Laman

Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label tausiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tausiyah. Tampilkan semua postingan

Selasa, Desember 28, 2010

tontonan perusak moral

Andaikan ini menandai sebuah
gunung meletus, maka SUPER
SIAGA adalah statusnya. Moral
yang menjadi komponen utama
akhlak bangsa ini sedang
mengalami tantangan yang dahsyat. Selain korupsi dan syirik
adalah perzinahan. Merebaknya video mesum
(porno) yang kini banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dan
generasi muda, sungguh sangat
memprihatinkan. Jika hal ini terus
berlangsung tanpa kendali, maka moral bangsa akan semakin
hancur dan terpuruk. Dan ini
akan berakibat pada kehidupan
lain secara lebih luas. Ekonomi
akan terganggu, pendidikan
terguncang, politik jadi tidak bermoral, budaya dan tradisi
bangsa tercampakkan, serta
nilai-nilai agama akan
terpinggirkan. Allah SWT mengingatkan bahwa
perbuatan zina itu adalah
fahisyah (kejahatan yang
menjijikkan) dan saa’ a sabila (seburuk-buruknya jalan). الَو اوُبَرْقَت اَنِّزلا ُهَّنِإ َناَك ًةَشِحاَف َءاَسَو اليِبَس “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu
adalah perbuatan yang keji, dan
jalan yang buruk.” (QS Al-Isra [17]: 32). Padahal, jelas-jelas Islam telah
melarang melakukan perbuatan
zina. Jangankan melakukannya,
mendekati saja sudah tidak
boleh. Rasulullah SAW juga bersabda,
“Hendaknya kalian menjauhi perbuatan zina, karena akan
mengakibatkan empat hal yang
merusak, yaitu menghilangkan
kewibawaan dan keceriaan
wajah, memutuskan rezeki
(mengakibatkan kefakiran), mengundang kutukan Allah, dan
menyebabkan kekal dalam
neraka.” (HR Thabrani dari Ibn Abbas). Hadist ini sekaligus membantah
pernyataan banyak orang yang
sering menyatakan bahwa salah
satu penyebab perbuatan zina
adalah karena faktor ekonomi
atau kemiskinan. Justru perbuatan zina itulah yang akan
menjerumuskan pelakunya pada
jurang kemiskinan. Dan jika pun
terlihat memiliki harta, itu hanya
bersifat semu dan sementara.
Yang pasti ujungnya akan habis tak berbekas. Karena buruknya perbuatan zina
ini, maka salah satu tanda
perilaku orang-orang yang
termasuk ‘ ibadurrahman adalah meninggalkan perbuatan
tersebut. Sebab, mereka yang
melakukannya, akan
mendapatkan azab Allah, dan
mereka akan kekal di dalam
neraka dalam keadaan terhina. َنيِذَّلاَو ال َنوُعْدَي َعَم ِهَّللا اًهَلِإ َرَخآ الَو َنوُلُتْقَي َسْفَّنلا يِتَّلا َمَّرَح ُهَّللا الِإ ِّقَحْلاِب الَو َنوُنْزَي ْنَمَو ْلَعْفَي َكِلَذ َقْلَي اًماَثَأ ) ٦٨ ( ْفَعاَضُي ُهَل ُباَذَعْلا َمْوَي ِةَماَيِقْلا ْدُلْخَيَو ِهيِف اًناَهُم ) ٦٩ ( الِإ ْنَم َباَت َنَمآَو َلِمَعَو الَمَع اًحِلاَص َكِئَلوُأَف ُلِّدَبُي ُهَّللا ْمِهِتاَئِّيَس ٍتاَنَسَح َناَكَو ُهَّللا اًروُفَغ اًميِحَر ) ٧٠ ( ْنَمَو َباَت َلِمَعَو اًحِلاَص ُهَّنِإَف ُبوُتَي ىَلِإ ِهَّللا اًباَتَم Dan orang-orang yang tidak
menyembah Tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu,
niscaya Dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya), (yakni)
akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu,
dalam Keadaan terhina,kecuali
orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal
saleh; Maka itu kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan orang-orang yang
bertaubat dan mengerjakan amal
saleh, Maka Sesungguhnya Dia
bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
(QS Al-Furqan [25]: 68-71). Karena itu, agar perbuatan zina
ini tidak berlangsung, baik secara
terang-terangan maupun
terselubung, semua komponen
bangsa harus memiliki komitmen
dan kepedulian kuat untuk menghindari dan menjauhkannya. Nilai-nilai agama harus
terinternalisasi secara konsisten
pada pikiran, jiwa, maupun
perilaku masyarakat dan bangsa.
