اَهَيِعاَرَو ُهَذَخَأَف َقَلَطْناَف اَهِب ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَم َيِقَب َجَرَفَف ُهَّللا ْمُهْنَع “Telah menceritakan kepada kami Sa’ id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Isma’ il bin Ibrahim bin ‘ Uqbah dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku Nafi’ dari Ibnu Umar radliallahu ‘ anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam beliau bersabda: “Suatu ketika 3 orang laki-laki sedang
berjalan, tiba-tiba hujan turun
hingga mereka berlindung ke
dalam suatu gua yang terdapat
di gunung. Tanpa diduga
sebelumnya, ada sebongkah batu besar jatuh menutup mulut goa
dan mengurung mereka di
dalamnya. Kemudian salah
seorang dari mereka berkata
kepada temannya yang lain;
‘ lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya
karena mengharap ridla Allah
semata. Setelah itu, berdoa dan
memohonlah pertolongan kepada
Allah dengan perantaraan amal
shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan
kesulitan kalian. Kemudian salah seorang dari
mereka berkata; ‘ Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai
dua orang tua yang sudah lanjut
usia. Selain itu, saya juga
mempunyai seorang istri dan
beberapa orang anak yang masih
kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak.
Apabila pulang dari menggembala,
saya pun segera memerah susu
dan saya dahulukan untuk kedua
orang tua saya. Lalu saya
berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya
sebelum saya berikan kepada
anak-anak saya. Pada suatu
ketika, tempat penggembalaan
saya jauh, hingga saya baru
pulang pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua
saya sedang tertidur pulas. Lalu,
seperti biasa, saya segera
memerah susu. Saya berdiri di
dekat keduanya karena tidak
mau membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi, saya juga
tidak ingin memberikan air susu
tersebut kepada anak-anak
saya sebelum diminum oleh kedua
orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya,
telah berkerumun di
telapak kaki saya untuk
meminta minum karena rasa
lapar yang sangat. Keadaan
tersebut saya dan anak- anak saya jalankan dengan
sepenuh hati hingga terbit
fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan
perbuatan tersebut hanya untuk
mengharap ridla-Mu, maka
bukakanlah celah untuk kami
hingga kami dapat melihat langit!
‘ Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga
mereka dapat melihat langit. Orang yang kedua dari mereka
berdiri sambil berkata; ‘ Ya Allah, dulu saya mempunyai seorang
sepupu perempuan (anak
perempuan paman) yang saya
cintai sebagaimana cintanya
kaum laki-laki yang menggebu-
gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika saya pernah
mengajaknya untuk berbuat
mesum, tetapi ia menolak hingga
saya dapat memberinya uang
seratus dinar. Setelah bersusah
payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun
mampu memberikan uang
tersebut kepadanya. Ketika saya
berada diantara kedua pahanya
(telah siap untuk menggaulinya),
tiba-tiba ia berkata; ‘ Hai hamba Allah, takutlah
kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin
(menggauliku) kecuali setelah
menjadi hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya
Allah, sesungguhnya Engkau pun
tahu bahwa saya melakukan hal
itu hanya untuk mengharapkan
ridhla-Mu. Oleh karena itu,
bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ‘ Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang
lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata;
‘ Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang
untuk mengerjakan sawah saya
dengan cara bagi hasil. Ketika ia
telah menyelesaikan
pekerjaannya, ia pun berkata;
‘ Berikanlah hak saya kepada saya! ‘ Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya
tersebut hingga ia merasa
sangat jengkel. Setelah itu, saya
pun menanami sawah saya
sendiri hingga hasilnya dapat
saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji
beberapa penggembalanya.
Selang berapa lama kemudian,
orang yang haknya dahulu tidak
saya berikan datang kepada
saya dan berkata; ‘ Takutlah kamu kepada Allah dan
janganlah berbuat zhalim
terhadap hak orang lain! ‘ Lalu saya berkata kepada orang
tersebut; ‘ Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para
penggembalanya itu dan ambillah
semuanya untukmu! ‘ Orang tersebut menjawab; ‘ Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu
mengolok-olok saya! ‘ Kemudian saya katakan lagi kepadanya;
‘ Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena
itu, ambillah semua sapi itu
beserta para pengggembalanya
untukmu! ‘ Akhirnya orang tersebut memahaminya dan
membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya
Engkau telah mengetahui
bahwa apa yang telah saya
lakukan dahulu adalah
hanya untuk mencari ridla-
Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum
terbuka! ‘ Akhirnya Allah pun membukakan sisanya untuk
mereka.” (HR. Bukhari) Sobat, bagaimana dengan kita?
Sudahkah kita berusaha meraih
amalan-amalan prestatif. Meraih
prestasi pastilah memerlukan
perjuangan, pengorbanan,
ketekunan dan keikhlasan. Mulailah dengan menebarkan
salam, berpuasa sunnah, shalat
sunnah, memberi makan kepada
orang yang membutuhkan,
berani mencegah kemungkaran
dan shalat malam ketika orang lain tidur nyenyak dan amal
shalih lainnya. Marilah kita buktikan iman
kepada Allah swt dengan
memberikan prestasi dalam
beramal shalih. Tidak hanya
sekedar penggugur kewajiban
atau setengah hati dalam menekuninya. Tunjuk dan nilai
dirimu, jangan menilai orang lain.
Semoga bermanfaat..

10 kerusakan dalam tahun baru

10 Kerusakan dalam
Perayaan Tahun Baru Selasa, 29 Desember 2009 00:00
Alhamdulillah. Segala puji hanya
milik Allah, Rabb yang
memberikan hidayah demi
hidayah. Shalawat dan salam
kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan
orang-orang yang mengikuti
mereka hingga akhir zaman.
Manusia di berbagai negeri
sangat antusias menyambut
perhelatan yang hanya setahun sekali ini. Hingga walaupun sampai
lembur pun, mereka dengan rela
dan sabar menunggu pergantian
tahun. Namun bagaimanakah
pandangan Islam -agama yang
hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan
merayakannya diperbolehkan?
Semoga artikel yang singkat ini
bisa menjawabnya. Sejarah Tahun Baru Masehi Tahun Baru pertama kali
dirayakan pada tanggal 1
Januari 45 SM (sebelum masehi).
Tidak lama setelah Julius Caesar
dinobatkan sebagai kaisar Roma,
ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi
yang telah diciptakan sejak abad
ketujuh SM. Dalam mendesain
kalender baru ini, Julius Caesar
dibantu oleh Sosigenes, seorang
ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar
penanggalan baru itu dibuat
dengan mengikuti revolusi
matahari, sebagaimana yang
dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365
seperempat hari dan Caesar
menambahkan 67 hari pada
tahun 45 SM sehingga tahun 46
SM dimulai pada 1 Januari.
Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari
ditambahkan kepada bulan
Februari, yang secara teoritis
bisa menghindari penyimpangan
dalam kalender baru ini. Tidak
lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah
nama bulan Quintilis dengan
namanya, yaitu Julius atau Juli.
Kemudian, nama bulan Sextilis
diganti dengan nama pengganti
Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1] Dari sini kita dapat menyaksikan
bahwa perayaan tahun baru
dimulai dari orang-orang kafir
dan sama sekali bukan dari Islam.
Perayaan tahun baru ini terjadi
pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah
dirayakan oleh orang-orang
kafir. Berikut adalah beberapa
kerusakan akibat seorang muslim
merayakan tahun baru. Kerusakan Pertama:
Merayakan Tahun Baru
Berarti Merayakan ‘ Ied (Perayaan) yang Haram Perlu diketahui bahwa perayaan
(’ ied) kaum muslimin ada dua yaitu ‘ Idul Fithri dan ‘ Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan, َناَك ِلْهَأِل ِةَّيِلِهاَجْلا ِناَمْوَي يِف ِّلُك ٍةَنَس َنوُبَعْلَي اَمِهيِف اَّمَلَف َمِدَق ُّيِبَّنلا ىَّلَص ُهَّللا ِهْيَلَع َمَّلَسَو َةَنيِدَمْلا َلاَق َناَك ْمُكَل ِناَمْوَي َنوُبَعْلَت اَمِهيِف ْدَقَو ْمُكَلَدْبَأ ُهَّللا اَمِهِب اًرْيَخ اَمُهْنِم َمْوَي ِرْطِفْلا َمْوَيَو ىَحْضَأْلا “Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan
Mihrojan) di setiap tahun yang
mereka senang-senang ketika
itu. Ketika Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau
mengatakan, ‘ Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di
dalamnya. Sekarang Allah telah
menggantikan bagi kalian dua
hari yang lebih baik yaitu hari
Idul Fithri dan Idul Adha.’” [2] Namun setelah itu muncul
berbagai perayaan (’ ied) di tengah kaum muslimin. Ada
perayaan yang dimaksudkan
untuk ibadah atau sekedar
meniru-niru orang kafir. Di
antara perayaan yang kami
maksudkan di sini adalah perayaan tahun baru Masehi.
Perayaan semacam ini berarti di
luar perayaan yang Nabi
shallallahu ‘ alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan
yang lebih baik yang Allah ganti.
Karena perayaan kaum muslimin
hanyalah dua yang dikatakan
baik yaitu Idul Fithri dan Idul
Adha. Perhatikan penjelasan Al Lajnah
Ad Da-imah lil Buhuts ‘ Ilmiyyah wal Ifta’ , komisi fatwa di Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah
mengatakan, “Yang disebut ‘ ied atau hari perayaan secara istilah
adalah semua bentuk
perkumpulan yang berulang
secara periodik boleh jadi
tahunan, bulanan, mingguan atau
semisalnya. Jadi dalam ied terkumpul beberapa hal: 1. Hari yang berulang semisal
idul fitri dan hari Jumat. 2. Berkumpulnya banyak orang
pada hari tersebut. 3. Berbagai aktivitas yang
dilakukan pada hari itu baik
berupa ritual ibadah ataupun
non ibadah. Hukum ied (perayaan) terbagi
menjadi dua: 1. Ied yang tujuannya adalah
beribadah, mendekatkan diri
kepada Allah dan
mengagungkan hari tersebut
dalam rangka mendapat
pahala, atau 2. Ied yang mengandung unsur
menyerupai orang-orang
jahiliah atau golongan-
golongan orang kafir yang
lain maka hukumnya adalah
bid’ ah yang terlarang karena tercakup dalam
sabda Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam, ْنَم َثَدْحَأ ىِف اَنِرْمَأ اَذَه اَم َسْيَل ُهْنِم َوُهَف ٌّدَر “Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam
agama kami ini padahal
bukanlah bagian dari agama
maka amal tersebut
tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim) Misalnya adalah peringatan