Kepada para pelaku perzinaan
harus dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya agar
dapat menyebabkan efek jera
pada yang lain. ُةَيِناَّزلا يِناَّزلاَو اوُدِلْجاَف َّلُك ٍدِحاَو اَمُهْنِم َةَئِم ٍةَدْلَج اَلَو ْمُكْذُخْأَت اَمِهِب ٌةَفْأَر يِف ِنيِد ِهَّللا ْنِإ ْمُتْنُك َنوُنِمْؤُت ِهَّللاِب ِمْوَيْلاَو ِرِخَآْلا ْدَهْشَيْلَو اَمُهَباَذَع ٌةَفِئاَط َنِم َنيِنِمْؤُمْلا يِناَّزلا اَل ُحِكْنَي اَّلِإ ًةَيِناَز ْوَأ ًةَكِرْشُم ُةَيِناَّزلاَو اَل اَهُحِكْنَي اَّلِإ ٍناَز ْوَأ ٌكِرْشُم َمِّرُحَو َكِلَذ ىَلَع
َنيِنِمْؤُمْلا “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka
deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. Laki-
laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang
berzina, atau perempuan yang
musyrik; dan perempuan yang
berzina tidak dikawini melainkan
oleh laki-laki yang berzina atau
laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas
oran-orang yang mukmin.” (QS. An-Nuur: 2-3) Bahaya Massal karena Zina ْنَع ىِبَا َةَرْكَب َلاَق : َلاَق ُلْوُسَر ِهللا ص : اَم ْنِم ٍبْنَذ ُرَدْجَا ْنَا َلّجَعُي ُهللا ِهِبِحاَصِل َةَبْوُقُعلْا ىِف اَيْنُّدلا َعَم اَم ُرِخَّدَي ُهَل ىِف ِةَرِخآلْا َنِم ِيْغَبلْا َو ِةَعْيِطَق ِمِحَّرلا . نبا هجام Dari Abu Bakrah, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih pantas
untuk disegerakan siksanya oleh
Allah bagi pelakunya di dunia ini
disamping siksanya di akhirat
nanti selain dari perbuatan zina
dan memutuskan shilaturrahim”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1408,
no. 4211] اَذِا َرَهَظ اَنّزلا َو اَبّرلا ىِف ٍةَيْرَق ْدَقَف اْوُّلَحَا ْمِهِسْفَنِب َباَذَع ِهللا . مكاحلا Apabila perbuatan zina dan riba
telah terang-terangan di suatu
negeri, maka penduduk negeri
itu sudah rela terhadap
datangnya adzab Allah pada diri
mereka. [HR. Hakim] اَم ْنِم ٍمْوَق ُلَمْعُي ْمِهْيِف ىِصاَعَملْاِب َّمُث َنْوُرِدْقَي ىَلَع ْنَا اْوُرّيَغُي َّمُث َال اْوُرّيَغُي َّالِا ُكِشْوُي ْنَا ُمُهَّمُعَي ُهللا ُهْنِم ٍباَقِعِب . وبا دواد Tidaklah suatu qaum yang di
tengah-tengah mereka dilakukan
kemakshiyatan, sedang mereka
mampu mencegahnya, tetapi
tidak mau mencegahnya,
melainkan Allah akan menimpakan adzab secara merata kepada
mereka. [HR. Abu Dawud juz 4,
hal. 122] Ya Alloh kuatkan hati dan
bantulah kami melawan perusak-
perusak akhlak Islam. Sehingga
tontonan maksiyat tidak menjadi
tuntunan. Jaga DIRI dan
Keluargamu dengan kesungguhan yang sangat ..jika anda tidak
ingin kecewa.. Wallahu a’ lam.

belajarlah dengan sungguh-sungguh walaupun di anggap aneh

Segala puji bagi Allah, shalawat
dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Dalam hidup
keseharian pernah terjadi, tetapi
tidak terlalu sering di jaman modern ini ditangkap dan
diperkarakan serta
dipenjarakan, orang-orang yang
mengaku dokter atau ahli medis,
kemudian mereka membuka
praktek, ternyata mereka tidak pernah menginjak dan
mengenyam dan lulus dari
pendidikan dokter atau ahli
medis, sehingga praktek
pengobatan yang dilakukan
adalah sebuah keberanian yang luar biasa untuk mengelabuhi
masyarakat untuk mencari
keuntungan materi lewat kedok
pengobatan kedokteran. Pernahkan kita memperhatikan
orang-orang mu’ alaf dan kemudian masuk Islam dan
dengan terang-terangan
menyatakan dirinya menyatakan
sebagai seorang Islam. Mereka
itu kadang telah bertahun-tahun
memendam sebuah keyakinan kuat dalam hatinya bahwa Islam
adalah agama yang benar. Namun
mereka belum mampu
mengungkapkan secara terang-
terangan. Dalam masa
kegundahan tersebut biasanya mereka terus menerus sibuk
menekuni Ajaran Islam, Al-Qur’ an dan As-Sunnah, sehingga
biasanya kegundahan mereka
semakin memuncak, kegundahan
untuk dapat segera secara
terang-terangan menyatakan
dirinya sebagai pemeluk agama Islam walaupun kemudian
dikucilkan oleh masyarakat
mereka. Segala puji hanya bagi Allah,
banyak orang-orang mualaf,
orang-orang yang lahir dari
keluarga non muslim, atas
kehendak Allah SWT, telah
ditunjuki oleh Allah untuk masuk Islam dan menekuni Al-Qur’ an dan As-Sunnah, kemudian
mereka menjadi seorang muslim
yang berkwalitas dan berbobot
dan lebih sempurna cara
beragamanya dibanding orang-
orang yang mengaku Islam yang lahir dari keluarga Islam. Perlu bagi kita setiap keluarga
Muslim menyadari sesadar-
sadarnya, bahwa Islam yang
tersemat di dalam diri kita dan di
dalam anak turun kita adalah
suatu nikmat Allah yang sangat besar dan perlu untuk selalu
ditingkatkan baik, penghayatan
dan pengamalanya sepanjang
perjalanan hidup kita masing-
masing. Al-Islam agama Allah, agama yang
diakui oleh Allah sebagai Agama
Allah sepanjang masa,
sebagaimana dalam firman-Nya
yang artinya
. Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thagut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang
yang mendustakan (rasul-
rasul). (QS. 16:36) Sesungguhnya agama (yang
diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang
telah diberi Al-Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat
Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(QS. 3:19) Barangsiapa mencari agama
selain dari agama Islam,
maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia
diakhirat termasuk orang- orang yang rugi. (QS. 3:85) Dan berjihadlah kamu di
jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya. Dia
telah memilih kamu dan Dia
sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah)
agama orang tuamu Ibrahim.
Dia (Allah) telah menamai
kamu sekalian orang-orang
muslim dari dahulu, dan
(begitu pula) dalam (al- Qur’ an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas
dirimu dan supaya kamu
semua menjadi saksi atau
segenap manusia, maka
dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada
tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah
sebaik-baik Pelindung dan
sebaik-baik Penolong. (QS.