maulid nabi, hari ibu dan hari
kemerdekaan. Peringatan maulid
nabi itu terlarang karena hal itu
termasuk mengada-adakan ritual
yang tidak pernah Allah izinkan di samping menyerupai orang-
orang Nasrani dan golongan
orang kafir yang lain. Sedangkan
hari ibu dan hari kemerdekaan
terlarang karena menyerupai
orang kafir.”[3] -Demikian penjelasan Lajnah- Begitu pula perayaan tahun baru
termasuk perayaan yang
terlarang karena menyerupai
perayaan orang kafir. Kerusakan Kedua:
Merayakan Tahun Baru
Berarti Tasyabbuh (Meniru-
niru) Orang Kafir Merayakan tahun baru termasuk
meniru-niru orang kafir. Dan
sejak dulu Nabi kita shallallahu
‘ alaihi wa sallam sudah mewanti- wanti bahwa umat ini memang
akan mengikuti jejak orang
Persia, Romawi, Yahudi dan
Nashrani. Kaum muslimin
mengikuti mereka baik dalam
berpakaian atau pun berhari raya. Dari Abu Hurairah, Nabi
shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda, « َال ُموُقَت ُةَعاَّسلا ىَّتَح َذُخْأَت ىِتَّمُأ ِذْخَأِب ِنوُرُقْلا اَهَلْبَق ، اًرْبِش ٍرْبِشِب اًعاَرِذَو ٍعاَرِذِب « . َليِقَف اَي َلوُسَر ِهَّللا َسِراَفَك ِموُّرلاَو . َلاَقَف » ِنَمَو ُساَّنلا َّالِإ َكِئَلوُأ » “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan
generasi sebelumnya sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi
sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -
shallallahu ‘ alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“[4] Dari Abu Sa’ id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda, َّنُعِبَّتَتَل َنَنَس َنيِذَّلا ْنِم ْمُكِلْبَق اًرْبِش ٍرْبِشِب اًعاَرِذَو ٍعاَرِذِب ىَّتَح ْوَل اوُلَخَد ىِف ِرْحُج ٍّبَض ْمُهوُمُتْعَبَّتَال . اَنْلُق اَي َلوُسَر ِهَّللا َدوُهَيْلآ ىَراَصَّنلاَو َلاَق ْنَمَف “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta sampai jika
orang-orang yang kalian ikuti itu
masuk ke lubang dhob (yang
penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti
itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” [5] An Nawawi -rahimahullah- ketika
menjelaskan hadits di atas
menjelaskan, “Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan
dziro’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang
penuh lika-liku), adalah
permisalan bahwa tingkah laku
kaum muslimin sangat mirip sekali
dengan tingkah Yahudi dan
Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam
kemaksiatan dan berbagai
penyimpangan, bukan dalam hal
kekufuran. Perkataan beliau ini
adalah suatu mukjizat bagi beliau
karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.”[6] Lihatlah apa yang dikatakan oleh
Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam. Apa yang beliau katakan
memang benar-benar terjadi
saat ini. Berbagai model pakaian
orang barat diikuti oleh kaum
muslimin, sampai pun yang
setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti,
termasuk pula perayaan tahun
baru ini. Ingatlah, Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam secara tegas telah
melarang kita meniru-niru orang
kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda, ْنَم َهَّبَشَت ٍمْوَقِب َوُهَف ْمُهْنِم “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk
bagian dari mereka.” [7] Menyerupai orang kafir
(tasyabbuh) ini terjadi dalam hal
pakaian, penampilan dan
kebiasaan. Tasyabbuh di sini
diharamkan berdasarkan dalil Al
Qur’ an, As Sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma’) . [8] Kerusakan Ketiga:
Merekayasa Amalan yang
Tanpa Tuntunan di Malam
Tahun Baru Kita sudah ketahui bahwa
perayaan tahun baru ini berasal
dari orang kafir dan merupakan
tradisi mereka. Namun
sayangnya di antara orang-
orang jahil ada yang mensyari’ atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian
tahun. “Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam
tahun baru kita isi dengan dzikir
berjama’ ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada
menunggu pergantian tahun
tanpa ada manfaatnya”, demikian ungkapan sebagian
orang. Ini sungguh aneh.
Pensyariatan semacam ini berarti
melakukan suatu amalan yang
tanpa tuntunan. Perayaan tahun
baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum
muslimin, lantas kenapa harus
disyari’ atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu
pergantian tahun pun akan
mengakibatkan meninggalkan
berbagai kewajiban sebagaimana
nanti akan kami utarakan. Jika ada yang mengatakan,
“Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak
bermanfaat, mending diisi dengan
dzikir. Yang penting kan niat kita
baik.” Maka cukup kami sanggah niat
baik semacam ini dengan
perkataan Ibnu Mas’ ud ketika dia melihat orang-orang yang
berdzikir, namun tidak sesuai
tuntunan Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam. Orang yang melakukan
dzikir yang tidak ada
tuntunannya ini mengatakan