22:78) . Allah sangat menyayangi umat
manusia, agar mereka
menyembah kepada Allah Tuhan
semesta Alam, Tuhan yang Esa
dan tidak menyekutukan Allah
dengan sembahan-sembahan yang lain. Termasuk
mengamalkan syari’ at-syari’ at yang telah dituntunkan dalam
Islam dan meninggalkan syari’ at- syari’ at yang datang dari selain Agama Islam.
. Katakanlah:”Hai orang- orang kafir!” (QS. 109:1) aku tidak akan menyembah
apa yang kamu sembah (QS.
109:2)
Dan kamu bukan penyembah
Ilah yang aku sembah (QS.
109:3) Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa
yang kamu sembah (QS.
109:4)
dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah (QS.
109:5)
Untukmulah agamamu, dan
untukkulah agamaku (QS.
109:6) Dia telah mensyari’ atkan bagi kamu tentang agama
apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama
itu orang yang
dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang
kembali (kepada-Nya). (QS. 42:13) Apakah mereka mempunyai
sembahan-sembahan selain
Allah yang mensyari’ atkan untuk mereka agama yang
tidak diizinkan Allah.
Sekiranya tak ada
ketetapan yang
menentukan (dari Allah)
tentulah mereka telah dibinasakan. Dan
sesungguhnya orang-orang
yang zalim itu akan
memperoleh azab yang
amat pedih. (QS. 42:21) . Sangat-sangat ganjil dan sangat-sangat aneh dan memang menjadi sangat-sangat-sangat aneh, ketika seorang yang mengaku Islam namun tidak pernah mau menekuni ajaran Al- Qur’ an dan As-Sunnah di sepanjang perjalanan hidupnya. Sebagaimana ‘ itibar seorang dokter gadungan yang menjadi
aneh dalam pandangan dokter-
dokter yang sebenarnya. Namun
dalam suasana terbalik, banyak
orang-orang yang awam
menganggab aneh orang-orang yang tekun belajar Al-Qur’ an dan As-Sunnah dan kemudian
konsekwen dalam mengamalkan
Al-Qur’ an dan As-Sunnah maka kemudian mereka mendapat
julukan yang macam-macam,
apakah itu fundamentalis,
ekstremis, fanatik, kebablasan,
dll. dan berbagai macam sebutan
yang dibuat untuk memojokkan dan mengasingkan mereka.
Demikianlah mahalnya nilai
kebenaran yang haqiqi dan
mahalnya harga Surga di sisi
Allah SWT. Dapat kita tanyakan kedalam
hati kita masing-masing,
bagaimana bila seorang dokter
yang telah belajar dengan tekun
di kampus-kampus sampai 15 th,
dan kemudian lulus hingga tingkat spesialis 2, dan kemudian
sangat teliti dan konsekwen
dengan ilmunya dan
mengetrapkan ilmunya dalam
menyembuhkan pasien-
pasiennya, apakah mereka sama dengan orang-orang yang telah
mengaku sebagai dokter yang
ternyata dokter gadungan?? Memang cara beragama masyarakat pada umumnya hingga saat ini masih jauh dari metodologi ilmiah modern. Dalam ilmu modern, bahwa sebuah
pengamalan ilmu itu berdasar
pada sumber-sumber yang kuat
dan benar. Bagaimana jika seseorang
mengaku Islam namun tidak
pernah mau belajar dengan
sunguh-sungguh dengan ilmu Al-
Qur’ an dan As-Sunnah, dan kemudian hanya mengikuti adat
istiadat cara beragama yang
telah membudaya di tengah-
tengah masyarakat, yang tidak
diketahui dengan pasti sumber
asal usulnya ?, Siapakah yang lebih dipercaya? Al-Qur’ an dan As-Sunnah ataukah adat istiadat
yang tidak jelas sumbernya?,
Jangan sampai seorang Islam menyesali diri di akhir hayatnya ketika menabrak dinding jalan buntu yang menjadikan mereka sengsara di akherat . (Pahala dari Allah) itu
bukanlah menurut angan-
anganmu yang kosong dan
tidak (pula) menurut
angan-angan Ahli Kitab.