pada Ibnu Mas’ ud, ِهَّللاَو اَي اَبَأ ِدْبَع ِنَمْحَّرلا اَم اَنْدَرَأ َّالِإ َرْيَخْلا . “Demi Allah, wahai Abu ‘ Abdurrahman (Ibnu Mas’ ud), kami tidaklah menginginkan selain
kebaikan.” Ibnu Mas’ ud lantas berkata, ْمَكَو ْنِم ٍديِرُم ِرْيَخْلِل ْنَل ُهَبيِصُي “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun
mereka tidak
mendapatkannya.” [9] Jadi dalam melakukan suatu
amalan, niat baik semata
tidaklah cukup. Kita harus juga
mengikuti contoh dari Nabi
shallallahu ‘ alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di
sisi Allah. Kerusakan Keempat:
Terjerumus dalam
Keharaman dengan
Mengucapkan Selamat
Tahun Baru Kita telah ketahui bersama
bahwa tahun baru adalah syiar
orang kafir dan bukanlah syiar
kaum muslimin. Jadi, tidak pantas
seorang muslim memberi selamat
dalam syiar orang kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak
dibolehkan berdasarkan
kesepakatan para ulama (ijma’) . Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli
Dzimmah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada
syi’ ar-syi’ ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir
(seperti mengucapkan selamat
natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi
ucapan selamat pada hari raya
dan puasa mereka seperti
mengatakan, ‘ Semoga hari ini adalah hari yang berkah
bagimu’ , atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka
dan semacamnya.” Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini
bisa selamat dari kekafiran,
namun dia tidak akan lolos dari
perkara yang diharamkan.
Ucapan selamat hari raya seperti
ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan
selamat atas sujud yang mereka
lakukan pada salib, bahkan
perbuatan seperti ini lebih besar
dosanya di sisi Allah. Ucapan
selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang
memberi ucapan selamat pada
orang yang minum minuman
keras, membunuh jiwa, berzina,
atau ucapan selamat pada
maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang
paham agama terjatuh dalam hal
tersebut. Orang-orang semacam
ini tidak mengetahui kejelekan
dari amalan yang mereka
perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan
selamat pada seseorang yang
berbuat maksiat, bid’ ah atau kekufuran, maka dia pantas
mendapatkan kebencian dan
murka Allah Ta’ ala.”[10] Kerusakan Kelima:
Meninggalkan Perkara Wajib
yaitu Shalat Lima Waktu Betapa banyak kita saksikan,
karena begadang semalam
suntuk untuk menunggu detik-
detik pergantian tahun, bahkan
begadang seperti ini diteruskan
lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari,
kebanyakan orang yang
begadang seperti ini luput dari
shalat Shubuh yang kita sudah
sepakat tentang wajibnya. Di
antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh
sama sekali karena sudah
kelelahan di pagi hari. Akhirnya,
mereka tidur hingga
pertengahan siang dan berlalulah
kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’ udzu billahi min dzalik. Ketahuilah bahwa meninggalkan
satu saja dari shalat lima waktu
bukanlah perkara sepele. Bahkan
meningalkannya para ulama
sepakat bahwa itu termasuk
dosa besar. Ibnul Qoyyim -rahimahullah-
mengatakan, “Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat
(sepakat) bahwa meninggalkan
shalat wajib (shalat lima waktu)
dengan sengaja termasuk dosa
besar yang paling besar dan
dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta
orang lain, zina, mencuri, dan
minum minuman keras. Orang
yang meninggalkannya akan
mendapat hukuman dan
kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia
dan akhirat.”[11] Adz Dzahabi – rahimahullah- juga mengatakan, “Orang yang mengakhirkan shalat hingga
keluar waktunya termasuk
pelaku dosa besar. Dan yang
meninggalkan shalat -yaitu satu
shalat saja- dianggap seperti
orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau
luput darinya termasuk dosa
besar. Oleh karena itu, orang
yang meninggalkannya sampai
berkali-kali termasuk pelaku
dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang
yang meninggalkan shalat
termasuk orang yang merugi,
celaka dan termasuk orang
mujrim (yang berbuat dosa).”[12] Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam pun mengancam dengan
kekafiran bagi orang yang
sengaja meninggalkan shalat lima
waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al
Aslamiy berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam bersabda, ُدْهَعْلا ىِذَّلا اَنَنْيَب ُمُهَنْيَبَو ُةَالَّصلا ْنَمَف اَهَكَرَت ْدَقَف َرَفَك “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah
shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia telah
kafir.”[13] Oleh karenanya, seorang muslim tidak
sepantasnya merayakan tahun
baru sehingga membuat dirinya
terjerumus dalam dosa besar. Dengan merayakan tahun baru,
seseorang dapat pula terluput
dari amalan yang utama yaitu
shalat malam. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda, ُلَضْفَأ ِةاَلَّصلا َدْعَب ِةَضيِرَفْلا ُةاَلَص ِلْيَّللا “Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.
”[14] Shalat malam adalah sebaik-baik shalat dan shalat
yang biasa digemari oleh orang-
orang sholih. Seseorang pun bisa
mendapatkan keutamaan karena
bertemu dengan waktu yang
mustajab untuk berdo’ a yaitu ketika sepertiga malam terakhir.
Sungguh sia-sia jika seseorang
mendapati malam tersebut
namun ia menyia-nyiakannya.
Melalaikan shalat malam
disebabkan mengikuti budaya orang barat, sungguh adalah
kerugian yang sangat besar. Kerusakan Keenam:
Begadang Tanpa Ada Hajat Begadang tanpa ada
kepentingan yang syar’ i dibenci oleh Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah
menunggu detik-detik
pergantian tahun yang tidak ada
manfaatnya sama sekali.
Diriwayatkan dari Abi Barzah,
beliau berkata, َّنَأ َلوُسَر ِهَّللا – ىلص هللا هيلع ملسو – َناَك ُهَرْكَي َمْوَّنلا َلْبَق ِءاَشِعْلا َثيِدَحْلاَو اَهَدْعَب “Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam membenci tidur sebelum
shalat ‘ Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”[15] Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat
‘ Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan
khawatir jika sampai luput dari
shalat shubuh berjama’ ah. ‘ Umar bin Al Khottob sampai-sampai
pernah memukul orang yang
begadang setelah shalat Isya,
beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di
awal malam, nanti di akhir malam
tertidur lelap?!”[16] Apalagi dengan begadang, ini sampai
melalaikan dari sesuatu yang
lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)
?! Kerusakan Ketujuh:
Terjerumus dalam Zina Jika kita lihat pada tingkah laku
muda-mudi saat ini, perayaan
tahun baru pada mereka
tidaklah lepas dari ikhtilath
(campur baur antara pria dan
wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin
lebih parah dari itu yaitu sampai
terjerumus dalam zina dengan
kemaluan. Inilah yang sering
terjadi di malam tersebut
dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul
dengan lawan jenis. Inilah yang
terjadi di malam pergantian
tahun dan ini riil terjadi di
kalangan muda-mudi. Padahal
dengan melakukan seperti pandangan, tangan dan bahkan
kemaluan telah berzina. Ini
berarti melakukan suatu yang
haram. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘ anhu, Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda, َبِتُك ىَلَع ِنْبا َمَدآ ُهُبيِصَن َنِم ىَنِّزلا ٌكِرْدُم َكِلَذ َال َةَلاَحَم ِناَنْيَعْلاَف اَمُهاَنِز ُرَظَّنلا ِناَنُذُألاَو اَمُهاَنِز ُعاَمِتْسِالا ُناَسِّللاَو ُهاَنِز ُمَالَكْلا ُدَيْلاَو اَهاَنِز ُشْطَبْلا ُلْجِّرلاَو اَهاَنِز اَطُخْلا ُبْلَقْلاَو ىَوْهَي ىَّنَمَتَيَو ُقِّدَصُيَو َكِلَذ ُجْرَفْلا ُهُبِّذَكُيَو “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina
dan ini suatu yang pasti terjadi,
tidak bisa tidak. Zina kedua mata
adalah dengan melihat. Zina
kedua telinga dengan
mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan
adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah
dengan melangkah. Zina hati
adalah dengan menginginkan dan
berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari
yang demikian.”[17] Kerusakan Kedelapan:
Mengganggu Kaum Muslimin Merayakan tahun baru banyak
diramaikan dengan suara
mercon, petasan, terompet atau
suara bising lainnya. Ketahuilah
ini semua adalah suatu
kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya,
bahkan sangat mengganggu
orang-orang yang butuh
istirahat seperti orang yang lagi
sakit. Padahal mengganggu
muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘ alaihi wa sallam, ُمِلْسُمْلا ْنَم َمِلَس َنوُمِلْسُمْلا ْنِم ِهِناَسِل ِهِدَيَو “Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan
tangannya tidak mengganggu
orang lain.”[18] Ibnu Baththol mengatakan,
“Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang
muslim tidak menyakiti kaum
muslimin lainnya dengan lisan,
tangan dan seluruh bentuk
menyakiti lainnya. Al Hasan Al
Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak
menyakiti walaupun itu hanya
menyakiti seekor semut”.”[19] Perhatikanlah perkataan yang
sangat bagus dari Al Hasan Al
Basri. Seekor semut yang kecil
saja dilarang disakiti, lantas
bagaimana dengan manusia yang
punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau
mungkin lebih dari itu?! Kerusakan Kesembilan:
Meniru Perbuatan Setan
dengan Melakukan
Pemborosan Perayaan malam tahun baru
adalah pemborosan besar-
besaran hanya dalam waktu
satu malam. Jika kita perkirakan
setiap orang menghabiskan uang
pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon
dan segala hal yang
memeriahkan perayaan
tersebut, lalu yang merayakan
tahun baru sekitar 10 juta
penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang
yang dihambur-hamburkan dalam
waktu semalam? Itu baru
perkiraan setiap orang
menghabiskan Rp. 1000,
bagaimana jika lebih dari itu?! Masya Allah sangat banyak sekali
jumlah uang yang dibuang sia-sia.
Itulah harta yang dihamburkan
sia-sia dalam waktu semalam
untuk membeli petasan, kembang
api, mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas musik,
dsb. Padahal Allah Ta’ ala telah berfirman, الَو ْرِّذَبُت اًريِذْبَت َّنِإ َنيِرِّذَبُمْلا اوُناَك َناَوْخِإ ِنيِطاَيَّشلا “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan.” (Qs. Al Isro’ : 26-27) Ibnu Katsir mengatakan, “Allah ingin membuat manusia menjauh
sikap boros dengan mengatakan:
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan.” Dikatakan demikian karena orang yang
bersikap boros menyerupai
setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ ud dan Ibnu ‘ Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah
menginfakkan sesuatu bukan
pada jalan yang benar.” Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh
hartanya dalam jalan yang
benar, itu bukanlah tabdzir
(pemborosan). Namun jika
seseorang menginfakkan satu
mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru,
itulah yang dinamakan tabdzir
(pemborosan).” Qotadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah
mengeluarkan nafkah dalam
berbuat maksiat pada Allah,
pada jalan yang keliru dan pada
jalan untuk berbuat kerusakan.
”[20] Kerusakan Kesepuluh:
Menyia-nyiakan Waktu yang
Begitu Berharga Merayakan tahun baru termasuk
membuang-buang waktu. Padahal
waktu sangatlah kita butuhkan
untuk hal yang bermanfaat dan
bukan untuk hal yang sia-sia.
Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai
tanda kebaikan Islam seseorang, ْنِم ِنْسُح ِمَالْسِإ ِءْرَمْلا ُهُكْرَت اَم َال ِهيِنْعَي “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan
hal yang tidak bermanfaat
baginya.” [21] Ingatlah bahwa membuang-buang
waktu itu hampir sama dengan
kematian yaitu sama-sama
memiliki sesuatu yang hilang.
Namun sebenarnya membuang- buang waktu masih lebih jelek dari kematian. Semoga kita merenungkan
perkataan Ibnul Qoyyim,
“(Ketahuilah bahwa) menyia- nyiakan waktu lebih jelek dari
kematian. Menyia-nyiakan waktu
akan memutuskanmu
(membuatmu lalai) dari Allah dan
negeri akhirat. Sedangkan
kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan
penghuninya.”[22] Seharusnya seseorang
bersyukur kepada Allah dengan
nikmat waktu yang telah Dia
berikan. Mensyukuri nikmat
waktu bukanlah dengan
merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah
dengan melakukan ketaatan dan
ibadah kepada Allah. Itulah
hakekat syukur yang
sebenarnya. Orang-orang yang
menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela.
Allah Ta’ ala berfirman, ْمَلَوَأ مُكْرِّمَعُن اَّم ُرَّكَذَتَي ِهيِف نَم َرَّكَذَت ُمُكءاَجَو ُريِذَّنلا “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam
masa yang cukup untuk berfikir
bagi orang yang mau berfikir,
dan (apakah tidak) datang
kepada kamu pemberi
peringatan?” (Qs. Fathir: 37). Qotadah mengatakan,
“Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil
yang bisa menjatuhkanmu.
Marilah kita berlindung kepada
Allah dari menyia-nyiakan umur
yang panjang untuk hal yang
sia-sia.”[23] Inilah di antara beberapa
kerusakan dalam perayaan
tahun baru. Sebenarnya masih
banyak kerusakan lainnya yang
tidak bisa kami sebutkan satu
per satu dalam tulisan ini karena saking banyaknya. Seorang
muslim tentu akan berpikir
seribu kali sebelum melangkah
karena sia-sianya merayakan
tahun baru. Jika ingin menjadi
baik di tahun mendatang bukanlah dengan merayakannya.
Seseorang menjadi baik tentulah
dengan banyak bersyukur atas
nikmat waktu yang Allah berikan.
Bersyukur yang sebenarnya
adalah dengan melakukan ketaatan kepada Allah, bukan
dengan berbuat maksiat dan
bukan dengan membuang-buang
waktu dengan sia-sia. Lalu yang
harus kita pikirkan lagi adalah
apakah hari ini kita lebih baik dari hari kemarin? Pikirkanlah
apakah hari ini iman kita sudah
semakin meningkat ataukah
semakin anjlok! Itulah yang harus
direnungkan seorang muslim
setiap kali bergulirnya waktu. Ya Allah, perbaikilah keadaan
umat Islam saat ini. Perbaikilah
keadaan saudara-saudara kami
yang jauh dari aqidah Islam.
Berilah petunjuk pada mereka
agar mengenal agama Islam ini dengan benar. “Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada
taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Qs. Hud: 88) Alhamdulillahilladzi bi ni’ matihi tatimmush sholihat. Wa shallallahu
‘ ala nabiyyina Muhammad wa ‘ ala alihi wa shohbihi wa sallam. Disempurnakan atas nikmat Allah
di Pangukan-Sleman, 12
Muharram 1431 H Penulis: Muhammad Abduh
Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