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
niscaya akan diberi
pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak
mendapat pelindung dan
tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
(QS. 4:123) Katakanlah:”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang
paling merugi
perbuatannya” (QS. 18:103) Yaitu orang-orang yang
telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini,
sedang mereka menyangka
bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. (QS. 18:104) Mereka itu orang-orang
yang kufur terhadap ayat-
ayat Tuhan mereka dan
(kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia,
maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami
tidak mengadakan suatu
penilaian bagi (amalan)
mereka pada hari kiamat.
(QS. 18:105) Pada hari ketika orang-
orang munafik laki-laki dan
perempuan berkata kepada
orang-orang yang beriman:
“Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka):
“Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri
cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka
dinding yang mempunyai
pintu. Di sebelah dalamnya
ada rahmat dan di sebelah
luarnya dari situ ada siksa.
(QS. 57:13) . Semoga Allah menyadarkan
kepada seluruh umat manusia
yang telah mengaku beragama
Islam, agar mereka segera sadar
untuk selalu
mengilmui,menghayati dan mengamalkan dari apa-apa yang
dipelajari dari al-Qur’ an dan as- Sunnah, dan segera berhenti
dari perilaku yang sangat-sangat
ganjil dan sangat-sangat aneh,
mengaku dokter tanpa sekolah
dokter, mengaku orang muslim
tidak pernah menekuni belajar Al-Qur’ an dan as-Sunnah, sungguh suatu keganjilan yang
sangat-sangat-sangat ganjil,
semoga Allah menunjuki kita
semua untuk menjadi manusia
yang mau meninggalkan
keganjilan yang menyesatkan tersebut. Wallahu a’ lam

meracik prestasi amal

Sobat, keimanan yang yang
sudah kita proklamirkan tidaklah
hanya penghias bibir dan
sekedar label tanda pengenal.
Allah swt berjanji memberikan
testing berupa ujian dan ajakan, apakah kita benar-benar
mempunyai iman yang
berkualitas. َبِسَحَأ ُساَّنلا ْنَأ اوُكَرْتُي ْنَأ اوُلوُقَي اَّنَمآ ْمُهَو ال َنوُنَتْفُي ) ٢ ( ْدَقَلَو اَّنَتَف َنيِذَّلا ْنِم ْمِهِلْبَق َّنَمَلْعَيَلَف ُهَّللا َنيِذَّلا اوُقَدَص َّنَمَلْعَيَلَو َنيِبِذاَكْلا Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS.29:2-3) Allah swt memberikan hadiah
yang amat sangat tiada duanya
disaat nanti. Suatu waktu yang
tidak bisa mengelak, tidak bisa
kembali ke dunia dan hanya
pertolongan Allah-lah yang berlaku, just it!. Hadiah tersebut
adalah ridho kepada makhluk
untuk melenggang masuk ke
dalam jannah (syurga).