Senin, Desember 27, 2010

aku ingin pulang

Di teras rumah Mu aku terkapar,
malam telah begitu liar
bercawan pengingkaran baru
saja usai aku sesap, tandas
hingga tuntas
atas nama kemarahan, suara- suara penyeru Mu aku redam
Engkau maha mengerti, siapa
kawanku tadi Tuhan,
dimanapun Engkau bersemayam
aku ingin pulang Tak kenal jalan,
maka disini aku terbuang
di lubang hitam, tempat setan
membuat sarang
aku sungguh ingin pulang
(kepada tenang masa silam, aku
ingin pulang) Engkau maha mengerti, dimana
tempatku nanti Mimpi telah
membohongiku
bergelas kebodohan, baru saja
aku pecahkan
atas nama penyesalan, kembalì Engkau aku kenang Di masjid Mu
aku mengadu,
melucuti segala dosa
ingat setapak, menuju tempat
dimana semestinya jiwa berpijak
Engkau maha mengerti, betapa aku ingin kembali Tuhanku
Tuhan penguasa malam
dengan jubah koyak berdebu,
Aku menghampiri Mu
kembali, sebelum detak nadi
berhenti Engkau maha pemaaf, meski aku
berulang khilaf

Selasa, November 02, 2010

WANITA KELUAR RUMAH DENGAN PARFUN SEHINGGA MENGGODA LAKI-LAKI

Inilah kebiasaan yg menjadi fenomena umum dikalangan wanita, keluar rumah dengan menggunakan parfum yg wangi nya menjelajahi segala ruang.Hal yg menjadikan laki² lebih tergoda karena umpan wewangian yg menghampirinya .