Sebaliknya, bagi yang mempunyai
iman palsu akan berkumpul di suatu tempat hina yakni neraka. Sobat, kita baru saja diingatkan
tahun baru hijriyah. So,
berkurang sudah jatah umur
kita..marilah kita renungi. Apakah
yang sudah kita lakukan sampai
detik ini, hidup sia-siakah? Hidup tanpa kesungguhan dalam
beramal shaleh-kah? Ataukah
beribadah dengan seenaknya
sendiri? Ataukah telah berusaha
menekuni amal-amal sehingga
berprestasi di mata Allah swt? Sobat pasti ingat dengan
sahabat Bilal Ra, yang senantiasa
shalat sunnah setiap kali selesai
berwudhu sehingga suara
terompahnya sudah dikabarkan
“terdengar” di surga oleh Nabi SAW. Atau Abu Dzar yang
senantiasa menjaga wasiat Nabi
SAW selama hidup untuk tidak
meninggalkan 3 hal: 2 rakaat
sunnah Dhuha, puasa 3 hari
dalam sebulan dan shalat witir sebelum tidur. Dan juga kisah-
kisah shahih lain yang terjadi
pada suatu generasi terbaik,
yakni generasi para shabat
Rasulullah SAW. Dan tentunya
sebagai pengikut menjadi kita wajib untuk mencontoh dan
mengobarkan motivasi untuk
mengikuti jejaknya. Masih ingatkah kisah 3 orang
istimewa yang berteduh di goa,
kemudian atas kehendak Allah
swt pintunya menjadi tertutup
batu dan tidak bisa dibuka
kembali. Berkat prestasi dalam amalan mereka, Allah swt berikan
solusi dan bantuan langsung.
Simak hadist berikut : اَنَثَّدَح ُديِعَس ُنْب يِبَأ َمَيْرَم اَنَثَّدَح ُليِعاَمْسِإ ُنْب َميِهاَرْبِإ ِنْب َةَبْقُع َلاَق يِنَرَبْخَأ ٌعِفاَن ْنَع ِنْبا َرَمُع َيِضَر ُهَّللا اَمُهْنَع ْنَع ِلوُسَر ِهَّللا ىَّلَص ُهَّللا ِهْيَلَع َمَّلَسَو َلاَق اَمَنْيَب ُةَثاَلَث ٍرَفَن َنْوَشاَمَتَي ْمُهَذَخَأ ُرَطَمْلا اوُلاَمَف ىَلِإ ٍراَغ يِف ِلَبَجْلا ْتَّطَحْناَف ىَلَع ِمَف ْمِهِراَغ ٌةَرْخَص ْنِم ِلَبَجْلا ْتَقَبْطَأَف ْمِهْيَلَع َلاَقَف ْمُهُضْعَب ٍضْعَبِل اوُرُظْنا اًلاَمْعَأ اَهوُمُتْلِمَع ِهَّلِل ًةَحِلاَص اوُعْداَف َهَّللا اَهِب ُهَّلَعَل اَهُجُرْفَي َلاَقَف ْمُهُدَحَأ َّمُهَّللا ُهَّنِإ َناَك يِل ِناَدِلاَو ِناَخْيَش ِناَريِبَك يِلَو ٌةَيْبِص ٌراَغِص ُتْنُك ىَعْرَأ ْمِهْيَلَع اَذِإَف ُتْحُر ْمِهْيَلَع ُتْبَلَحَف ُتْأَدَب َّيَدِلاَوِب اَمِهيِقْسَأ َلْبَق يِدَلَو ُهَّنِإَو َءاَن َيِب ُرَجَّشلا اَمَف ُتْيَتَأ ىَّتَح ُتْيَسْمَأ اَمُهُتْدَجَوَف ْدَق اَماَن ُتْبَلَحَف اَمَك ُتْنُك ُبُلْحَأ ُتْئِجَف ِباَلِحْلاِب ُتْمُقَف َدْنِع اَمِهِسوُءُر ُهَرْكَأ ْنَأ اَمُهَظِقوُأ ْنِم اَمِهِمْوَن ُهَرْكَأَو ْنَأ َأَدْبَأ ِةَيْبِّصلاِب اَمُهَلْبَق ُةَيْبِّصلاَو َنْوَغاَضَتَي َدْنِع َّيَمَدَق ْمَلَف ْلَزَي َكِلَذ يِبْأَد ْمُهَبْأَدَو ىَّتَح َعَلَط ُرْجَفْلا ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَنَل ًةَجْرُف ىَرَن اَهْنِم َءاَمَّسلا َجَرَفَف ُهَّللا ْمُهَل ًةَجْرُف ىَّتَح َنْوَرَي اَهْنِم َءاَمَّسلا َلاَقَو يِناَّثلا َّمُهَّللا ُهَّنِإ ْتَناَك يِل ُةَنْبا ٍّمَع اَهُّبِحُأ ِّدَشَأَك اَم ُّبِحُي ُلاَجِّرلا َءاَسِّنلا ُتْبَلَطَف اَهْيَلِإ اَهَسْفَن ْتَبَأَف ىَّتَح اَهَيِتآ ِةَئاِمِب ٍراَنيِد ُتْيَعَسَف ىَّتَح ُتْعَمَج َةَئاِم ٍراَنيِد اَهُتيِقَلَف اَهِب اَّمَلَف ُتْدَعَق َنْيَب اَهْيَلْجِر ْتَلاَق اَي َدْبَع ِهَّللا ِقَّتا َهَّللا اَلَو ْحَتْفَت َمَتاَخْلا ُتْمُقَف اَهْنَع َّمُهَّللا ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ْدَق ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَنَل اَهْنِم َجَرَفَف ْمُهَل ًةَجْرُف َلاَقَو ُرَخآْلا َّمُهَّللا يِّنِإ ُتْنُك ُتْرَجْأَتْسا اًريِجَأ ِقَرَفِب ٍّزُرَأ اَّمَلَف ىَضَق ُهَلَمَع َلاَق يِنِطْعَأ يِّقَح ُتْضَرَعَف ِهْيَلَع ُهَّقَح ُهَكَرَتَف َبِغَرَو ُهْنَع ْمَلَف ْلَزَأ ُهُعَرْزَأ ىَّتَح ُتْعَمَج ُهْنِم اًرَقَب اَهَيِعاَرَو يِنَءاَجَف َلاَقَف ِقَّتا َهَّللا اَلَو يِنْمِلْظَت يِنِطْعَأَو يِّقَح ُتْلُقَف ْبَهْذا ىَلِإ َكِلَذ ِرَقَبْلا اَهيِعاَرَو َلاَقَف ِقَّتا َهَّللا اَلَو ْأَزْهَت يِب ُتْلُقَف يِّنِإ اَل ُأَزْهَأ َكِب ْذُخَف َكِلَذ َرَقَبْلا اَهَيِعاَرَو ُهَذَخَأَف َقَلَطْناَف اَهِب ْنِإَف َتْنُك ُمَلْعَت يِّنَأ ُتْلَعَف َكِلَذ َءاَغِتْبا َكِهْجَو ْجُرْفاَف اَم َيِقَب َجَرَفَف ُهَّللا ْمُهْنَع “Telah menceritakan kepada kami Sa’ id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Isma’ il bin Ibrahim bin ‘ Uqbah dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku Nafi’ dari Ibnu Umar radliallahu ‘ anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam beliau bersabda: “Suatu ketika 3 orang laki-laki sedang
berjalan, tiba-tiba hujan turun
hingga mereka berlindung ke
dalam suatu gua yang terdapat
di gunung. Tanpa diduga
sebelumnya, ada sebongkah batu besar jatuh menutup mulut goa
dan mengurung mereka di
dalamnya. Kemudian salah
seorang dari mereka berkata
kepada temannya yang lain;
‘ lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya
karena mengharap ridla Allah
semata. Setelah itu, berdoa dan
memohonlah pertolongan kepada
Allah dengan perantaraan amal
shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan
kesulitan kalian. Kemudian salah seorang dari
mereka berkata; ‘ Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai
dua orang tua yang sudah lanjut
usia. Selain itu, saya juga
mempunyai seorang istri dan
beberapa orang anak yang masih
kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak.
Apabila pulang dari menggembala,
saya pun segera memerah susu
dan saya dahulukan untuk kedua
orang tua saya. Lalu saya
berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya
sebelum saya berikan kepada
anak-anak saya. Pada suatu
ketika, tempat penggembalaan
saya jauh, hingga saya baru
pulang pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua
saya sedang tertidur pulas. Lalu,
seperti biasa, saya segera
memerah susu. Saya berdiri di
dekat keduanya karena tidak
mau membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi, saya juga
tidak ingin memberikan air susu
tersebut kepada anak-anak
saya sebelum diminum oleh kedua
orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya,
telah berkerumun di
telapak kaki saya untuk
meminta minum karena rasa
lapar yang sangat. Keadaan
tersebut saya dan anak- anak saya jalankan dengan
sepenuh hati hingga terbit
fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan
perbuatan tersebut hanya untuk
mengharap ridla-Mu, maka
bukakanlah celah untuk kami
hingga kami dapat melihat langit!
‘ Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga
mereka dapat melihat langit. Orang yang kedua dari mereka
berdiri sambil berkata; ‘ Ya Allah, dulu saya mempunyai seorang
sepupu perempuan (anak
perempuan paman) yang saya
cintai sebagaimana cintanya
kaum laki-laki yang menggebu-
gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika saya pernah
mengajaknya untuk berbuat
mesum, tetapi ia menolak hingga
saya dapat memberinya uang
seratus dinar. Setelah bersusah
payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun
mampu memberikan uang
tersebut kepadanya. Ketika saya
berada diantara kedua pahanya
(telah siap untuk menggaulinya),
tiba-tiba ia berkata; ‘ Hai hamba Allah, takutlah
kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin
(menggauliku) kecuali setelah
menjadi hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya
Allah, sesungguhnya Engkau pun
tahu bahwa saya melakukan hal
itu hanya untuk mengharapkan
ridhla-Mu. Oleh karena itu,
bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ‘ Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang
lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata;
‘ Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang
untuk mengerjakan sawah saya
dengan cara bagi hasil. Ketika ia
telah menyelesaikan
pekerjaannya, ia pun berkata;
‘ Berikanlah hak saya kepada saya! ‘ Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya
tersebut hingga ia merasa
sangat jengkel. Setelah itu, saya
pun menanami sawah saya
sendiri hingga hasilnya dapat
saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji
beberapa penggembalanya.
Selang berapa lama kemudian,
orang yang haknya dahulu tidak
saya berikan datang kepada
saya dan berkata; ‘ Takutlah kamu kepada Allah dan
janganlah berbuat zhalim
terhadap hak orang lain! ‘ Lalu saya berkata kepada orang
tersebut; ‘ Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para
penggembalanya itu dan ambillah
semuanya untukmu! ‘ Orang tersebut menjawab; ‘ Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu
mengolok-olok saya! ‘ Kemudian saya katakan lagi kepadanya;
‘ Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena
itu, ambillah semua sapi itu
beserta para pengggembalanya
untukmu! ‘ Akhirnya orang tersebut memahaminya dan
membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya
Engkau telah mengetahui
bahwa apa yang telah saya
lakukan dahulu adalah
hanya untuk mencari ridla-
Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum
terbuka! ‘ Akhirnya Allah pun membukakan sisanya untuk
mereka.” (HR. Bukhari) Sobat, bagaimana dengan kita?
Sudahkah kita berusaha meraih
amalan-amalan prestatif. Meraih
prestasi pastilah memerlukan
perjuangan, pengorbanan,
ketekunan dan keikhlasan. Mulailah dengan menebarkan
salam, berpuasa sunnah, shalat
sunnah, memberi makan kepada
orang yang membutuhkan,
berani mencegah kemungkaran
dan shalat malam ketika orang lain tidur nyenyak dan amal
shalih lainnya. Marilah kita buktikan iman
kepada Allah swt dengan
memberikan prestasi dalam
beramal shalih. Tidak hanya
sekedar penggugur kewajiban
atau setengah hati dalam menekuninya. Tunjuk dan nilai
dirimu, jangan menilai orang lain.
Semoga bermanfaat..