Rasulullah saw bersabda :

"perempuan manapun yg menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mencium wanginya maka dia seorang pezina (hr ahmad 4/418 ; shahihul jami 105 )

sebagian wanita melalaikan dan meremehkan masalah ini, perempuan yg telah terlanjur memakai parfum, jika hendak keluar rumah,ia di wajibkan mandi terlebh dahulu seperti mandi jinabat,bahkan meski tujuannya kemasjid.

Rasulullah bersabda :

"perempuan manapun yg memakai parfum kemudian keluar kemasjid agar wanginya tercium oranglain maka shalatnya tidak di terima sehingga ia mandi sebagaimana mandi jinabat (hr ahmad 2/4444)

Dunia

Kulihat orang-orang yg menjadi tamu betah dalam perantauan
Hari-hari perjalanannya mengombang ambingkan mereka dengan kampung permainan
Kemanisan yg mereka kecap pun berganti sementara,mereka saksikan kefanaan didalam nya
namun.Mereka tetap juga mencobanya, mereka mengutuk dunia,tak pernah kulihat sesuatu seperti halnya dunia, di caci,di perah, ia mengandung intan permata
yg menjadikan orang yg sangat bijak berubah bakhil,padahal ada racun yg terselip di balik itu bagi siapa pun yg mereguknya itulah kematian
sungguh,bingung terhadap si pandir permata dunia hanya secuil tetapi ia bersunguh2 untk mendapatkan nya,
padahal ia hanya bermain2 semua heran,semua bingung
mendustakan ucapannya dengan perbuatan dan kata2 terbaik adalah ucapan yg tak pernah di dustakan

Rabu, Juli 21, 2010

Petuah bapak

Anak ku ! Bapak meling lan kudu tansah eling :
Eling kudu tansah semende marang pepesten.
Eling kudu tansah pasrah ing allah.
Eling kudu rumangsa mung dadi titah.
Eling kudu rumangsa sadermo nglakoni.
Eling kudu tansah sabar narimo, narimo ing pandum.Eling kudu tansah lilo legowo biso gawe seneng atine liyan.
Eling kudu mulat saliro.
Eling kudu welas asih ing sapodo-podo.
Eling kudu biso ngregani marang liyan sumanak lan sumadulur.
Eling kudu ngerti lan tansah nganggo toto kromo. Toto susilo. Unggah ungguh. Andhap asor.Eling kudu tangguh , tanggan. Tanggon.
Eling kudu taberi , nastiti , ngati2.
Eling kudu tansah ngugemi janji.Eling kudu seneng tetulung, seneng dedana marang kang merlokake.
Eling ojo kementus , umuk , keminter . Arep menange dewe.
Eling ojo dumeh , sumakeyan. Adigang, adigung. Adiguno.
Eling ojo dakwen. Drengki , srei , jail methakil.
Eling ojo nganti klewat seneng. Klewat susah utawo samubarang kang nglewaji wates.Eling ojo mo limo.
Eling ojo gawe kapitunaning liyan. Clemer. Colong jupuk , ngapusi.
Eling sing sopo ngapusi bakal kwaleh.
Eling wong urip bakal mati.
Eling sing sopo nandur bakal ngunduh.
Eling sing sopo salah mesti bakal seleh. Sing goroh mesti growah.
Wis Cukup semene , anak ku.
Wis awan...
Gek di paculi sawah elor kae

Pasrah..

Saat cinta menjadi lara.Tawa menjadi tak beraroma. Dalam bening bulir2 air mata,bermuara di sajadah jiwa.
Ya ar rahim adakah semua lara ini adalah wujud lain rasa cinta Mu ?Ada kah segala resah dan musibah ini adalah tarbiyah mu. Buat kealfaan q!
Ya rahman masih ada kah dada ini mampu menyimpan tabuhan irama duka dalam sgala caranya.
Ya alloh beri aku ruang dalam hati untk menyisipkan larik2 duka.
Di bilik kepasrahan jiwa

Doa

Angin mati tusuk hari kini.
Tajam gores luka2 memar dahaga mentari
ya rabb jiwa q kering mengapung meradang d dasar air kata susut menciut jd kusut.
Ya rabb bias2 dosa cincang warna hati.
Halus mengiris jujur tiada henti.
Hampir runtuh gemuruh cita2 ledak kata di doa hamba cinta.
Senja berkabut malam.
Angin sunyi tampar jiwa lelah q.
Merobak pori2 wktu brjaga.
Menyayat cita tak terkata.
Jendela hati terkuak sekarat.
Lebar menganga ke tepi telaga.
Hampir pecah menancap bening.
Mencari cinta tanpa kata
mencari cinta tanpa asa.
Cinta illahi
cinta haqiqi2